Extra Part Bastart My Boss (Damian & Kiara)

1509 Words
Pasca menikah dua bulan yang lalu dan dinyatakan hamil dua minggu, Kiara berubah menjadi ratu yang dijaga habis-habisan. Siapa lagi yang melakukannya kalau bukan Damian sang suami tercinta. Damian mendadak berubah menjadi induk kucing yang baru melahirkan anaknya. Sangat Overprotect. Seperti hari ini. Damian mengantar Kiara ke rumah Dave agar bisa bersama dengan Nia dan juga yang lainnya. Karena Damian tak mau meninggalkan Kia sendirian di Apartemen. Damian juga tak mengizinkan Kia untuk bekerja lagi. Karena dia sendiri saja merasa mampu menghidupi Kia dan anak-anaknya nanti. Dave tak mempermasalahkan hal itu. Jadilah sejak Kiara berhenti, Anton yang menjadi sekretaris tetap Dave. "Jangan kemana-mana, tetap di sini sama yang lainnya sampai aku jemput kesini nanti sore. Oke?" titah Damian pada sang istri saat Kiara sudah di rumah Dave. "Iya sayaaang. Nggak kemana-mana kok." "Satu lagi. Jangan terlalu bergerak. Karena dokter bilang kandungan dua minggu itu masih rentan. Aku nggak mau kalian kenapa-napa. Haaah, kok Mas panik gini ya. Atau kamu ikut Mas ke kantor, duduk aja di kantor Mas." Kiara tertawa melihat wajah panik suaminya. "Ih Mas. Aku nggak apa-apa Mas." "Yakin Yang?" "Yakin Mas. Udah sana pergi kerja. Aku nggak apa-apa. Lagian di sini aku bisa belajar juga rawat anak. Kan ada Aksa." Damian terdiam memikirkan apa yang istrinya ini katakan. Semua perkataan Kia ada benarnya. Di sini ada Aksa, jadi Kia bisa sekalian belajar merawat bayi. "Udah Damian, Kia nggak bakal kenapa-napa kok di sini." suara Nia terdengar dari dalam. Di belakang Nia ada Dave yang tengah menggendong si mungil Aksa. Aksa tertidur dalam gendongan papanya itu. Dave sudah menggunakan pakaian kantornya tanpa jas. Rapi dan sudah siap untuk pergi. Jika diperhatikan, Dave sudah seperti Hot Daddy. Kaliam bayangkan saja. Kemeja putih yang ketat membentuk tubuhnya yang tegap dan berotot. Ditambah lagi dengan kumis tipis yang tumbuh rapi. Menambah kesan panasnya Dave dalam satu kali lihat. "Hai Aksa~" sapa Kia sambil mencubit pipi Aksa yang masih terlelap. Kia kembali menatap Damian."aku di sini ya Mas. Lagian kalau di kantor kamu aku ngapain Mas. Nggak ada kerjaan juga." "Biarkan Kia di sini Damian. Nia juga ada temannya kalau Kia di sini." kali ini Dave yang bicara. Walaupun Damian masih tampak khawatir, tapi akhirnya pria itu mengangguk. Mengizinkan Kia untuk tinggal sampai sore dan ia jemput nanti. "Ya udah. Mas berangkat dulu ya. Kalau ada apa-apa nanti, hubungi Mas segera ya.!" titah Damian. "Siap Boss. Hehehe." Damian mengecup kening Kia dan mengusap pipi istrinya lembut. "Mas berangkat ya.! Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam." jawab Kia. Davepun begitu. Setelah menyerahkan Aksa pada Nia, pria itu segera pamit dan mengecup kening serta kedua pipi istrinya. "Ya udah, masuk yuk!" Kia mengangguk dan masuk ke dalam bersama Nia saat Dave dan Damian sudah pergi. ***** Matahari sudah tenggelam saat Damian tiba di rumah Nia untuk menjemput istrinya itu. Baik Damian maupun Dave terpaksa harus lembur karena ada beberapa dokumen yang bermasalah, jadilah diadakan rapat dadakan dan melakukan penyusunan ulang pada dokumen tersebut dan dibawah pengawasan Dave. Kini Damian sudah berada di dalam mobilnya bersama Kia dan akan pulang menuju apartemen. Setelah menikah, Damian meminta Kiara tinggal di apartemennya dan Apartemen Kiara di sewakan. "Capek Mas?" tanya Kia lembut sambil memijit tengkuk Damian. Pria itu tersenyum manis ke arah Kia. "Lumayan sayang. Bener-bener sibuk tadi di kantor. Kamu udah makan?" "Udah Mas tadi sama Nia. Mas udah?" "Belum. Kita mampir makan dulu ya. Ke restoran terdekat aja." "Aku bikinin di rumah aja Mas." "Gak usah sayang. Kamu pasti capek juga. Udah malam." Kia akhirnya menuruti apa kata Damian. Mobil Damian berhenti di sebuah restoran masakan Jepang yang berada tak jauh dari apartemen Mereka. Damian turun lebih dulu dan disusul oleh Kiara. Mereka bergandengan tangan saat masuk ke dalam dan memilik meja paling sudut yang ada air mancur kecil di sebelahnya. "Kamu mau makan?" tanya Damian pada Kiara yang juga ikut melihat menu. "Minum aja Mas." "Ya udah. Mbak, saya pesan jus mangga satu, air mineral yang menengah satu trus nasi goreng seafood satu." "Baiklah. Saya ulangi ya Mas. Jus mangga satu, air mineral menengah satu dan nasi goreng seafood satu porsi." Damian mengangguk. Setelah selesai, pelayan itupun pergi. Dan Damian lebih memilih menatap wajah Kia lekat. Merasa di perhatikan, Kia pun melirik ke arah suaminya. “Kenapa Mas liatin aku kayak gitu?” tanya Kiara sedikit malu. “kamu cantik. Makanya Mas liatin.” “Ih. Gombal. Efek laper ya Mas.?” “Kok efek laper sih Yang.! Kamu itu cantik Yang. Beneran.” Kiara sudah merona merah mendengar ucapan Damian. Dia tahu sebenarnya Damian tulus memujinya, hanya saja Kiara yang tak biasa dipuji seperti itu tetap saja merona walaupun Damian sang suami yang memujinya. “Ih! Mas jangan gitu ah. Malu Mas.” “ngapain malu. Yang muji juga suami sendiri kok.” “Ya emang iya. Tapi—“ “Damian?” ucapan Kiara terhenti saat ada perempuan yang tiba-tiba muncul dan menyerukan nama suaminya. “bener kamu Damian. Apa kabar?” perempuan itu mengecupi kedua pipi Damian sedangkan pria itu masih termenung sampai akhirnya Ia sadar dan berdehem pelan. “Cristyn?” “Iya aku Cristyn. Ya Tuhan aku pangling banget lihat kamu. Walaupun dulu masih ganteng juga sih. Tapi sekarang—“ celoteh cewek itu. Sedangkan wanita hamil yang kini ada dihadapan Damian sudah memerah padam karena amarah. Siapa perempuan itu? Apa hubungannya dengan Damian suaminya?. Kenapa Damian gugup bertemu cewek itu?. Damian juga. Asik bercanda sampai melupakan ada Kia di depannya. Sampai deheman dari Kia menghentikan pembicaraan mereka. “oh, Cristyn kenalin ini Kiara, istriku.” Cristyn terkejut saat Damian memperkenalkan Kia sebagai istrinya. “kamu sudah menikah?” tanya Cristyn masih belum percaya. “sudah. Ini istriku. Namanya Kiara.kami baru dua bulan menikah.” “Oh? Pengantin baru ternyata. Ah sayang sekali. Aku pikir aku masih punya kesempatan kedua.” Damian melongo mendengar kalimat yang meluncur dari mulut Cristyn. Kesempatan kedua apanya? Dia dan Cristyn bahkan tak pernah berhubungan lebih dari teman. Dan setahu Damian Cristyn juga sudah menikah. “Cristyn?” “Ah! Maaf. Aku keceplosan ya. Maklumlah kita dulu kan mesra banget Damian.” Shiit! Sepertinya wanita ini sengaja membuat Kiara cemburu. Cari mati ini Cristyn. Mana Kiara sedang hamil lagi. “Ya udah. Aku pergi ya. Bye Damian. Bye Kiara.” Setelah Cristyn berpamitan, Aura di sekitar Kiara mendadak berubah gelap. Damianpun sampai dibuat kesusahan meneguk ludahnya sendiri. “Sa—Sayang?” Damian dibuat gugup setengah mati. Sialan Cristyn. Setelah merusak suasana, dia pergi begitu saja. “Aku mau pulang.!” Kiara meraih tasnya dan berjalan cepat menuju ke luar. Damian yang gelagapan dengan cepat mengeluarkan uang seratus ribu satu lembar dan segera berlari keluar saat uang itu sudah ia letakkan di atas meja dan berteriak pada pelayan. Kiara sudah jauh berjalan dari mobil Damian. Wanita itu berjalan menyusur jalan dan bermaksud jalan sampai apartemennya sampai sebuah tangan menahan langkahnya. “Lepasin Mas!” teriak Kiara. “Nggak. Aku nggak bakal lepasin. Kamu salah paham sayang. Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Cristyn.” “ya udah iya kalau aku salah paham. Lepasin dulu. Aku mau pulang.” Kiara terus saja memberontak tapi genggaman Damian begitu kuat membuat Kiara sedikit kesakitan. “nggak Kia. Kalau iya kamu tahu kalau kamu salah paham, kenapa nggak mau aku pegang.” “Mas. Aku mau pulang.” “Ya udah pulangnya sama aku.” “nggak. Aku jalan aja ke apartemen.” Damian mengeram kesal. Semua ini gara-gara Cristyn. “Kamu cemburu sama Cristyn?” Kiara terdiam tertegun mendengar pertanyaan Damian. “Kamu diam berarti iya. Sayang, aku sama Cristyn nggak ada hubungan apa-apa.” “Tapi tadi dia berharap kesempatan kedua sama Mas.!” “Kesempatan kedua apa? Dia hanya teman Mas di kampus dulu dan nggak lebih. Lagian Cristyn udah punya suami dan Mas kenal suaminya. Dia juga teman Mas di kampus dulu.” Lagi-lagi Kiara terdiam. Namun kini bukan terdiam karena kesal, melainkan terdiam karena merutuki kebodohannya yang cemburu tanpa sebab. Melihat kediaman Kiara, membuat Damian tersenyum menang. “Aku laper sayang. Kamu nggak kasihan sama aku?” ucap Damian dengan wajah yang dibuat-buat mengiba. Kiara menatap wajah Damian, setelahnya dia justru malah menangis terisak. “Mas jahat.” Rengek Kiara di tepi jalan. Membuat beberapa pejalan kaki melirik ke arah mereka. “Iya Mas jahat. Kita bicara di rumah ya. Malu sayang diliatin banyak orang.” Damian menarik Kiara pelan. Tak ada berontakan dari Kiara membuat Damian dengan leluasa membawa Kiara menuju mobil dan keluar dari restoran tersebut menuju apartemen mereka. Kiara masuk kamar lebih dulu. Sedangkan Damian suda frustasi di bawah sambil mengacak rambutnya gusar sambil berjalan menuju lantai dua di kamar mereka. “Sayang? Kamu masih marah sama Mas?” tanya Damian saat dirinya sudah berdiri di samping ranjang tempat Kiara berbaring. “Mas pikir aja sendiri.” “Ya Allah sayang. Cristyn itu bukan siapa-siapa Mas.” “trus kenapa tadi pake acara cipika-cipiki segala? Mas pikir aku buta? Kalau iya Mas pikir aku buta kayak dulu.” “KIARA!!! Mas nggak mau cari ribut sama kamu sekarang. Terserah kamu mau percaya atau tidak. Mas capek.!” Damian berjalan menuju kamar mandi dan membanting pintu itu kuat menghasilnya bunyi dentuman keras. Sepeninggalan Damian menuju kamar mandi. Kiara berdiri dari tidurnya dan turun menuju lantai satu dan mengarah ke kamar tamu. Kiara memasuki kamar itu dan membaringkan tubuhnya sambil terisak di sana. Damian tak pernah membentaknya seperti ini. Apa salahnya? Dia hanya kesal karena suaminya dicium wanita lain di depannya. Apa kecemburuannya itu salah?. ******
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD