Tiga bulan pernikahan Kanya dan Nathan kelakuan suaminya itu masih sama , Kanya pun demikian , masih keras kepala.
andai cinta diantara mereka hanya melekat setengah - setengah , tentu saja keduanya sudah the end sejak ini.
Cinta Kanya pada suaminya Nathan, adalah cinta yang tak kan ada ujungnya, dan sepadan itu , sakit yang dirasakannya pun tak berujung.
"bang , aku hamil".Kanya berkata begitu pelan ,
" ha ..mil "ter bata Nathan mengulang kata yang di dengarnya.
seperti bukan kabar yang special , ekspresi arus biasa saja.
Tapi detik berikutnya , kanya dapat melihat mata suaminya itu berkaca -kaca , tanda dia begitu terharu.
dia meraih tangan isterinya , menariknya pelan dan mendekap tubuhnya mengecup pipinya banyak.
" terima kasih, sayang"katanya .hanya itu , dan cukup membuat Kanya bahagia dengan sangat..
Kini , memasuki bulan ke lima kehamilannya .Kanya tak pernah merasakan ngidam yang begitu payah , yang pengen makan sesuatu banget.
enggak , Kanya bersyukur bayi yg masih dalam kandungan nya enggak banyak mau.
mungkin dia mengerti kondisi mereka saat itu.
"sayang, kita sementara ini tinggal dulu disini ya, karena aku kan ikut orang kerja bangunan?" kata suami Kanya, rumah tempat mereka saat itu , rumah mertua Kanya.
"iya , nggak apa kok, "