Ternyata Calon Suami

1039 Words
"Ibuuuuuu!!!!!!!" panggil Keysha yang terkejut. "Apa sih Key?" sahut Linda dengan buru-buru dan segera berlari ke arah putrinya. "Ibu, dia siapa?" tanya Keysha emosi. Ia menunjuk pria asing itu dengan telunjuknya dan mendelik menatap penuh emosi. "Dia calon suami kamu!" terang Linda yang masih bingung. "Hah, calon suami!" kejut Keysha ingin pingsan. "Oh, jadi ini Keysha. Hah, masih anak-anak, nggak ada bentuknya," batin calon suami Keysha sambil memperhatikan dari atas hingga bawah. "Ngapain lihat-lihat?" sentak Keysha. Pria itu hanya tersenyum aneh. ia pun menyodorkan tangannya mengajak kenalan. "Apa, kamu mau ngapain?" tanya Keysha. "Kenalkan nama saya Rasha. Maaf, tadi saya nggak sopan. Saya udah mau masuk kamar mandi aja. Nggak tahu kalau ada kamu sedang mandi," jelas Rasha dengan sangat tenang. "Udah, nggak nggak usa dibahas. Kesel aku," ucap Keysha tanpa peduli tangan yang sudah sejak tadi menunggu balasan. "Key, itu Rasha ngajak kamu kenalan," ucap sang ibu yang tak sabar lagi menunggu putrinya membalas jabatan tangan dari Rasha. Keysha melihat tangan yang sudah mematung itu. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke wajah si pemilik tangan. "Keysha!" sahut Keysha singkat sambil memberi tatapan tak nyaman dan sinis yang tak jelas. "Rasha, Rasha Hermawan Prayoga," tambah Rasha yang ingin memperjelas namanya. ** Makan malam terasa sangat aneh. Keysha tak berhenti mengutuk dalam hatinya melihat tingkah Rasha yang terlalu dibuat-buat. Bisa-bisanya calon suaminya itu menjadi pusat perhatian di meja makan. Ia bahkan bercerita panjang lebar tentang keluarga, sekolah, Prestasi akademik, penghargaan sebagai pengusaha muda juga keadaan rumahnya. Tak sampai di situ. Bahkan kegiatan sehari-hari yang bagi Keysha sangat membosankan, monoton, tak ada semangat, tak berwarna warni dan hanya berkutat dengan pekerjaan begitu tak pantas diceritakan. Apalagi harus bangga dengan itu semua. "Aku udah kenyang Bu. Aku mau ke kamar dulu!" ucap Keysha sedikit kesal. Ia bahkan menyantap makanannya sedikit sekali dan meletakkan gelas minumnya agak kasar hingga mengacaukan suasana hangat yang diciptakan Rasha. "Key, kamu nggak sopan tahu," ucap Ayahnya santai. "Aku udah selesai makan Ayah!" "Ya udah Om, biarin Key ke kamar. Biar istirahat dia. Besokkan ada acara wisuda di sekolahnya. Pasti butuh banyak simpanan tenaga," ucap Rasha yang terdengar membela Keysha. Keysha memutar bola matanya. Tak dikira sosok pria yang dijodohkan dengannya benar-benar pintar bermain kata. "Bisa banget deh Rasha," pikir Keysha. "Bener juga. Ya udah, kita semua cepat istirahat aja. Biar besok kita bisa sama-sama ngantar Keysha wisuda. Katanya besok kamu mau dapat penghargaan ya Nak?" tanya sang Ayah yang sudah mulai dingin. "Iya!" jawab Keysha singkat lagi dan tanpa basa basi berjalan ke arah kamarnya. Rahman dan Linda saling menoleh. Mereka berdua bertatapan heran melihat tingkah Keysha yang tak seperti biasa. "Maaf ya Nak Rasha, Key kayaknya kurang sopan. Padahal biasanya juga nggak kayak gitu," ucap Linda berusaha menetralisir keadaan. "Nggak papa Tante, namanya juga remaja. Mungkin dia tegang besok mau wisuda," terang Rasha yang berusaha memahami kondisi keluarga calon mertuanya. "Dari cara kamu bicara. Om kayaknya nggak salah pilih kamu buat jadi mantu," sahut Rahman sambil menghabiskan sisa makanannya. "Ah, Om Rahman bisa aja!" Rasha tersenyum manis sangat manis. Sayangnya itu semua kebalikan dari apa yang dirasakan hatinya. "Aku terpaksa melakukan ini semua. Entah sampai kapan bisa bertahan!" batin Rasha yang masih di meja makan. ** Rasha tiba-tiba ingin ke kamar mandi. Ia yang sudah berada di dalam kamar pun bangun dan mencoba berjalan kembali ke dapur. Lewat dapur ia melihat sang calon ibu mertua sedang mencuci piring dan peralatan bekas makan tadi. "Gimana bisa anak gadis kayak Keysha malah nggak bantuin ibunya di dapur," batin Rasha sambil terus tetap berjalan menuju kamar mandi. Lega sudah terasa bagi Rasha. Ia pun kembali lewat dapur dan masih melihat Linda sedang cuci piring. Ia berjalan mendekat, dilihat mertuanya itu sudah cukup lelah dan butuh istirahat. Perhatiannya tertuju pada meja. Masih terlihat ada bekas makanan yang jatuh dan meninggalkan noda. Atas inisiatif sendiri. Rasha meraih lap kecil yang tergeletak di samping Linda. Ia membawanya untuk membersihkan sisa kotoran yang masih tertinggal. "Nak Rasha kamu mau ngapain?" tanya Linda melihat Rasha membereskan meja. "Cuma mau bantuin Tante. Biar cepat selesai dan bisa segera istirahat," ucap Rasha. "Nggak perlu, nanti kamu capek!" "Nggak papa Tan!" Keysha yang tadinya mau ke kamar mandi menghentikan langkah. Ia bersembunyi tak jauh dari perbincangan Linda dan calon mantunya. Gadis itu melihat Rasha dengan enteng dan santai membantu sang Ibu. Ia tak menyangka akan secepat ini Rasha bisa mengambil hati kedua orangtuanya. Khususnya ibunya sendiri. "Aku nggak bisa biarin ini. Aku harus cerita semuanya sama Riyo. Dia juga udah janji mau nolongin aku," batin Keysha lalu berjalan lagi menuju kamarnya. ** "Tok tok tok," suara ketukan pintu terdengar tidak sabar dan sangat kasar. "Tok tok tok tok!" lagi, bahkan diketuk lebih dibuat-buat agar si pemilik pintu bisa cepat membukanya. "Apa sih, ngapain ngetik pintu kenceng banget. Inikan rumah bukan pasar. Heran deh!" gumam Rasha dari dalam kamarnya. Ia lalu berjalan menuju daun pintu dan membukanya untuk melihat siapa yang mengetuk pintu tanpa sopan dan tanpa irama tadi. Pintu terbuka, sepasang mata melihat tajam kearahnya. Melotok seolah menakuti. Akan tetapi, Rasha tak takut sekalipun "Ada apa?" tanya Rasha dingin dan malas. "Aku perlu ngomong sama kamu!" jawab Keysha sangat tegas. Rasha mengangkat lengannya, menyandarkan di tiang pintu yang terbuka. Ia melihat ke arah Keysha yang seolah tak takut apapun. "Kamu mau ngomong apa. Cepet ngomong, aku istirahat!" "Belagu banget nih cowok. Aku cuma mau ngomong. Aku nggak mau dijodohkan sama kamu. Titik," ucap Keysha lagi. "Sama." "Terus kenapa kamu datang ke sini. Merepotkan tahu!" "Aku yang paling repot. Ya, ninggal banyak kerjaan. Capek tahu, perjalanan Surabaya sini. Pelosok lagi desanya," tambah Rasha tak mau kalah. "Satu lagi, aku juga nggak dijodohkan sama kamu. Aku ke sini atas perintah Papa. Bukan karena pingin ketemu cewek males kayak kamu." "Apa kamu bilang. Hey, aku rajin tahu. Di sekolah aku jadi best of the best." "Aku nggak nanya!" sambung Rasha lalu menutup pintu kamarnya dengan keras. Hingga membuat Keysha terkejut karena tak mengira perbincangan akan berakhir seperti ini. "Kurang ajar!!! Dasar Rasha songong, belagu, sok cakep, sok tajir, sok sibuk." Ucap Keysha sedikit keras hingga membuat si penghuni kamar yang pintunya masih ditunggui oleh Keysha mendengarnya juga. "Heyyyy, aku emang cakep tahu," balas Rasha yang berteriak dari dalam kamar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD