pagi nya di kafe tempat ayu bekerja dia sedang berbicara dengan mbak Dewi selaku senior nya .
"mbak...gimana bisa engga yah ijin hari ini aja. gitu?"
"bukan mbak gak ngasih yu , tapi kita tanya pak manager dulu yah . mbak gak bisa ngasih keputusan ."
"oke deh" ucap nya dengan lesu.
sambil menunggu sang manager ayu dan para pekerja mengobrol di dekat meja kasir karena pagi ini belum ada pelanggan.
"Bim , Lo tadi malem ke mana?"
"kenapa emang nya?"
Juna yang di tanya balik oleh Bima pun hanya bisa cekikikan .
"hehe...Lo tadi nya mau gua ajakin . eh tau nya Lo gak ada di rumah"
"ngapain Lo nyariin gua di rumah bangke!"
"Yee..yah gak usah nyolot bego , makanya kalo punya hp tuh di pake jangan jadi pajangan , elah!! gua udah telpon elo berkali-kali tapi Lo gak annkat bego!!" ucap si pria yang bernama Juna itu.
"yah ...mana gua tau abis nya di situ tertulis 'janban di angkat' ya udah gak gua angkat lah" sahut nya dengan enteng.
sontak hal itu membuat Meraka yang mendengar nya tertawa karena perdebatan itu.
"emang bangke elo" desis nya .
yang di umpati nya hanya tertawa sambil memegangi perut nya .
"kenapa nyari gue?" tanya nya setelah tawa nya mereda.
"huh...rencana gua mau ngajak elo ke club' . refreshing lah"
"ogah gua , pergi berdua sama elo yang ada gua jadi nyamuk di sana" ucap nya dengan malas.
"yah elo cari mangsa lah bego , percuma ganteng tapi gak di pake tuh muka buat cari mangsa."
"dih...gua mah ogah barang bekas emang nya elo servis sana sini pake apa aja mau"
" yeh dari pada elo karatan tuh onderdil ke lamaan gak di pake " ujar nya dengan menggebu.
"club' apa emang nya mas , ayu boleh join gak ?" ucapan polos yang keluar dari mulut si bungsu di antara mereka .
hal itu membuat semuanya terdiam bingung ingin menjawab apa.
" cewek kayak elo gak boleh ikut yu" jawab Juna.
"kenapa? emang club' nya lain dari yang lain yah?"
"ia" jawab Juna dengan mimik di buat serius .
"bukan club' bola atau club' kuda yah mas?"
mendengar pertanyaan dari ayu itu tak ayal membuat mereka kembali tertawa.
hahaha
"wah bener-bener loh yah , sering nonton bokep tapi club' aja gak tau." ujar Juna sambil tertawa.
"ehmm...yah kan ayu belum pernah ke sana mas." ujar nya dengan tersenyum malu.
"lain kali nanti gua ajak deh kalo elo nya mau." kata Juna dengan tersenyum menggoda.
"gak usah aneh-aneh Lo Jun." kata Bima.
"iya nih mas Juna mencemari pikiran kami aja." lanjut indah yang sejak tadi hanya mendengar kan.
"yah biar dia tau aslinya gak cuma nonton gitu!" kata nya masih dengan menggoda.
"gak usah aneh-aneh deh Lo" sahut mbak Dewi sambil menjitak kepala Juna.
"aduh mbak sakit tau!"
"kurang itu mbak , gak berasa itu mah kalo sama dia" ucap Bima memanasi.
"dasar Lo onderdil karatan!!" umpat Juna.
"onderdil mas Bima karatan? mau ayu bantu buat bersihin atau ayu bawa ke tukang servis berpengalaman."
pecah lah tawa mereka setelah mendengar hal tersebut keluar dari mulut ayu.
"sakit perut gua lama-lama nih, sumpah Lo bikin ngakak. haha"
"kan ayu cuma mau bantu mas Bima aja"
orang yang di sebutkan nama nya hanya bisa meringis sambil menghela napas.
"emang ayu pikir onderdil mas itu apa yu?" tanya nya dengan sabar.
"onderdil motor kan?" jawaban polos itu kembali di hadiahi tawa oleh mereka.
"ihh...kok pada ketawa sih , yah kalo ayu salah kasih tau emang nya apaan." ujar nya dengan sebal.
"bukan itu yu , tapi sih Otong." jawaban spontan dari mulut Juna membuat nya kembali mendapat kan jitakan dari mbak Dewi dan juga plototan dari mas Imran.
"hehe ..sorry . keceplosan gue mas tadi." ucap nya sambil mengusap bagian kepala yang sudah dua kali kena jitakan dari mbak Dewi hari ini.
"eh.." sontak saja ayu langsung mengalih kan pandangan nya kearah bagian bawah si yang punya onderdil yang di maksud .
"beneran mas , punya mas udah karatan karena lama gak di pake? bisa gitu yah mas?!"
pertanyaan dengan nada terkejut itu sontak membuat Bima menghela napas .
tanpa kata Bima mengayun kan jitakan nya ke arah Juna dengan keras.
pletak!!
"gara-gara elo nih , gak usah ngomong yang aneh-aneh deh . emang apapun yang keluar dari mulut Lo nih gak ada yang bener."
pembuat onar yang menjadi tersangka hanya tertawa melihat nya , tanpa menyahuti teman nya . dia malah menatap ayu dan berkata.
"iya yu , kalo gak dipake-pake yah begitu . karatan , lumutan , gak tahan lama." ucap nya dengan mimik serius.
"iuhh...terus punya ayu gitu juga dong yah , soalnya gak pernah di pake . tapi tiap hari ayu bersihin kok gak bau juga." ucap nya sambil melotot horor.
ayu berfikir apakah punya dia seperti itu tapi dia setiap hari bersihin kok .
setelah ucapan ayu makin keras lah tawa Juna . hal itu membuat yang lain memutar bola mata mereka dengan malas .
mereka tau bagaimana sifat Juna , hal yang dia lakukan saat ini hanya untuk menggoda mereka saja.
setelah tawa nya mereda Juna yang ingin menjelaskan sesuatu di potong oleh mas Imran .
"gini yu.."
"gak usah aneh-aneh Jun , Lo mau gua kasih penalti" ucapan dengan nada datar terkesan seram itu membuat Juna bungkam seketika.
" indah bawa ayu jauh-jauh dari Juna . kalo di sini terus bisa-bisa terkontaminasi dia." lanjut Imran.
"iya mas , ayo yu"
****
"bisakah pak?" tanya ayu.
saat ini dia ada di ruangan manager . dia sudah menyampaikan maksud datang nya dia keruangan ini.
"kenapa mendadak , harus nya bilang saja dari kemarin jika memang mendesak pasti saya ijin kan."
"soalnya ayu baru di kabarkan kemarin malam makanya ayu mendadak banget ngabarin nya."
"ya sudah saya ijin kan , tetapi besok harus datang yah karena bos akan datang besok."
"baik pak" ucap nya dengan semangat.
"kalo gitu ayu permisi mau pulang yah pak. ish udah ganteng tinggi baik jomblo lagi bapak .tipe ayu banget deh."
sontak gumaman ayu di akhir kata membuat manager yang mendengar nya terkekeh.
"kamu ngatain saya jomblo yah" tuduh nya dengan terkekeh.
sontak hal tersebut menghentikan langkah ayu , dan dia meringis pelan sambil memutar bada nya menghadap sang manager.
"hehe..gak gitu pak , kalo jomblo berarti ayu bisa daftar maksud nya buat jadi calon." ucap nya dengan manis.
"kamu ada-ada aja yah yu" sang manager hanya bisa menggelengkan kepala sambil tertawa kecil.
****
setelah keluar dari ruangan manager ayu mengemasi barang nya untuk pulang.
"di ijini. yu?" tanya mas Imran saat ayu akan keluar dari wilayah dapur.
"iya mas tapi besok ayu wajib hadir soalnya bos katanya mau Dateng."
"ya uda , selesaikan masalah kos mu dulu , biar enak kerjanya"
"iya mas , ayu pamit yah titip salam buat semua nya."
setelah ayu keluar kafe dia pulang dengan menggunakan ojek yang sedang mangkal di dekat kafe.
hanya 15 menit perjalanan dia sudah sampai di depan kos nya . setelah kepergian tulang ojek dia berjalan masuk terlihat di depan kosan dia melihat sang sahabat sedang duduk di anak tangga sambil memainkan kuku nya.
"Eca" panggil nya.
"eh yu , Uda dapat izin yah?"
"iya , kamu ngapain di sini . nunggu ayu?"
"iya soalnya tadi pemilik kos Dateng buat ngecek , cuman kamar kami doang yang gak ada orang nya."
"terus gimana ca?" tanya nya dengan panik.
"gak gimana-gimana kok ,aku kasih tau aja kalo kamu lagi kerja."
"jadi?" tanya nya penasaran.
"Miss ondel-ondel itu Uda cerita semuanya . dia cuma minta kamu buat menemui nya ada yang ingin di bicarakan kata nya."
"oh gitu , ya udah ayu kesana sekarang aja deh."
"perlu di temenin gak?"
"gak usah ayu bisa sendiri kok . makasih atas tawaranya."
"iya , kalo butuh sesuatu hubungi yah."
"iya.bye"
"bye"
ayu hanya bisa berharap dia akan di beri kemudahan , semoga saja bos nya itu tidak galak .
sampai di depan rumah sang bos kos-kos an , setelah sebelum nya bertanya alamat nya pada Miss Winda.
ayu menarik nafas dan mengontrol degub jantung nya , diketuk pintu yang berada di depan nya . tidak ada sahutan. sekali lagi di ketuknya pintu itu.terdengar sahutan dari dalam .
tak lama dia menunggu akhirnya terbuka lah pintu berwarna coklat itu.
di sana berdiri seorang pria tinggi mungkin tingginya mencapai 180 mungkin juga lebih dia tidak tahu pastinya .
yang pasti saat dia melihat pria itu dari dekat ataupun jauh dia harus mendongakkan kepala nya.
pria itu keluar hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggang nya yang terlihat kuat itu dengan perut kotak nya yang memanjakan mata . apalagi tetesan air yang jatuh dari rambut yang mengalir ke bawah menambah kesan maskulin.
wajah yang tampan yang membuat orang tidak bisa mengalih kan pandangan dari nya . sosok nya yang tinggi menambah nilai plus dan badan yang ber otot nampak keras itu . dengan perut yang memiliki kotak-kotak juga pinggang yang terlihat kuat di balik handuknya itu .
ini lebih seksi dari pria yang sering dia tonton di film porno itu , sontak saja ayu ingin memegang nya tetapi ia tahu itu tidak mungkin jadi ia hanya bisa melihat nya sambil menggigit jari nya gemas untuk meraba yang ada di depan nya.
"berapa lama kamu akan melihat saya seperti itu?" suara berat yang khas itu menginterupsi nya.
ayu yang mendengar suara itu tersentak kaget bukan karena dia dapat teguran lebih tepat nya ayu mendengar suara yang seksi sama seperti dia lihat yang ada di depannya.
saking ingin menyentuh nya ayu sampai menjulurkan tangan yang tidak ia gigit kedepan .bermaksud untuk menyentuh tapi si empu nya badan malah memundurkan nya. sambil mengernyit heran.
dengan mata memelas dia menatapi si pria.
"ayu pengen pegang itu" tunjuk nya pada perut si pria .
tentu saja membuat si pria mengernyit heran , kenapa ada perempuan se frontal dia.
Sambil memutar bola mata nya si pria menjawab.
"jika tidak ada keperluan silahkan pergi ." ucap nya hendak menutup pintu.
"eh...iya iya . ayu akan bicara.ayu penyewa kos ingin mencari yang punya kosan."
seakan mengerti si pria membuka pintu lebih lebar bermaksud menyuruh ayu untuk masuk dan berbicara di dalam.
setelah keduanya masuk si pria meminta nya untuk duduk dan ia mengambil air di dapur nya.
"silahkan di minum."
"terimakasih"
si pria yang duduk di depannya ayu membuat fokus nya hilang kembali , seperti nya si pria tidak berencana mengganti pakaian dan malah langsung duduk di depan nya.
dia duduk di sofa single dengan kaki yang bertumpuh dan kepala yang bertopang pada sebelah tangan.
"ehmm...pak gak ganti baju dulu gitu?" tanya nya basa-basi.
"tidak , bukanya kamu lebih suka melihat saya begini ." katanya dengan tersenyum.
"suka banget malah , tapi kan saya jadi gak konsen pak . lupa apa yang mau di bilang soalnya ngeliat roti sobek secara nyata , biasa nya kan cuma di film biru aja." kata nya dengan polos.
hal tersebut membuat si pria mengangkat sebelah alis nya , sambil ter senyum miring.
(Selasa , 29 Maret)