2. Video Berdurasi Lima Menit

2162 Words
Frans yang merasa bersalah langsung pergi ke kamar yang seharusnya ia tempati. Kamar hotel Cinta sekarang sudah sepi. Cinta duduk di tepi ranjang sembari membenamkan wajahnya dalam kedua telapak tangannya. Kepedihan yang dirasakan Cinta sangat menyayat hatinya. Wanita yang selalu bersikap sopan, profesional, elegan, seakan runtuh karena berita Skandal itu. Vira yang menyadari sahabatnya membutuhkan dukungan, berusaha menenangkan. Namun Cinta merasa ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu. Sehingga Vira membiarkan Cinta untuk menenangkan dirinya. Sementara Vira menyewa kamar lain untuk beristirahat. “Kenapa harus aku? Kenapa harus malam ini? Hari spesialku? Kenapa? Dasar Frans bodoh!!! Harusnya dia melihat nomor kamar dulu sebelum masuk begitu saja ke sini!” ujar Cinta dengan nada kesal. *** Waktu terus melaju. Bagai napas yang menenteramkan kehidupan. Namun, kali ini Cinta merasa hidupnya dibayang-bayangi awan gelap yang sewaktu-waktu dapat menurunkan hujan, tanpa diketahui waktunya. Pagi yang cerah menghangatkan wilayah Nusa Dua Bali. Walau perasaan Cinta masih dingin dan membeku. Ia enggan beranjak dari ranjangnya. Berusaha menenangkan diri dengan menonaktifkan semua sosial media miliknya. Tak lama kemudian ponsel Cinta berdering. Tertulis nama “Papa” pada ponselnya. “Astaga ... pasti Papa sudah mengetahui kejadian semalam ... aku harus gimana?” Cinta mencebikkan bibir mungilnya. Berusaha menghirup napas panjang dan mengangkat telepon dari Papa tirinya sembari mencoba menenangkan diri dan menghela napas. “Halo, Pa!” Cinta menyapa Papa tirinya. “Jelaskan sama Papa! Apa yang sudah kamu lakukan semalam?” ancam Singgih dengan hati yang marah. “Pa ... Pa ... bu—bukan begitu sebenarnya, Cinta nggak melakukan apa-apa ....” “Semua sudah jelas! Papa lihat semua videonya! Tolong jujur sama Papa! Kasihan Mama kamu! Sampai nggak mau makan, Papa dan Mama kecewa sama kamu!” Singgih melemparkan kekesalannya kepada anak tirinya itu. “Tap—tapi, Pa ....” “Papa tunggu kamu di rumah! Pulang sekarang juga! Kalau masih menganggap Papa dan Mama penting!” Singgih kembali menyambar ucapan anak tirinya dan langsung mematikan ponsel miliknya. “Haashh!!! Kacau semua!” “Aaarrgghh!!!” Cinta berteriak dengan frustrasi. *** Setelah mendapatkan telepon dari Papa tirinya. Cinta buru-buru bertandang ke Jakarta. Dia kembali lebih cepat bahkan melupakan waktu liburannya. Semua gara-gara tragedi semalam. Video berdurasi lima menit itu menyebar sampai ke akun Lambe Curah. Hal itu benar-benar membuat Cinta geram atas kebodohan Frans. ‘Waduh! Sebentar lagi pesawat mau landing! Pasti paparazi itu sudah mengerahkan mata-mata untuk memantau! Bisa-bisanya sih si Frans bego banget! Nggak bisa bedain apa angka dua puluh satu sama dua ratus dua puluh satu? Kalau udah gini duniaku berasa runtuh!’ pekik Cinta dalm hatinya yang masih marah terhadap kesalahpahaman itu. Sesuai dengan yang diprediksi oleh Cinta. Tepat di pintu kedatangan sudah banyak wartawan yang hendak meliput dan mewawancarai Cinta karena kasus video berdurasi lima menit yang beredar dini hari. Namun Cinta tidak mau pikirannya pusing dan akhirnya dia bersikap cuek. “Vir! Sepertinya kita harus sedikit meregangkan otot sesaat setelah keluar dari sini!” bisik cinta kepada asistennya yang juga diajak pulang. “Memangnya kenapa Mbak, Cinta?” Vira juga berbisik kepada Cinta sambil melihat situasi di sekitarnya. “Noh, lihat! Kalau kita nggak gercep buat lari, yang ada kita bisa jadi bulan-bulanan mereka! Kamu mau diwawancara sampai dikuras bersih?” bisik cinta kepada asistennya yang masih menunggu majikannya selesai berbicara. “Kagak mau lah, Mbak! Maafin Vira ya, Mbak! Gara-gara salah paham jadi begini deh!” “Semuanya udah basi! Hidup aku udah hancur! Dimitri mutusin aku semalam! Papa juga berencana mempertemukan aku sama si Frans bodoh itu! Udah selesai! Selesai semua! Lagian juga bukan salah kamu, Vir! Tapi salah si Frans!” Cinta bersiap-siap untuk menerobos kerumunan wartawan yang sudah menunggunya dari tadi. “Kamu udah siap kan?” Cinta menatap Vira yang terlihat sedang bersiap-siap untuk menerobos para wartawan. “siap mbak!” Mereka pun berjalan dengan cepat dan mulai berlari setelah berusaha menerobos barikade wartawan yang terus saja mengejarnya sampai pada mobil yang menjemput cinta. “Mbak Cinta, bagaimana tanggapan Mbak Cinta atas beredarnya video berdurasi lima menit itu Mbak? “Berarti mbak Cinta sama Frans sudah lama menjalin hubungan ya?” “Kabarnya Mbak Cinta putus sama pengusaha muda itu ya mbak?” “No Komen!” jawab Cinta dengan singkat menanggapi pertanyaan para wartawan, sebelum dia menutup pintu mobil Alphard yang menjemputnya. *** Malam itu Cinta merasa ingin menjerit. Dia dipaksa untuk segera melangsungkan pertunangan dengan Frans Hutama. Sebelum acara itu berlangsung. Malam ini dua keluarga itu akan mengadakan pertemuan di kediaman Tuan Singgih Antonio. Cinta masih bermalas-malasan di atas tempat tidurnya. Pintu kamarnya dikunci. Ponselnya dimatikan. Semua akun sosial media miliknya sudah di privat. Semua gara-gara kesalahpahaman skandal yang tidak pernah mereka lakukan. Beberapa kali pintu kamar Cinta diketuk oleh mamanya. Namun cinta masih tetap membisu seribu bahasa. “Cinta! Sebentar lagi jam delapan malam loh! Kamu harus bersiap-siap turun dan hadapi kenyataan!” ucap Mamanya. Namun Cinta masih bergeming tidak ada jawaban. “Kamu yang berbuat, kamu juga yang harus bertanggung jawab! Kalau sampai kamu dan Frans tidak bertunangan dan tidak segera melangsungkan pernikahan, jangan anggap saya sebagai Mama kamu lagi! Mama tidak mau keluarga ini tercoreng aib atas kelakuan kamu!” tegas Hanifah kepada putrinya. “Mama nggak tahu apa yang terjadi sebenarnya!” pekik Cinta dari dalam kamar. “Tidak usah kamu perjelas! Mama pun sudah dapat membaca apa yang terjadi antara kamu dengan Frans di hotel itu!” Hanifah yang sudah kecewa tidak mau berdamai dengan putrinya kalau sampai Cinta menolak pertunangan itu. Kreeek! Cinta membuka pintu kamarnya dengan cepat. “Ma, cinta sama Frans itu nggak ngapa-ngapain! Seandainya ada CCTV itu pasti Mama bakal tahu deh! Cinta sama Frans enggak ngapa-ngapain, Ma! Masa Mama nggak percaya sama Cinta? Lagian ya! Cinta kan udah punya pacar! Dimitri yang akhirnya mutusin Cinta gara-gara salah paham semalam!” Plak! Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Cinta yang terus menyerocos berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada mamanya. Namun Hanifah yang sudah terlanjur kecewa dan merasa salah mendidik putrinya. Dia tidak mau mendengarkan penjelasan apa pun. “Sakit?” tanya Hanifah kepada putrinya sembari menatap tajam ke arah cinta. Padahal Hanifa menahan bulir bening yang sudah menggenang di pelupuk matanya. “Sa—sakit, Ma!” “Rasa sakit itu nggak sebanding sama sakit hati yang Mama rasain! Kamu ngerti kan sekarang gimana perasaan dan posisi Mama saat ini?” Hanifah benar-benar tidak mau mendengarkan apa pun kecuali Cinta meminta maaf dan mau menerima pertunangan itu. “Maaf, Ma ... Mama nggak pernah loh menampar cinta kayak gini? Bahkan apa yang Cinta dan Dimitri lakukan lebih dari apa yang Mama kira.” “Kehidupan kamu di luar negeri tidak usah dibawa-bawa ke Indonesia! Budaya barat sama timur itu berbeda! Seharusnya kamu tidak melakukan apa pun dengan pria yang bukan suami kamu! Termasuk dengan Dimitri! Mama bisa memaafkan kamu kalau kamu menerima pertunangan dan pernikahan dengan Frans Hutama! Kalau kamu masih membangkang, Mama akan pergi dari sini!” ancam Hanifah kepada putrinya. “Astaga! Mama?” Cinta hanya bisa menghela napas dan menerima kenyataan pahit itu. “Maafkan Cinta, Ma! Demi mendapatkan Maaf dari mama, cinta mau menerima pertunangan dengan Frans. Tapi cinta mohon Ma, beri waktu cinta agar terbiasa akrab dengan Frans sebelum pernikahan itu berlangsung.” Cinta hanya bisa menundukkan wajahnya. Air matanya jatuh bercucuran diiringi isak tangis gadis itu. “Ya sudah, Mama memaafkan kamu. Mama juga minta maaf karena sudah bersikap kasar sama kamu, Nak! Mama bersikap begini karena dilanda rasa kecewa yang begitu membuncah memikirkan apa yang kamu lakukan dengan Frans semalam.” “Cinta nggak ....” “Udah Cinta! Jangan berusaha menjelaskan apa pun sama Mama. Sekarang Mama sudah memaafkan kamu dan lebih tenang. Sebaiknya kamu bersiap memakai gaun yang cantik! merias diri yang cantik untuk menyambut kedatangan keluarga Hutama!” Hanifah pun menahan suaranya karena seperti ada batu yang mengganjal di dadanya mendapati kenyataan berita miring tentang putrinya di dunia hiburan. *** Cinta’s POV Hatiku rasanya hancur berkeping-keping. Semua terjadi gara-gara si Frans! Karir, kedamaian, dan kisah asmaraku semuanya hancur! Seperti pita kaset yang meleot, ruwet, dan sulit untuk dibenahi kembali. Mama nggak percaya sama apa yang aku jelasin! Hah! Hati ini sulit untuk berdamai dengan kenyataan pahit yang harus aku jalani. Bahkan tidak pernah terbersit sedikit pun untuk menikah dengan Frans! Pria itu benar-benar menghancurkan duniaku! Malam ini keluarga Hutama akan datang melamarku. Sedangkan peresmian pertunangan kami kabarnya akan berlangsung seminggu lagi. Namun apa yang aku jalani saat ini hanya terpaksa! Gara-gara ulah si Frans yang mungkin saat itu dia mabuk dan salah masuk kamar hotel! Kalau ingat hal itu rasanya aku ingin sekali mencekik, menendang, menekuk, dan memukul kepala si Frans itu! Frans itu sebenarnya kakak kelasku waktu SMA. Sikapnya benar-benar dingin, angkuh, dan cuek. Dari dulu aku benar-benar nggak suka sama si Frans. Apalagi sama gengnya yang sok kecakepan! Suka membully cewek-cewek yang pendiam dan cupu di sekolah. Untung aja aku bukan cewek seperti itu. Andai saja waktu bisa diputar kembali. Aku ingin menghapus Frans di dalam hidup aku! Aku hanya bisa menghela napas sembari memakai make up seadanya saja! Baju yang aku pakai pun seadanya saja! Aku teringat kisah manis bersama Dimitri di London. Pria yang dewasa, setia, mapan, dan juga tampan. Rasanya begitu sakit tiba-tiba diputuskan sama Dimitri. Di sisi lain aku benar-benar bersedih kehilangan Dimitri yang selalu memberikan aku semangat baru. Sampai detik ini dia belum bisa aku hubungi. Mungkin saja dia ganti nomor ponsel atau memang sudah memblokir nomorku? Huft! Bagaimana caranya agar aku bisa terhindar dari perjodohan yang tidak masuk akal ini? Tapi kalau pun bisa dibatalkan, hal itu tidak akan mengembalikan Dimitri dalam hidup aku. Apa ini suratan? Sudahlah! Mungkin Tuhan sudah menggariskan takdir ini untuk aku jalani! Biarlah waktu yang menjawabnya! Bagaimana akhir kisah cintaku. *** Gadis itu pun melangkah keluar dari kamarnya setelah Hanifah kembali mengetuk pintu kamarnya. Mata yang sembab tidak bisa dia sembunyikan walau dengan make up. Namun Hanifah tidak peduli bagaimana perasaan Cinta saat itu. Karena yang dia tahu Cinta sudah melakukan hal bodoh dengan melakukan hubungan cinta satu malam bersama Frans. Sehingga Hanifah tetap pada pendiriannya untuk memaksa Cinta bertunangan dan menikah dengan Frans Hutama. Sambutan hangat dan senyuman dari keluarga Hutama kepada Cinta disambut dengan datar oleh Cinta. Begitu pula tatapan Frans Hutama yang merasa bersalah dan kesal dengan situasi yang ada. “Ini Cinta.” Hanifah memperkenalkan putrinya kepada keluarga Hutama. “Cantik, pintar, berbakat, dan cocok untuk Frans iya kan, Pa?” Nyonya Hutama menanggapi hal itu sembari melirik suaminya. ‘hal bodoh yang pernah Gue lakukan! Salah masuk kamar dan berujung perjodohan! Kalau tahu begini udah gue sikat aja itu Si Cinta! Dari pada nggak dapat apa-apa! Sudah pasti Si Cinta itu bakal benci banget sama gue! Lagi pula gue nggak tertarik sama dia! Tapi ya sudahlah! Kalau dilihat-lihat lumayan juga,' ucap Frans dalam hatinya sembari melirik dingin ke arah Cinta yang baru saja duduk di kursinya. “Kak Cinta yang sabar ya!” bisik Juliana kepada kakaknya. “Aku nggak mau dijodohkan sama dia! Kamu percaya kan, Dek? kalau kakak nggak mungkin melakukan itu sama dia?” bisik Cinta kepada adiknya. “Iyalah! Lagian Kakak kan udah mau tunangan sama Dimitri! Kalau kayak gini rasanya nyesek banget, Kak!” bisik Juliana lagi. “Makanya Kakak nggak mau! tapi Mama maksa! Dari pada seumur-umur nggak pernah dapat restu dari Mama, terpaksa Kakak menerima semuanya!” bisik Cinta sembari mengepalkan tangan kanannya. “Udahlah nggak apa-apa, Kak! Yang sabar aja ya, Kak! Semoga lambat laun akan ada penyelesaiannya selain menikah!” Juliana merasa kasihan kepada Cinta. Gadis itu adalah adik tiri cinta. Lebih tepatnya Tuan Singgih Antonio adalah seorang duda yang menikah dengan Hanifah yang seorang janda. Akhirnya mereka menjadi kakak beradik karena pernikahan kedua orang tuanya. Juliana memiliki sikap yang sombong. Namun dia sangat menyayangi cinta—kakak tirinya. Pertemuan antara dua keluarga itu akhirnya mendapatkan keputusan bahwa Cinta dan Frans akan bertunangan satu minggu lagi demi menutupi aib dua keluarga besar yang berpengaruh di kota Jakarta. Bahkan pesta pertunangannya pun akan sangat meriah. Kemudian satu tahun setelah pertunangan itu rencananya Cinta dan Frans akan melangsungkan pernikahan. Pihak Cinta meminta waktu satu tahun karena memang kesibukan Cinta yang mengikuti fashion show di beberapa negara membuat acara pernikahan mereka dijadwalkan satu tahun kemudian. “Semuanya sudah jelas. Keputusannya Cinta dan Frans akan bertunangan satu minggu lagi. Tentunya pesta pertunangan itu akan diadakan sangat meriah. Karena bagaimanapun juga Frans adalah putra tunggal dari Tuan Hutama dan Cinta adalah anak sulung dari tuan Singgih Antonio.” Seorang saksi dari kedua belah pihak memberikan keputusan yang sudah disepakati bersama. ‘Awas saja kamu, Frans! Selama perjodohan ini belum usai, kamu akan aku buat tersiksa dengan kehadiranku yang akan menghantui kamu!’ bisik Cinta dalam hatinya sembari menatap tajam ke arah Frans yang juga sedang menatapnya. ‘Jangan harap ada pernikahan di antara kita! Bahkan lo bukan tipe gue! Mana mungkin gue mau ngasih hati dan hidup gue buat gadis jutek kayak lo! Kalau sampai kita menikah, gue bakal menghadirkan madu!’ bisik Frans dalam hatinya yang memang menolak semua ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD