Bab 8

903 Words
Dasar laki-laki aneh, kadang manis, mesra, kadang kasar dan seenak jidatnya sendiri kalau minta keinginan dituruti. Seperti sore ini dia mengajakku pulang ke rumah lagi, tapi aku masih ingin di sini. Tinggal di sini berdua dengannya lebih menyenangkan, tidak ada Mama mertua yang saat ini sangat aku ingin hindari. Wanita yang sudah melahirkan Mas Riko dan Mas Arsen itu masih saja membenciku. Menganggap diriku sebagai penyebab kematian putra bungsunya. Mendapatkan penolakan dariku, seperti biasanya Mas Arsen mengeluarkan ancaman, mengancam akan merobohkan bangunan ini. "Heh Bambang! bangunan ini dibangun papa buatku, enak aja mau dirobohkan." tentu saja hanya aku ucapkan dalam hatiku saja. Dengan kesal segera kupindahkan semua bajunya ke koper dan angkat kaki dari bukti yang beberapa hari menjadi tempat kami menginap. ***** Beberapa hari ini ada yang aneh dengan diriku, aku begitu ingin meminum semua minuman yang sudah diminum oleh Mas Arsen. Saking inginnya, seolah-olah air liurku seperti hendak menetes jika melihatnya meminum sesuatu. Sampai-sampai aku kena tegur mama. Bahkan aku akan senang saat beberapa kali lelaki itu sengaja tidak menghabiskan jusnya. Ah ... lama-lama aku seperti bukan diriku sendiri. Belum lagi aku sangat ingin mencium aroma tubuhnya, hingga aku melakukan hal gila seperti menciumi baju-bajunya yang telah dipakai bekerja, karena memeluk dan menciumnya secara langsung adalah hal yang mustahil. "Bi, pisahin baju Mas Ares yang mau di Loundry ya," kataku saat itu. Hingga sore ini aku ketahuan olehnya sedang asyik menghirup aroma yang menguar dari bajunya. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Mas Arsen yang tiba-tiba sudah selesai mandi. Aku meletakkan bajunya lagi ke tempat tidur saat mendapat teguran darinya. "Kata Bi Sumi kamu suka menciumi baju yang bekas aku pakai, kamu juga suka meminum bekas minumanku. Apa kamu sejorok itu," ucapnya menusuk hatiku. Aku sangat dongkol dibuatnya, kuraih bajunya yang baru saja kuaruh. Dengan kemarahan meledak aku hampiri pria yang berdiri tegak berbalut handuk karena baru selesai mandi itu. "Aku tidak tahu kenapa melakukan itu, aku juga tidak pernah minum bekas orang sebelumnya bahan bekas kedua orangtuaku. Aku hanya tiba-tiba suka melakukan dan aku bukan orang yang jorok!" pekikku kencang di depannya sambil melempar baju itu ke muka suamiku itu. Dasar menyebalkan. Karena kemarahan yang meledak-ledak membuat jantungku berdetak kencang, tiba-tiba kepalaku sangat pusing. "Aaww ..." Aku berteriak sambil memegang kepalaku yang berdenyut-denyut, lalu akhirnya tidak sadarkan diri. *** Saat terbangun, aku berada di ruangan serba putih, pasti ini di rumah sakit. Perlahan aku membuka mata, terlihat Papa Canda tersenyum padaku, sedangkan Mama tidak menatapku, dan suamiku yang menyebalkan itu menatapku dengan pandangan yang ... entahlah. "Selamat ya, Vira, akhirnya kamu kasih cucu buat kami," ucap Papa berkata sambil mengelus kepalaku. Kasih cucu, apa maksudnya? Aku terdiam dalam kebingungan. Kutatap suamiku yang masih terus memandangku, aku berharap sebuah jawaban darinya, tetapi lelaki itu tetap diam saja. "Kata dokter kamu hamil," ujar Papa menjelaskan lagi. "Hamil? bagaimana bisa, cuma sekali kami melakukannya dan itupun dengan paksaan bagaimana bisa," ucapku dalam hati. Ah, di sini semua orang begitu dingin, hanya papa yang peduli padaku dan menyayangiku. Papa mertuaku itu memperlakukanku seperti anaknya. Aku menanggapi ucapan papa dengan senyuman. "Ya udah Papa sama Mama pulang dulu ya, kamu istirahat dulu ditemani Arsen." Papa berkata sambil mengajak mama keluar ruangan. Kedua mertuaku itu berpamitan, keluar ruangan dan menghilang di balik pintu. "Apa kamu butuh sesuatu?" pria menyebalkan itu bertanya sambil duduk di samping ranjang pasien. Aku diam tak mau menjawab, aku masih kesal dengan perkataannya yang mengatakan kalau aku jorok. Ah, jangan-jangan aku jadi begini karena hamil. "Nak, kelak jika kamu lahir jangan jadi orang yang menyebalkan macam papamu." aku berkata dalam hati sambil mengelus perutku. "Apa kamu lapar?" Swuamiku itu bertanya lagi. "Oh ... Jadi aku berbuat JOROK begitu karena sedang hamil." Aku sengaja menekankan kata Jorok agar Mas Arsen mengerti aku tidak suka dengan perkataannya tadi . "Enggak anaknya gak bapaknya sama-sama menyebalkan!" Bukannya menjawab pertanyaannya aku terus mengungkapkan kekesalanku. Laki-laki di depanku ini tetap diam, dia menatapku dengan mata yang tiba-tiba berkaca-kaca. Apa dia hendak menangis karena ucapanku. "Apa kamu tidak menyukainya, apa kamu membenci anak itu karena dia hasil dari sesuatu yang tidak kamu inginkan?" mas Arsen berkata pelan. Hanya karena aku berkata dia dan calon anak kami ini menyebalkan, lelaki itu begitu bersedih. Aku segera meraih tangannya yang sejak tadi dia letakkan di atas ranjang, ternyata laki-laki kasar ini bisa sedih juga. "Bukan begitu mas, aku masih kesal padamu karena kau bilang aku jorok," ucapku sambil mengelus tangannya. Mas Arsen bangkit dan membawaku ke dalam pelukannya. "Maafkan aku, aku tidak pernah bisa berkata manis pada orang lain. Jangan pernah membenci anak itu, dia tidak bersalah. Seorang anak tidak pernah meminta dilahirkan, sayangi dia meskipun kamu tidak suka, pintanya sambil terus memelukku dengan erat. Kenapa Mas Arsen mengatakan hal seperti itu, mana ada seorang ibu yang tidak menyukai anaknya. "Maafkan, aku, Mas. Tidak mungkin aku tak menyukai anakku." Lelaki itu semakin erat memeluk tubuhku, entah apa yang terjadi dengannya. "Ah! aku suka aroma ini," ucapku sambil melingkarkan tangan ke lehernya. Aroma parfum yang bersatu dengan aroma tubuhnya menyapa indra penciumanku saat dia memelukku dengan erat. Menghilangkan rasa kesal dan bersalah dari dalam hatiku. Tanpa sadar aku menggosokkan hidungku ke lehernya dan menghirupnya dengan nikmatnya. "Aahh," sebuah suara keluar dari mulut Mas Arsen. Aku segera melepas pelukanku dan mendorong tubuhnya, setelah itu aku tidur berbalik memunggunginya. "Aihh kenapa aku begitu agresif," umpatku dalam hati. Pipiku terasa panas menahan malu, entah apa lagi yang dipikirkan oleh Mas Arsen tentangku saat ini. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD