Berhasil Tertangkap part 2

1110 Words
Setelah berguling-guling di tebing curam hingga mendapatkan cedera yang menyakitkan, Katarina masih sadarkan diri, bahkan ia sadar ketika tubuhnya tersangkut di antara dahan pohon yang besar. Ia menggelengkan kepala berusaha menyingkirkan rasa pusing dan pandangannya yang berkunang-kunang, darah yang mengucur keluar dari luka pada dahinya terabaikan begitu saja. Ia berusaha bergerak, sayang sekali usahanya sia-sia saja dikarenakan luka yang didapat oleh tubuhnya terlalu parah, itu cukup serius untuk membuat dirinya tak mampu melakukan banyak hal. “Ini buruk, luka pada tubuhku terlalu parah, aku tak mampu bergerak.” Katarina berucap dalam benaknya, pasang matanya tertuju ke arah bawah di mana kegelapan luas dari jurang tampak sedang menganga menunggu dirinya untuk terjun ke bawah sana. “Mereka mungkin akan segera tahu bahwa aku tidak benar-benar jatuh. Seharusnya aku bisa melakukan sesuatu.” Dikarenakan tak ingin tertangkap oleh mereka yang mengejarnya, Katarina ingin melakukan sesuatu, ia berusaha membebaskan tubuhnya. Dan untuk kedua kalinya, usahanya benar-benar percuma, perbuatannya hanya membuat luka-luka pada tubuhnya menjadi terasa semakin sakit, ia mengerang pelan akibat tusukan rasa sakit itu. “Percuma saja, tak ada yang bisa kulakukan saat ini.” Setelah mengatakan itu pada dirinya sendiri, Katarina berhenti untuk berusaha, ia membuat tubuhnya lunglai lalu bergeming di sana. Selama beberapa waktu lamanya, ia hanya mampu merasakan rasa sakit luar biasa yang menyerang sekujur tubuhnya, merasakan darah yang menetes keluar dari tubuhnya sedikit demi sedikit. Entah berapa lama waktu berlalu ketika dirinya berada dalam keadaan bergeming seperti itu, yang jelas keadaan seperti itu tak terlalu lama berlangsung dikarenakan beberapa detik kemudian setelahnya, Katarina merasakan ada muatan kekuatan yang menangkap lalu menarik tubuhnya dari sana. “Apa ini? Apakah ini ... telekinesis?” Katarina yang sebelumnya memejamkan matanya langsung terjaga seketika, kedua matanya terbuka lebar-lebar tatkala tubuhnya mulai terangkat dari tempatnya mendarat. “Sudah kuduga kalau dari mereka ada yang mampu melakukan ini, s**l, sulit rasanya berhadapan dengan sesama pengguna kekuatan psikis.” Ia menggerutu pelan dalam benaknya, pada saat itu tubuhnya bergerak ke arah atas semakin tinggi dan lebih cepat dari sebelumnya. Ia kembali memejamkan matanya, pura-pura tak sadarkan diri agar tak ada kontak atau apa pun yang tak dirinya sukai antara ia dan mereka. Ketika tubuhnya digeletakkan di atas jalanan, ia sedikit membuka matanya untuk melihat ada berapa banyak orang yang mengejarnya. Yang mampu dirinya lihat hanyalah empat orang saja, sisanya berada di luar pengamatannya. “Ah s**l, aku malah tertangkap, padahal sudah sejauh ini aku pergi. Jika seperti ini, maka pengorbanan Nicolle sia-sia saja.” “Lama sekali kerjamu, aku bosan menunggu.” Katarina memejamkan matanya, tapi ia masih dapat mendengar suara-suara percakapan mereka. “Jangan mengeluh, dia sudah ada di sini, bukan? Kita berhasil mendapatkannya.” Suara pria yang ada di belakangnya ini tersaring seolah pria ini mengenakan masker yang mengganggu suara aslinya. Katarina merasa yakin bahwa pria yang berada di belakangnya adalah pria yang mampu melakukan telekinesis. “Kau yakin tak membunuhnya? Aku tak mau bertanggung jawab kalau dia mati gara-gara ini.” Pria yang pertama kembali berbicara, suaranya tak membuat Katarina nyaman. “Jangan berlebihan, lihat saja sendiri, dia masih bernapas. Pria itu mengangguk pada tubuh Katarina yang masih bergerak menandakan bahwa gadis itu sedang bernapas. “Sudah ah, aku pergi duluan.” Suara langkah kaki pria itu terdengar jelas oleh Katarina, pria pengguna telekinesis itu menjauh dari tempatnya berada. “Dia pergi? Kenapa? Itu tidak penting, dengan ini jumlah orang berkurang, aku memiliki sedikit lebih kesempatan untuk melarikan diri.” Katarina berucap dalam benaknya, sekali lagi ia berusaha untuk melihat jumlah orang yang ada di sana. Sayangnya, ia masih tidak bisa melihat dengan benar, selain karena gelap, jarak pandangnya memang terbatas, Bahkan ketika helm nya dilepaskan, itu tidak membuat penglihatannya lebih baik. “Apa yang kalian tunggu? Bawa wanita ini segera!” Pria yang satunya segera memerintahkan dengan bentakan keras. Katarina tak melakukan apa-apa, ia masih berpura-pura pingsan ketika ada sepasang tangan yang meraih tangannya lalu sepasang tangan lain yang memegang kakinya. Ia lunglai ketika diangkat lalu digotong menuju ke arah mobil van yang tak jauh di parkirkan di tempat kecelakaan berada. Pada saat bersamaan tubuhnya dalam perjalanan menuju van, Katarina mendengar suara sepeda motor yang meninggalkan tempat itu, si pria pengguna telekinesis benar-benar telah pergi dari tempat ini. Tubuhnya ditaruh dengan kasar di belakang, ia diperlakukan seperti barang yang tak berharga. Tak lama setelah itu, orang-orang yang berada di luar segera berjalan masuk ke dalam mobil. Setelah pintu-pintu ditutup, mesin segera dinyalakan. “Begini saja? Apa mereka tak akan mengikatku atau semacamnya?” tanya Katarina dalam benaknya, ia tak mengira bahwa para pengejarnya begitu meremehkan darinya. Apa mungkin karena dirinya yang lemas dan terluka, mereka mengira kalau ia tak akan mampu melawan dan meloloskan diri? Maka dari itu ia tak diikat? “Apa pun itu, ini malah bagus, aku bisa lebih mudah meloloskan diri.” Katarina tidak mempermasalahkan apakah mereka meremehkan atau menyepelekan dirinya, justru ini adalah kabar baik di mana ia memiliki kesempatan untuk lolos. Mobil kemudian melaju meninggalkan tempat kecelakaan Katarina. Kendaraan itu tidak memutar arah, sepertinya setelah keluar dari jalan alternatif, van akan melaju di jalur utama untuk kembali ke tempat asal. “Kalian menaruhnya begitu saja? Tak ada yang mengikatnya?” tanya pria bersuara keras itu, sepertinya salah satu dari mereka ada yang cerdas dan baru menyadari apa yang terjadi. Katarina yang sebelumnya merasa mudah dan senang karena ia dibiarkan bebas segera kesal karena mendengar itu. “s****n, aku terlalu cepat berbicara.” Tak lama setelah itu, ada tangan yang meraih tangannya, untuk kali ini, Katarina tidak diam begitu saja, ini adalah saat bagi dirinya untuk mengakhiri sandiwara yang dirinya lakukan. Tangannya langsung bergerak terjulurmenangkap memegang tangan pria itu lalu menariknya, dengan bantuan tangan satunya, Katarina langsung menghantamkan siku pada leher pria itu. Serangannya sukses membuat pria itu hilang kesadaran, hantaman kuat pada titik vital sangat efektif. Si pria yang berniat mengikatnya tak sempat melakukan perlawanan atau pertahanan, ia tak menyangka bahwa gadis yang terluka dan tampak lemah itu malah sadarkan diri lalu melakukan serangan kejutan yang mematikan. Karena kegaduhan itu, perhatian para pria di sana langsung tertuju ke arahnya. “Apa yang terjadi?” teriak salah satu pria. Pada saat itulah mereka langsung mengetahui apa yang sebenaranya terjadi. Tanpa mengatakan apa-apa, Katarina langsung bangkit lalu menggunakan tubuh pria yang ia kalahkan sebagai tameng. Pada saat itulah tiba-tiba tembakan beruntun mengarah pada Katarina, sebagian peluru memecahkan kaca belakang, sebagian lagi tertanam pada tubuh pria yang dijadikan tameng oleh gadis itu. Tentu saja, pria itu langsung berakhir hidupnya setelah semua. Katarina bisa melihat arah tembakan dengan baik sehingga ia berhasil selamat dengan tameng berdaging sebagai tempat perlindungannya. Melihat bahwa serangan berupa tembakan bisa saja mencelakai target mereka, salah satu pria langsung menghadang, aksi tembak menembak itu segera berhenti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD