Amarah yang terpendam

715 Words
**** "Terlambat.. Aku terlambat.. Mampus" Aku berlari kecil menyusuri lobby dengan tangan kiri memegang tas dan tangan kanan memegang map. Nafas yang sudah tidak beraturan, juga penampilan yang berantakan. Setelah di depan pintu lift aku bisa menetralkan nafasku yang tidak beraturan. Setelah lift terbuka langsung saja aku masuk lalu menekan tombol yang mengarah ke tempat ku bekerja. "Rese banget sih, kalo aja bukan karena map ini, penampilan gue gak akan begini." Aku bergerutu sembari mengaca. Tanganku mengikat rambut yang ku gerai tadi. Iw, keringetan. "Dasar si boss.. Gara-gara dia nih, gue kan jadi begini ke kantor. Untung aja masih pagi gak banyak orang. Hufft.." Pintu lift terbuka. Segera aku keluar dan langsung menuju mejaku. Menaruh tas dan juga cardigan di atas kursi. Kuedarkan ke penjuru ruangan masih belum ada orang. Eh, tapi, kayaknya bang Aaron udah ada. Kelihatan ada tas di mejanya. " Loh, Dinda. " Panjang umur, baru aja di pikirin. "Iya, bang." "Tumben jam segini udah ada, biasanya juga datang terakhir. Ada apa, nih." Bang Aaron menatap ku bingung. Cangkir yang aku duga teh itu dia taruh di atas meja lalu menghampiriku yang sedang merapikan map. "Ini, nih, proposal yang harus di simpan sekarang. Yang kemarin disuruh benerin sama pak boss." Dengan santai aku merapikan kembali rambutku. Biar makin rapi kan jadi kelihatan cantiknya. Xixi " Hari ini pak boss gak masuk, Din." What!?!!! Aku menoleh perlahan." Bang Aaron, becanda. " Gak mungkin kan, tuh boss gak masuk hari ini. Secara tadi malam dia gak ngabarin sama sekali. Tapi kenapa kata Bang Aaron.. "Emangnya kamu di beritahu, pak boss ada acara di luar jadi hari ini dia gak masuk." Bang Aaron yang sepertinya mengerti situasi menatapku iba. Pasti dia sudah tahu kalau aku di kerjain. Double sialan.. Maksudnya apa gak ngasih tahu aku soal itu. Dan yang lebih sial nya aku gak makan pagi karena takut di semprot lagi sama pak boss kalau sampai kesiangan. Tapi ini apa? Perjuangan semalam aku begadang sama sekali gak ada artinya. "Aku gak tahu bang, si leon gak ada kabarin sama sekali tadi malam ataupun kemarin." Aku meremas map dengan keras. Melampiaskan kekesalan ku kepada pak Leon. Dasar singa jantan itu.. Bang Aaron melihat tanganku mengernyit ngeri. "Mungkin pak boss lupa Din." Mana mungkin lupa, tadi malem aja masih chatingan dia sama aku. Kirim pesan Absurd. Jadi gak mungkin dia lupa ngabarin, kecuali dia mau aku kesal setengah mati. Awas aja kalo nanti ketemu, tak hiiih.. Aku membuka hp ku bermaksud mengirim pak boss pesan. Aku gak terima kalau begini. Anak lain aja di kasih tahu kenapa aku nggak. Kayak anak tiri gaksih. 'pak, benar bapak gak masuk hari ini.' Aku menghempaskan tubuhku di atas kursi kerja. Merasa sangat lelah, badan aku lemas karena kurang tenaga, otak aku buntu karena terlalu pusing, dan jangan lupa hati aku. Sakit tapi tidak berdarah. Tidak lama balasan dari pak Leon berdering. Aku segera membuka pesan itu. 'Iya Din saya ada urusan hari ini. Kenapa, ya.' Kenapa, ya? Enak banget dia ngomong kayak begitu. Kayak gak ada beban hidup sama sekali nih, orang. 'Bapak lupa, kalo pagi ini bapak nyuruh saya apa. Proposal nya kan harus pagi ini, pak. Masa bapak lupa.' So' banget dia sampe lupa. Palingan juga pura-pura lupa. 'Proposal yang kemarin, Din. Saya gak suruh kamu harus ada pagi ini, loh Din. Saya hanya ngomong harus ada hari ini,bukan pagi ini.' Aku menganga membaca pesan dari pak Leon. Harus ada hari ini, bukan pagi ini. Kalo di pikir-pikir emang pak Leon gak ngomong harus ada pagi ini deh. Tapi.. Tetep aja dia yang salah. Kenapa harus ada urusan coba. ' Terua kenapa gak ngomong sama saya kalo bapak ada urusan. Salah bapak lah kenapa hari ini gak dateng terus gak ngomong sama saya. Saya begadang sampe jam 2 loh, pak, buat Proposal ini. Dan bales an bapak buat saya ini. Bapak tahu, gak, bapak itu lelaki jahat yang pernah aku temui. Gak tahu ah, kesel. ' Bodo amat kalo besok pak Leon marah karena aku bales pesan nya dengan kurang sopan. Udah sakit jadi gak bisa nahan amarah. ' Maaf, Din, saya beneran lupa. Gini aja deh nanti saya beliin kamu oleh-oleh atau kamu saya traktir, ya. Proposal nya kamu simpan di meja kerja saya, saya langsung acc. Oke.' Aku langsung membacanya dan nggak membalas. Bodo amat. ****

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD