Tiba-tiba ponsel Ambar berdering dari dalam tas. Wanita berkaki jenjang ini lalu merogohnya. Tampak di layar terdapat sebuah pesan masuk dari nomor yang meneleponnya tadi. Ambar segera membacanya. [Benar ini Brian?] disertai sebuah foto sang bocah yang berdiri di depan gerbang sekolah. Seketika hati Ambar diselimuti perasaan cemas sekaligus panik. Bagaimana mungkin orang asing ini bisa memata-matai putranya. Ada tujuan apa dia? Ambar khawatir Brian menjadi sasaran kejahatan orang ini. Namun, kalau memang orang jahat, kenapa pula harus mengirim pesan terlebih dahulu. Akhirnya, Ambar memberanikan diri untuk membalas orang tersebut. [Maaf, dapat nomor saya dari mana? Anda siapa?] Pesan terkirim dan segera dibaca. Orang ini memang menunggu balasannya. Tak berapa lama, Ambar menerima pes

