tok ...tok ...tok ....suara ketukan pintu itu semakin lama semakin nyaring terdengar di telinga silvia .
"siapa ya yang ketuk pintu ,perasaan aku tak pesan apa-apa"ucap via dalam hati .
tok ...tok ...tok ...
akhirnya bangkit juga silvia dari tidurnya yang lama ,entah berapa jam dia tak ingat lagi .kepalanya di rasa berat dengan sedikit terhuyung dia berjalan ke meja kaca bermaksud untuk melihat penampilanya.
"ya allah mukaku ..bukain gak ya kan malu kalau wajahku di lihat orang "kata via dalam hati sambil menoleh kekanan dan kekiri melihat matanya yang hampir menutup karena bengkak efek menangis terlalu lama dan terkena bantal.
"siapa "tanya via sambil mengintip d lubang pintu .
dia melihat lelaki bertopi hitam menunduk di depan pintu sehingga topinya menutupi wajahnya.
"saya mbak via "sahut lelaki itu sambil mengangkat mukanya dan memperlihatkan senyum manisnya.
setelah tahu siapa yang mengetuk pintu wanita itupun segera membuka pintu.
"candra ..."
"bagaimana kamu tahu aku di sini "
"kamu sama siapa "
"kamu mbuntutin aku ya "
cecar via begitu pintu terbuka sambil kepalanya tengok kekanan dan kekiri mencari sesuatu .
dan yang di tanya hanya diam bingung harus jawab yang mana dulu .
"boleh saya masuk mbak "bukanya menjawab pertanyaan via tapi candra melontarkan pertanyaan juga sambil tanganya memperlihatkan bungkusan dalam kresek yang dari tadi di bawanya.
via mengangguk dan menyingkir dari pintu bermaksud memberi jalan .kemudian setelah candra masuk di tutupnya pintu itu kembali .
" boleh saya duduk mbak "tanya candra kembali sambil tanganya menarik kursi di depan meja kaca padahal yang empunya kamar belum mempersilahkanya .
via yang masih berdiri di pintu hanya bisa mengangguk pelan ,sambil memperhatikan apa yang di lakukan lelaki itu .belum lama duduk lelaki itu menoleh kekanan kekiri mencari sesuatu.dan dia berdiri lagi setelah yang di carinya ketemu.
lantas dia mencuci kedua tanganya dan kembali ke tempat semula.
"duduk lah mbak ...makan dulu "candra menyuruh anak majikanya itu makan sambil tanganya mengeluarkan makanan yang di kemas di dalam kardus kecil ,membukanya dan mengeluarkan sendok dari pembungkusnya .tak lupa dia menyeret satu kursi di depanya mempersilakan gadis itu untuk duduk.
karena di rasa tak ada pergerakan dari gadis itu dia pun memandang lagi ke arah via yang masih tetap di tempatnya berdiri dan mata sembabnya terus mengawasi pergerakan lelaki itu.
"tak mau makan ..."
"nginapnya pingin pindah di rumah sakit ya "
"kurang nyaman ya tinggal di hotel"
"atau pingin di perhatiin "
"iya juga sih ya d hotel kan sendiri ,kalau di rumah sakit kan banyak yang merhatiin .perawatnya aja 3 kali merhatiin kita terus di tambah lagi dokter sekali .terus nanti tidurnya di sana juga pasti ada yang nemenin."sementara candra nyerocos tak ada berentinya si via hanya melebarkan mata walaupun tetap tertutup karena kebanyakan menangis .sungguh dia terkejut dengan apa yang di lakukan candra .dia yang biasanya pendiam dan pemalu kini berubah banyak bicara walaupun exspresi wajahnya tetap datar seperti biasa ,sungguh membuat silvia bingung.
"ya sudah deh aku aja yang makan ,soalnya aku lapar dari tadi pagi belum makan ."ucap candra sambil mulai menyuap nasi gudeg itu ke mulutnya .
dengan expresi yang di buat-buat seolah makanan itu sangat nikmat candra terus menyuapkan makananya ke dalam mulutnya sambil sesekali melirik ke arah gadis yang sekarang sudah duduk di atas ranjang berseprei putih itu.
"beneran mbak gak mau makan ,ini enak lho .gudeg ini aku beli langsung lho ke jogja"
pakai jet pribadi "ucapnya sambil menaikan alisnya .
lama-lama silvia luluh juga dan mulai berjalan pelan menuju meja di mana candra menikmati gudeg nya.
kalau mau jujur sebenarnya via pun merasa lapar karena sejak pagi belum sarapan ,apalagi melihat mimik muka candra yang begitu menikmati makananya mampu membuat via menelan ludah.
"kenapa mbak ....gak enak makananya ...atau pahit lidahnya "tanya candra yang melihat anak majikanya itu makannya ogah-ogahan .
walaupun merasa aneh dengan sikap candra tetapi via tetap mengangguk.
"walaupun pahit mbak harus tetap telan itu makanan mbak ,biar badan mbak gak tumbang .kalau tumbang kan makin repot gak ada tenaga buat nangis apa lagi buat lari"ucap candra datar dan si via pun mengerutkan keningnya makin dalam ,karena dia gak habis pikir kenapa anak sopirnya ini makin aneh .
"kan sama aja kayak hidup ini ,walaupun pahit harus tetap kita jalani.walaupun sulit harus tetap di hadapi gak bisa lari.
kalaupun kita tau caranya mati tapi kan keberhasilanya mutlak di tangan tuhan"
deg
kata -kata candra seolah menonjok sisi hatinya .
dia ingat tadi pagi dia hampir melompat dari jembatan saat hatinya merasa malu dan putus asa karena pernikahanya yang terancam gagal.
"kenapa dia bicara tentang bunuh diri ,atau jangan -jangan dia tau kejadian tadi di jembatan ...oh tuhann mau di taruh mana mukaku ini "ucap via dalam hati.
"sudah jam 2 mbak cepatlah bersuci dan sholad keburu habis waktunya".ucap candra setelah tau via sudah selesai makan .sementara tanganya sibuk membersihkan meja bekas mereka makan .di buangnya bungkus bekas makananya ke tempat sampah yang ada di samping meja dan lanjut cuci tangan .
sementara via buru-buru kekamar mandi untuk bersuci dan menunaikan kewajibanya sebagai umat muslim.
keluar dari kamar via celingukan mencari sesuatu karena merasa kamarnya telah sepi dan kosong .
"datangnya tiba-tiba perginya juga tiba-tiba tanpa pamit ,macam jailangkung aja ."gerutunya dalam hati .
isakan tangis itu akhirnya pecah kembali saat via memanjatkan do'a mengadu akan kehancuran hatinya kepada tuhan setelah selesai sholadnya .dia bingung harus lari kemana ,dia juga khawatir akan kedua orang tuanya ,bagaimana mereka menyembunyikan rasa malunya di depan teman-teman bisnis dan keluarga besarnya.
dia juga menyesal karena sempat membentak ibundanya ,orang yang paling dia kasihi di dunia ini .orang yang telah membimbing dan menyayangi dia .wanita yang sholehah dan sabar ,sayang kepada keluarga yang selalu menjadi idola di hatinya .
selesai do'a dia buru-buru menraih ponsel yang berada di atas meja.
di hidupkan handpon yang memang dari tadi di matikan .dia melihat banyak notifikasi masuk ke WA nya dan banyak panggilan tak terjawab dari nomer ibunda dan ayahnya.
makin deraslah air matanya ,tak terbendung lagi rasa sesak dan sesal merembes melalumatanya mengaliri pipi putihnya .
"bundaa"