Bab 25 Ciuman Panas Tuan Huo

2062 Words
Adegan di ruangan VIP itu sangat mencekam hingga semua orang gemetar ketakutan. Mereka semua tahu seperti apa Aidan Huo jika telah disinggung. Bahkan, mereka pernah mendengar sebuah perusahaan yang membuat Grup Huo marah, dan tanpa ada peringatan, tiba-tiba saja bangkrut dalam seminggu! Meskipun tidak ada bukti kalau Grup Huo yang melakukannya, semua orang sudah pasti tahu siapa pelaku di baliknya. Pria yang menghina Ruby tadi dibawa keluar oleh dua pria lain dalam keadaan menyedihkan. Punggungnya merah oleh darah dan beling kaca meja tertancap di sana. Para wanita yang menundukkan kepalanya takut-takut melewati Aidan menuju pintu keluar, tidak mau terlibat dan mendapatkan nasib yang sama. Dastan mendekat dengan wajah cemas ke arah Aidan yang sedang menatap murka dalam diam wanita di sebelahnya. “Aidan, kamu apa-apaan? Kenapa melukainya seperti itu? Kamu tahu dia itu siapa?” “Dia siapa itu aku tidak peduli. Kalau kamu tidak mau membuatku marah, sebaiknya keluar dari ruangan ini seperti mereka,” peringatnya dingin dan tajam. “Aidan! Kamu tidak masuk akal! Kalau tidak mau Ruby dihina dan dilecehkan oleh mereka, kenapa membawanya ke mari?” geram Dastan kesal, kening mengencang kuat. Sama sekali tidak mengerti apa mau pria itu! Wajah Aidan Huo menggelap mengerikan, mendongakkan dagunya arogan dan mata menyipit dingin. Auranya begitu kuat dan mengintimidasi hingga udara di ruangan ini turun beberapa derajat. “Aku mau apa dengan mantan istriku, apakah itu ada sangkut pautnya denganmu?” sinis Aidan, menekankan pada kata ‘mantan istri’ seolah-olah dia adalah penguasanya. Tidak peduli dia sudah membuangnya atau tidak. Dastan tersinggung, melirik Ruby yang menundukkan kepalanya begitu rendah, tubuhnya semakin dipeluk erat oleh Aidan seolah-olah takut wanita itu kabur. “Kamu dan Aidan telah bercerai, bagaimana kamu masih bisa punya muka bersamanya? Apa kamu sungguh tidak tahu malu, Rubyza Andara? Dia dan keluargamu bahkan sama-sama membuangmu seperti sampah! Apa sebenarnya yang kamu inginkan dengan sikap seperti ini? Demi dia, kamu rela dipermalukan? Apakah cintamu kepada Aidan sudah tidak bisa tertolong lagi meski telah menikah dengan 4 pria berbeda? Kenapa kamu tidak bisa move on darinya? Atau kamu hanya mengincar kekayaannya saja seperti gosip yang beredar itu?” Ruby hanya bisa menggigit bibirnya gugup, kepala terus menunduk menghindari mata Dastan yang marah dan tidak terima dengan keadaan sekarang. Memangnya menikah berkali-kali adalah keinginannya? Ruby juga ingin menikah hanya satu kali dan untuk selamanya! Dia juga tidak mau bersama Aidan sekarang, tapi pria itu malah memburu dan menjeratnya seperti hewan buruan! Apa kuasanya menolak perintah mereka di ruangan ini jika Aidan saja sudah melemparnya tanpa perasaan untuk ditindas? Kalau melawan, malah mungkin akan bernasib lebih buruk lagi! Sialan! Apa semua orang tidak bisa berhenti menilainya sebagai wanita penggali emas? Kalau dia begitu menyukai uang dan kekuasaan, hidupnya tidak akan menderita karena cinta! Mendengar sindiran Dastan dan Ruby diam saja, Aidan mengernyitkan kening tak suka. “Sudah cukup ceramahnya?” Dastan melirik ke arah Aidan, sorot matanya menampilkan amarah yang sulit dijelaskan. Dadanya bergemuruh dengan sikap dinginnya yang dinilai tidak manusiawi. “Haruskah kamu mempermalukannya seperti ini? Dia itu adalah mantan istrimu, Aidan! Kamu tidak malu kalau orang-orang itu menghina Ruby? Bukankah itu sama saja mereka menghinamu? Apa kamu sungguh tidak punya hati nurani sedikitpun? Lepaskan dia dan jangan berurusan lagi dengannya! Jika Belinda sampai tahu, apa yang akan dipikirkan olehnya? Kamu tidak takut publik akan menilaimu sebagai pria yang munafik dan plin-plan?” Sudut bibir Aidan tertarik licik dan dingin, mendengus sangat angkuh. Matanya yang menyipit semakin dingin dan dingin. “Sejak kapan kamu begitu perhatian kepada Ruby? Apakah tadi dia telah menggodamu? Apakah begitu menyenangkan digoda oleh wanita yang merupakan bekas dari 5 pria di kota ini?” Ruby tidak nyaman mendengarnya, tanpa sadar hendak pergi dari sisi Aidan, tapi pria itu malah semakin memperkuat pelukannya. Seolah-olah dia tengah pamer di hadapan Dastan bahwa wanita ini adalah miliknya! “Aidan, ada apa denganmu? Tidak ada angin, tidak ada hujan, kamu malah membawa Ruby yang baru saja keluar dari penjara seperti ini. Kalau kamu memang tidak mau dengannya, maka jangan mempermainkannya! Tidakkah kamu sudah cukup menghancurkan hidupnya sampai ke titik tidak bisa kembali lagi?” Dastan semakin emosi, tangan kanannya mengepal tanpa sadar meski pembawaannya masih terlihat tenang. Sialnya, Aidan Huo menyadari reaksinya itu, dan malah membuatnya kesal tidak jelas. Hatinya sangat tidak nyaman melihat teman dekatnya sendiri sedang membela mantan istrinya yang sangat jahat. Kenapa Dastan begitu peduli kepada Ruby? Ada rasa tidak terima hadir di hati Aidan, lalu melirik dingin ke arah wanita di dalam pelukannya. “Kamu dengar omong kosongnya barusan? Apakah kamu ingin pergi bersamanya?” Dalam mata Aidan mengandung ancaman yang sangat jelas. Dingin dan dalam bagaikan danau es tanpa dasar. Ruby gemetar ketakutan, menunduk menghindari tatapan dua pria itu, dan suaranya lirih bagaikan semilir angin di udara, “tidak, Tuan Huo. Saya tidak mau pergi bersamanya.” “Sungguh?” tanya Aidan tidak yakin, nada suara dingin dan rendahnya seolah-olah menguji Ruby. Wanita itu semakin menciutkan tubuhnya dalam pelukan Aidan, berkata lagi dengan kalimat sangat lirih dan lemah, “sungguh. Saya ingin di sini bersama Tuan Huo.” Mendengar pengakuan itu, Aidan merasakan kepuasan batin tiada tara. Wajahnya tersenyum arogan dan dingin mengejek ke arah Dastan yang memuram kelam kehilangan semangat. “Ruby, aku tidak menyangka kamu begitu menjijikkan. Apa kamu tidak punya harga diri sama sekali?” Harga diri? Apakah dia punya harga diri? Dia punya! Dia punya harga diri! Tapi, mau seperti apa pun dia menjaganya, Aidan pasti akan menghancurkannya! Tidak ingin berlama-lama mendengar penghakiman dari pria yang dinilainya munafik itu, Ruby membalasnya dengan kalimat yang menusuk, bibirnya tersenyum seraya menatapnya lurus tanpa kedip. “Harga diri? Kak Dastan, kamu pikir seorang wanita yang telah mengejar seorang pria selama bertahun-tahun, masih punya harga diri? Aku rasa jawabanku sudah jelas.” Usai berkata demikian, tatapannya berubah kosong. Ruby tersenyum pahit dan menundukkan kepalanya patuh. Dastan tercengang! Sekujur tubuhnya gemetar oleh amarah dan rasa kecewa! Kenapa Ruby sebodoh ini?! Aidan Huo yang masih memeluk erat sang mantan istri, mengernyitkan kening tak nyaman meliriknya. Tatapannya mengamati tubuh kecil Ruby dengan perasaan rumit. Di matanya, Ruby memang tergila-gila kepadanya selama bertahun-tahun, tapi dia masih selalu mempertahankan kehormatannya sebagai wanita yang mengaku paling mencintainya di muka bumi ini. Tapi, apa yang didengarnya barusan? Aidan Huo tiba-tiba tidak suka dengan sikap Ruby yang terlalu menghina dirinya sendiri, tapi begini juga bagus, setidaknya Dastan akan menjauh darinya. Seperti ada kemenangan kecil di hati Aidan, dia lalu menoleh ke arah Dastan yang membisu hebat, menegurnya dengan nada suara rendah yang masih tertahan baik. Tidak menunjukkan kalau dia sebenarnya tidak suka dengan kepedulian Dastan kepada wanita yang telah dibuangnya itu. “Puas mendengar jawabannya? Dia ini adalah kucing liar yang setia kepadaku. Tidak perlu uluran tangan dari pria lain agar membuatnya senang. Bukan begitu, Rubyza Andara?” Ruby syok mendengar hinaan dingin Aidan, tanpa sadar mendongak melihat wajah tampan yang tengah tersenyum jahat ke arahnya. Rasa kecewa tergambar jelas di mata wanita ini. Aidan Huo! Sejak kapan dia bermulut busuk seperti itu?! Dia memang sangat mencintainya hingga menjadi wanita bodoh, tapi kucing liar? Apakah dia selalu menilainya seperti itu? Dastan ingin mengatakan sesuatu, tapi tenggorokannya terasa seperti tercekik. Rahang mengeras seiring kedua tangannya mengepal kuat. Mata menatap serius wanita di depannya. Tatapannya tidak hanya mengandung amarah, tapi juga kekecewaan yang sangat jelas! “Dasar bodoh!” umpatnya kesal, lalu berlalu dari ruangan dengan wajah penuh konflik. Ruby terdiam menatap lantai, bulu mata lentiknya melambai lesu. Sekarang apa? Dia benar-benar sangat rendah di mata semua orang! Dipikirnya, dia sudah bisa memulai kehidupan yang lebih baik dan melupakan semuanya. Tapi, Aidan dengan kejamnya malah menariknya ke lubang neraka. Selama beberapa detik, Ruby diam saja dalam pelukan hangat Aidan. Tidak berminat adu mulut, atau pun meladeni pria kejam itu. “Apa kamu akan terus berdiri di sini?” sindir Aidan dingin, mengguncang pelan tubuhnya dengan wajah tiba-tiba menggelap kelam. Bibir Ruby tertutup rapat, meliriknya sekilas lalu menundukkan kepala meminta maaf. “Maaf telah merepotkan, Tuan Huo. Saya permisi kalau begitu.” Aidan menahannya, mencegah Ruby membuka mantel di tubuhnya, dan berkata sinis, “mau ke mana? Kamu pikir bisa keluar dari sini? Ingin menggoda siapa dengan pakaian menjijikkan begitu?” Ruby kesal! Dia lalu mendongak menatapnya marah! Sangat bingung menghadapi mantan suaminya itu! Dengan wajah lelah dan putus asa, Ruby menatapnya setengah hampa. “Apa yang kamu inginkan dariku, Aidan? Kamu memburuku seperti hewan liar, melemparku untuk dipermainkan di depan banyak orang, lalu muncul bagaikan pahlawan. Lantas, sekarang kamu bertanya aku mau ke mana? Menggoda siapa? Aidan Huo, apakah kamu sungguh tidak punya hati? Aku harus apa agar kamu bisa menghapus dendam di hatimu itu? Haruskah kamu melakukan semua ini kepadaku? Kamu pikir aku mau memakai pakaian menjijikkan ini jika bukan gara-gara kamu yang menekanku?” Hening. Keduanya saling tatap dalam diam. Wajah dingin Aidan tidak menampilkan emosi apa pun, tapi kekuatan lengannya semakin hebat memeluk Ruby. Kening wanita itu bahkan mulai mengerut tak nyaman. “Kamu sungguh wanita bodoh!” umpat Aidan dingin, terlihat jelas dia menggertakkan gigi dengan tatapan tidak puas. Ruby tercengang mendengarnya! Apa-apaan dia itu? Kesal dan bingung sendiri, Ruby membalasnya tak berdaya, “ Aidan, kalau aku begitu pintar, kamu pikir aku akan berakhir seperti sekarang? Benar! Aku memang bodoh! Bodoh karena mencintai pria yang salah sampai hidupku hancur dan gelap! Bodoh karena tidak bisa membela diri saat ditindas dan difitnah oleh banyak orang! Juga bodoh karena tidak bisa mempertahankan rumah tangga setelah menikah 5 kali! Bagi pria hebat sepertimu, dunia kita sangatlah berbeda. Maaf, aku tidak bisa memahami kepintaranmu itu!” Ruby tersenyum sinis, terlihat sedang mengejek kepada diri sendiri sembari menyindir Aidan begitu jelas. “Apa maksud ucapanmu itu?” “Pikir saja sendiri. Bukankah Tuan Huo sangat pintar, dan saya hanya wanita bodoh yang dibutakan oleh cinta dan harta?” “Rubyza Andara!” Ruby diam saja melihat Aidan yang tengah meraung marah tepat di wajahnya. Tidak peduli pria itu mau melakukan apa kepadanya sekarang. Malam ini dia sangat lelah, baik fisik maupun mental. Tidak kuat lagi untuk menghabiskan tenaga miliknya. Tiba-tiba saja Ruby memejamkan mata, dan pura-pura tidur dalam posisi berdiri. Tentu saja masih dalam pelukan sang pria. “Kamu sedang apa?” tanya Aidan bingung. “Tidur. Saya sangat lelah, Tuan Huo. Ada pria kejam dan sangat jahat yang telah mempermainkan saya minggu ini. Bahkan saya tidak bisa keluar dari ruangan ini, dan malah terus dipeluk olehnya sampai ingin mati sesak napas dibuatnya.” “Kamu sedang menyindirku?” tanya Aidan geram, wajahnya menggelap tak enak dipandang. Ruby membuka mata, mendongak melihat pria bertubuh tinggi dan tampan itu. Wajahnya terlihat polos berbalut rasa letih dan lelah di kedua bola matanya yang rapuh. “Kenapa Anda merasa tersindir? Aneh sekali,” kekeh Ruby dengan sengaja, mengejeknya dengan senyum ironi. “Ruby!” Rubyza Andara diam sesaat, lalu berkata lirih, “sekarang boleh lepas tangan Anda, Tuan Huo? Saya tidak akan kabur, atau pun menggoda pria lain. Karena sepertinya mustahil keluar dari klub ini tanpa izin dari Anda, apakah saya boleh tidur di ruangan ini?” Aidan terdiam dengan wajah menahan amarah, sorot matanya dingin menakutkan. Sayangnya, Ruby tidak peduli lagi. Dia terlalu lelah. Rasanya, detik berikutnya dia bisa tumbang kapan saja. “Maaf, tubuh saya terlalu kotor dan menjijikkan, tidak sanggup mengganti atau mencuci mantel mahal Anda,” gumamnya pelan, mencoba melepas pelukan Aidan yang masih terus menahannya, tapi anehnya malah semakin menghimpitnya. Ruby keringat gelisah, merasa sangat ganjil dengan sikap Aidan. Apakah dia ingin meremukkan tulang-tulangnya? Dendam pria ini sungguh menjijikkan! “Tuan Huo, tolong lepas....” Ruby meliriknya pelan. Gerakannya yang lemah lembut dan kasihan itu seolah tengah menggoda Aidan. Jantung Aidan tiba-tiba berdetak kencang! Sudut matanya dengan jelas bisa melihat tubuh seksi Ruby yang terekspos dari mantelnya yang terbuka sebagian! Saliva menggantung di tenggorokan pria dingin itu, membuatnya tiba-tiba merasakan rasa menarik aneh yang mengalir kencang di aliran darahnya. “Aidan, tolong jangan seperti ini. Aku sesak napas,” mohon Ruby, terpaksa berbicara santai karena sudah terlalu tidak nyaman. Entah malam ini ada keajaiban apa, tiba-tiba saja Aidan Huo menarik tubuh Ruby masuk ke dalam pelukan posesifnya, dan mulai mencium bibirnya ganas dan liar! Ruby syok luar biasa! Tubuhnya yang menegang hebat tiba-tiba saja didorong jatuh ke sofa dan ditekan oleh Aidan dengan penuh antusias! Pria itu memberikan French Kiss kepadanya tanpa henti! Sangat panas dan romantis! Kedua tangan wanita itu bahkan ditahan di atas kepalanya, mencegahnya memberikan perlawanan! Ruby terbodoh linglung dengan wajah mulai memanas. Apa yang Aidan lakukan? Kenapa dia tiba-tiba menciumnya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD