Bab 22

1461 Words

Bab 22 "Mbak kan yang tadi masuk ke rumahku, terus mencuri uangku!" tuding Yanti sambil menunjuk tepat ke wajahku yang menganga mendengar penuturannya yang tidak masuk akal itu. Mencuri? Yang benar saja. Seumur hidup aku tidak pernah mencuri uang siapapun, apalagi itu uang Yanti di rumah mertua pula. "Hei, Yanti. Kenapa kamu menuduh Mbak tanpa alasan!?" kataku merasa tidak terima dengan tuduhannya yang keji itu. Lagi pula pula dari mana dia punya uang. Bukankah dia hanya seorang pengangguran selama ini. Bahkan kuliah pun tidak benar dan kerjaannya hanya kumpul-kumpul tidak jelas bersama dengan teman-temannya yang sama-sama begajulan. "Aku tidak menuduh Mbak. Kata tetangga, Mbak barusan masuk ke rumahku bukan, terus disaat yang bersamaan uangku juga hilang. Lalu jika bukan Mbak, si

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD