Hari Perkenalan

1190 Words
   Hari itu, mentari terang menyilaukan pandanganku.... Dimana hari-hari sunyi menyertai hidupku... Tanpa ada sanak saudara atau pun teman untuk menumpahkan segala keluh kesah ku... Walau aku memiliki sahabat, tetapi aku tidak serta Merta mudah untuk membagi masalah ku dengan mereka... Itulah kesedihan anak rantauan... Aku typekal orang yang bisa dibilang tertutup untuk segala masalah yang ku hadapi... Tetapi aku tidak perlu khawatir karena saat mendengar sorak riuh anak-anak didik ku aku selalu merasa gembira dan bahagia... Dreeettt...dreettt.... Hand phoneku bergetar didalam loker tanpa jawaban apa pun. Setelah waktu istirahat aku baru memeriksa gawai di dalam lokerku.    Beberapa panggilan tak terjawab, tertera nama Cherry disana. Aku segera menelfon balik Cherry setelah makan siang...    Hy Cherry... Ada apa? Tanyaku. "Apakah nanti sore bisa hadir di acara pernikahan Anne?" (Anne adalah sahabat mereka saat dibangku perkuliahan).    Hm sepertinya aku tidak bisa gabung deh Cher, waktu cutiku sudah habis.    Kok gitu sih...?    Nih kamu tu udah di bikinin seragam bridesmaid lho... Bajunya ada sama aku nih. Masa nggak datang sih...?    Ya udah nanti aku kabari lagi ya kalau bisa datang. Sekarang aku mau kerja dulu.. Bayy...    Siang itu tepat hari Sabtu, sekolah tempatku mengajar selesai pukul 12.30 WIB. Aku bergegas untuk segera pulang walau matahari siang yang sangat terik itu tak kuhiraukan.    Ku raih helm & segera menaiki motor kesayanganku menuju tempat tinggalku yang harus ditempuh kurang lebih selama 30 menit.     Sesampainya di rumah aku segera membersihkan diri, menjalankan kewajibanku sebagai umat muslim yaitu melaksanakan shalat Dzuhur, lalu aku memasak untuk makan siang.    Sore hari aku kembali dihubungi oleh Cherry untuk memastikan bahwa aku jadi ikut atau tidak ke acara pernikahan Anne sahabat kami.    Setelah mempertimbangkan kembali akhirnya aku pun setuju untuk menghadiri acara Anne tersebut.    Setelah malam tiba teman-teman kampus kami pun datang ke acara tersebut.  Dan salah satu diantara mereka naksir kepadaku.  Lelaki itu bernama Anjas.    Kami pun akhirnya foto bersama yang dimana Anjas ingin selalu berdekatan denganku. Sampai teman-teman kami selalu meledek Kami untuk segera menyusul menikah.    Hari mulai malam. Dan acara pun semakin ramai. Saat itu teman-teman kampus kami telah berpamitan untuk pulang. Sementara kami para sahabat masih tetap setia berada disana untuk menunggu hingga acara selesai.    Saat kami sedang duduk-duduk santai ada seorang bapak paruh baya mendatangi kami untuk sekedar basa-basi menanyakan nama kami dan tempat tinggal kami.     Setelah itu kami pun dengan ceria berfoto bersama pengantin teman kami Anne. Saat selesai sesi tersebut ada seorang ibu paruh baya berkata bahwa "siapa yang mau jadi menantu saya..?"     Aku, Fatma, Chery & Feby, Kami pun hanya senyum dan saling pandang satu sama lain.   Tak berselang lama kami pun pamit untuk pulang. Anne berbisik di telingaku "Cowo itu meminta nomor ponselmu Din"... Ya tidak apa-apa ne kasih saja selama itu cowo baik-baik. Tegasku.   Aku sampai rumah sudah pukul 23.00 WIB setelah selesai membersihkan diri, mengerjakan kewajibanku, lalu aku bergegas untuk istirahat. Tidak lupa mengecek benda pipih itu di atas meja. Saat itu banyak chat & panggilan tak terjawab setelah ku periksa ternyata nomor tak dikenal.   Assalamualaikum &. Selamat malam. Hay,....   Maaf.... Sudah mengganggu malam-malam begini.   Maaf,... kalau boleh tau ini dengan siapa ya...?    Perkenalkan namaku Ardiyan. Nama kamu siapa...?    Nama saya Diana...    Salam kenal Diana...    Salam kenal kembali... Maaf saya harus istirahat... Assalamualaikum... Begitulah kira-kira isi chatnya...   Setiap pagi selalu disambut dengan sapaan hangatnya Ardiyan...   Hay... Diana... Apakah boleh kita bertemu untuk berkenalan lebih dekat...? Baiklah... Jika aku tidak sibuk, Besok kita bertemu di Restoran terdekat dari tempat tinggalku saja ya Ardiyan... Baiklah Diana... Keesokan harinya....   Setelah malam tiba, aku segera bergegas untuk bersiap-siap untuk menuju ke restoran terdekat dimana kami membuat janji temu...  Sesampainya di Restoran tersebut, kami pun bertemu. Hay.... Diana... Hay....juga Ardiyan... Kamu mau pesan apa Diana...? Nasi goreng... Baiklah....   Sambil menunggu pesanan datang, kami pun berkenalan lebih dekat. Entah mengapa hati ini ada sesuatu yang terasa sangat aneh...    Walaupun baru bertemu kali ini tetapi getar-getar di d**a terasa sangat mengganggu... Entah lah apa yang terjadi. Aku pun tak menghiraukan hal itu...    Pesanan yang ditunggu-tunggu akhirnya pun telah tersedia.    Kami pun menyantapnya, ada rasa canggung di antara kami berdua karena baru pertama kali bertemu.    Ehem... Diana, apakah kamu tinggal bersama orang tuamu di sini...? Oh tidak... Aku disini tinggal sendiri... Orang tuaku tinggal di luar daerah...    Lalu, apa kegiatanmu saat ini...? Apakah kamu bekerja Diana...?    Iya saya bekerja di salah satu sekolah yang bernaung pada Yayasan Pendidikan Anak Indonesia...    Oh kamu seorang pendidik...? Ya kurang lebih seperti itu... Kalau kamu bekerja dimana saat ini Ardiyan...?    Oh aku bekerja di salah satu perusahaan. Tetapi saat ini statusku masih karyawan biasa.  Apakah kamu masih bersedia untuk berteman denganku...? Apakah pertemanan di ukur dengan status pekerjaan...? Tanyaku saat itu...    Hehehehe... Zaman sekarang wanita sangat memilih, hanya sebagian kecil saja wanita yang mau menerima pria dengan keadaannya saat ini..      Baiklah Diana jika kau tidak seperti yang lain... Hari sudah larut mari kita pulang... Di lain waktu kita bisa bertemu lagi kan...? Baiklah... Ucapku...    Terimakasih untuk waktunya Diana... Ucap Ardiyan...    Musim dingin telah berlalu, tibalah saatnya menjadi musim panas...    Sejak saat itu kami pun semakin akrab satu sama lain... Setelah beberapa hari dari pertemuan tersebut, Ardiyan memintaku untuk menemuinya kembali di cafe tersebut...    Di sela-sela kegiatanku yang sangat padat, aku sempatkan waktu untuk menemuinya walau hanya sebentar saja...    Di pertemuan kedua tersebut Ardiyan menawarkan aku untuk ikut bertandang ke rumahnya di lain waktu untuk memperkenalkannya pada orang tuanya...    Setelah beberapa hari tepatnya 2 Minggu setelah pertemuan itu, aku pun bersedia untuk bersilaturahmi ke rumah orang tuanya yang tidak jauh dari tempat tinggalku...    Hari itu, cakrawala Senja telah menyunggingkan pancaran cahaya yang merekah terang, membuatku takjub akan keindahannya.... Sehingga kuselalu memuji sang Penciptanya... Hari ini adalah hari dimana semua orang mengharapkannya untuk dikenalkan kepada keluarga pasangannya...  Tak berselang lama, Ardiyan datang menjemputku untuk bertemu orang tuanya. Sesampainya disana aku pun terkejut dengan seseorang paruh baya yang sedang duduk di teras rumah dengan menghampiri kami datang saat itu...  Assalamualaikum... Ucapku... Waalaikumsalam...   Lalu saya pun bersalaman dengan mencium punggung tangan orang tua Ardiyan...   Dan ternyata orang tua Ardiyan lah yang saat itu bertemu kami di acara pernikahan Anne...  Dan beliau pula lah yang menawarkan kami untuk menjadi menantunya... Oh tuhan... Dunia sesempit ini... Apakah ada tabir dibalik semua pertemuan ini...? Tanyaku dalam hati... Mari silahkan duduk nak... Baik pak Bu...    Setelah perkenalan,... Banyak hal yang beliau pertanyakan... Sekarang kerja dimana nak Diana...? Saya kerja di salah satu sekolah swasta di kota ini pak, Saya juga membuka kursus privat di tempat tinggal saya atau juga menjadi guru privat panggilan... Dan saya juga sedang melanjutkan studi yang selangkah lagi akan selesai pak.    Oh iya... Apakah kamu tinggal bersama orang tua kamu disini...?    Tidak pak... Orang tua saya tinggal di luar kota, mengikuti tempat tugas ayah saya yang sebagai Pegawani Negri Sipil...    Perbincangan dan perkenalan yang cukup singkat... Setelah malam mulai larut, saya pun pamit untuk pulang. Karena besok akan bekerja dan melaksanakan rutinitas seperti biasa...    Ardiyan pun mengantarku pulang. Disepanjang perjalanan pulang, dia mengungkapkan perasaannya terhadapku... Tetapi belum sempat aku jawab, tiba-tiba mobil yang kami kendarai sudah sampai di depan pagar tempat tinggalku... Maaf Ardiyan, kita bahas besok saja ya... Hari ini aku sangat lelah sekali... Baiklah Diana... Saya tunggu jawabanmu besok... Oke Ardiyan... Sampai jumpa... By...by... #vote#

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD