Bab 42

1080 Words

Bab 42 Aku mengernyitkan keningku bingung melihat Yuda yang seperti tersenyum entah tengah menertawakan apa. Dan bodohnya bibirku tak tahan untuk sekedar bertanya langsung padanya. "Padahal Yanti kelihatannya marah lho, tapi kamu malah tersenyum senang. Kenapa?" Kutatap Yuda dengan wajah heran. Adi kembali tidur di kursi belakang. "Kenapa kamu sangat penasaran, Mbak?" Masih dengan tarikan senyum, Yuda bicara. "Sudahlah juga kamu tidak mau cerita, tak penting juga," balasku berusaha mengalihkan pandangan menuju ke jalan raya di depan yang seperti berlari. "Katakan saja, apa alasannya hingga aku harus bicara padamu." Aku mengangkat bahu, cuek, meski hati sebenarnya penasaran. Tapi mungkin juga Yuda tidak mau mengatakan apapun padaku, itu privasinya. "Yanti akan menikah karena terpaksa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD