Tanggung Jawab Sabina

1153 Words

Pulang sekolah, Sabina nebeng motor Anya. Gadis itu tak menolak dan justru mengiyakan dengan senang hati. Melepaskan helm berwarna merah muda yang memang disediakan oleh Anya tau-tau ada yang ikut membonceng di motor kesayangannya ini. Sabina menyerahkannya pada cewek dengan mata yang selalu terbingkai itu. "Makasih ya, Nya." Anya yang masih duduk di atas motornya mengangguk sambil tersenyum. "Sama-sama." Kedua iris cokelat Anya memandangi rumah megah di depannya. "Ini rumah majikan kamu, Sab?" Mengikuti arah pandang Anya, Sabina mengangguk singkat. "Iya. Kamu kalau mau main, lebih baik kita ketemu di cafe atau di mana gitu ya, Nya. Soalnya nggak enak kalau di rumah majikan. Hehe," ujar Sabina. Ia harus memberi tahu Anya duluan sebelum gadis itu meminta izin main di rumah mertuanya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD