“Aku yakin pintu hati Kemala sudah tertutup untukku. Tak mungkin lagi aku kejar,” Gerhana bergumam lemah, dia sadar tak mungkin menggapai maaf kekasih hatinya itu. “Rasanya aku sudah nggak ingin buka hati untuk siapa pun. Entahlah. Tapi saat ini sakit yang Kemala rasakan itu sakit yang aku rasakan juga. Jadi aku belum ingin memulainya dengan siapa pun. T idak ingin lagi.” “Aku sudah mengatakan ini pada papa. Terserah papa mau terima atau enggak. Niatnya lusa aku sudah mulai urus cerai ku itu.” “Tapi Papa bilang tunggu sampai anak itu lahir, setidaknya dia bisa punya akte. Tapi aku sudah jatuhkan talak di depan Papa dan Mama angkat. Surat cerai akan aku urus setelah anak tersebut lahir.” “Aku juga katakan sama papa dan mama, awal kami bisa berbuat begitu karena Witri memang membuka

