1: First Direction [A]

1135 Words
Arah Tujuan yang Pertama. ^^^^^^^ Apakah kalian pernah mendengar satu utas nama itu? Nama yang pada masanya. Telah berjaya selalu mampu menjadi momok bagi setiap indera yang mendengarnya. Nama dari sosok mengerikan yang akrab dikenal dengan nama... Dullahan. Dullahan sendiri merupakan representasi dari wujud malaikat kematian terkenal dalam legenda urban (urband legend, legenda perkotaan) para rakyat di negara Irlandia. Mitos mengenai sosok dewa kematian itu sendiri muncul pada sekitar abad ke-enam masehi. Di kala itu para raja yang memiliki kuasa dan memerintah negeri tersebut. Melakukan pemujaan yang cukup “luar biasa”. Terhadap seorang sosok dewa kesuburan yang akrab disapa dengan nama Dewa Crom Dubh. Demi menyenangkan Sang Dewa. Agar Ia terus bersedia untuk mencurahkan berkah untuk tanah tempat mereka berada dan menjalani hidup. Setiap tahun secara rutin selalu digelar acara yang menumbalkan para manusia yang telah menginjak usia dewasa. Terkadang juga hanya para perawan saja. Raja Tighermas merupakan nama dari sosok pemimpin yang paling terkenal dalam sejarah akan kisah ini. Sang Dewa Kematian Dullahan diketahui paling senang “berkunjung” ke dunia manusia. Ketika tengah diadakannya festival perayaan Dewa Crom Dubh. Di sanalah ia akan melaksanakan hobi untuk memburu para nyawa manusia yang tak berdosa. Dullahan tak seperti dewa kematian yang pada umumnya terkenal di dunia. Ia diketahui selalu menenteng “potongan” kepalanya. Agar bisa diangkat tinggi-tinggi melihat situasi. Keberadaan makhluk itu juga selalu diselimuti oleh aura hijau yang berfungsi mengamati keadaan sekitar. Sekaligus ciri khas kegelapannya. Dullahan paling benci jika keberadaannya dipergoki oleh makhluk dunia fana alias manusia. Jika seseorang melihat penampakannya… maka makhluk itu akan segera mencabut nyawa orang tersebut. Selain sosok mengerikan yang sangat melegenda bahkan sampai ribuan tahun kemudian. Dullahan the Grim Reaper diketahui selalu membawa cemeti yang terbuat dari sulaman tubuh atau tulang belakang manusia. Tak hanya itu... ia juga mengendarai kereta kuda hitam yang dipenuhi oleh tengkorak manusia yang ia gunakan sebagai alas lilin. Tak peduli di mana kau bersembunyi... sekali Dullahan menetapkan dirimu sebagai targetnya yang selanjutnya. Makhluk itu pasti akan segera menemukan dan mencabut nyawamu. Karena itu… panggillah ia! Teriakkan dengan lantang namanya! Dan nikmatilah rasa penyesalan untuk selamanya disaat tak ada lagi jalan untuk kembali! ^^^^^^^ Mungkin kamu tidak mengetahuinya. Tapi, saat ini sosok Dullahan the Grim Reaper, makhluk misterius yang gencar menebar teror di Eropa pada saat abad pertengahan. Juga eksis di Indonesia. Ya, Indonesia, negara dengan iklim tropis dan kekayaan maritim luar biasa yang terletak tepat di garis Khatulistiwa. Namun, sosok Dullahan yang terkenal di negara yang oleh warganya sendiri kerap disebut negara “berflower” atau “negeri +62” ini sama sekali tak berhubungan dengan makhluk mistis. Apalagi malaikat pencabut nyawa yang sempat menebar terornya hingga menjadi legenda yang ditakuti selama bergenerasi-generasi selanjutnya. Tidak, sama sekali bukan itu. Dullahan the Grim Reaper yang namanya terkenal di negara Indonesia sendiri sebenarnya bukanlah “nama” dari suatu makhluk. Melainkan “hanya” suatu kode nama yang digunakan oleh pihak kepolisian. Dalam upaya mereka untuk mengidentifikasi seorang (atau banyak orang?) pelaku dari rentetan kasus pembunuhan yang kerap terjadi di sepenjuru negeri belakangan ini. Korban terakhir Dullahan yang sekarang akan kita gelari sebagai “the Grim Killer” adalah Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat. Merupakan seorang juragan tembakau yang sukses dan kaya raya dari pulau Jawa. Tidak berbeda dengan kasus pembunuhan oleh Dullahan the Grim Killer yang lain. Pembunuh yang selalu melancarkan hawa membunuh yang creepy di setiap aksinya itu selalu mengirim surat peringatan beserta waktu pelaksanaan yang sudah pasti selalu ia tepati. Begitu mengetahui soal pihaknya yang menerima surat pemberitahun dari sang “Pembunuh Suram”. Keselamatan Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat langsung diamankan dalam suatu ruangan yang dilengkapi dengan pengamanan yang “super duper really incredible SAFETY”. Tidak lupa dilengkapi dengan penjagaan ribuan orang bodyguard laki-laki bertubuh kekar yang sedikit remasan dari telapak tangannya saja sudah cukup untuk menghancurkan sebuah kaleng. Dan juga pengawasan sangat ketat yang dilakukan lewat udara menggunakan beberapa buah helikopter sekaligus. Seluruh jajaran dari pihak polisi serta keamanan. Sama sekali tidak akan memberikan celah. Malam berlalu jadi semakin dalam dan juga terasa kelam. Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat masih duduk di sofa tempat ia menanti Dullahan the Grim Killer. Dengan dua puluh empat pengawal berdiri membelakanginya dengan berbaris formasi melingkar. Malam terus berjalan dengan tenang. Bahkan rasanya tak satu ekor nyamuk pun berhasil menembus barikade manusia dan teknologi yang sangat ketat tersebut. Batas aksi yang ditetapkan oleh Dullahan the Grim Killer di surat peringatan yang ia kirim pada Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat adalah pukul dua puluh empat malam. Semua orang sudah optimis keangkuhan makhluk (?) maksudnya orang itu akan segara hancur. Ia tak akan pernah bisa menembus keamanan penjagaan Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat. Untuk suatu alasan yang tak diketahui oleh siapa pun juga. Dullahan the Grim Killer bersumpah akan melenyapkan dirinya sampai tak bisa membunuh target yang sudah ia tetapkan. Tak ubahnya Dullahan the Grim Reaper. Tampaknya pembunuh gila itu menjalani hidup dengan memegang prinsip yang sama. Heh. Akan tetapi, rupanya telah terjadi suatu kesalahan. Kelalaian besar yang sama sekali tak nampak di mata banyak orang di sekitar sana. Pria paruh baya itu duduk dengan memejamkan kedua mata bukan karena ia sedang tertidur. Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat telah mati. Hasil autopsi yang langsung dilakukan oleh para dokter ahli di bidangnya masing-masing selepas kejadian menunjukkan bahwa jantung pria itu berhenti berdetak sekitar pukul setengah sebelas malam. Dan semua diakibatkan oleh racun misterius yang disuntikkan dari syaraf yang terletak di daerah belakang leher. Membuat Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat berakhir kehilangan nyawa tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Seperti beranjak memejamkan mata untuk pergi tidur saja. Eh, ternyata malah tidur yang tidak pernah bangun lagi. Bagaimana makhluk itu bisa melakukan semua i… ah, entahlah. Di tengah keamanan yang semua orang pikir sudah begitu sempurna. Dalam pengawasan jutaan pasang mata karena pengawalan Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat sendiri disiarkan secara nasional. Ternyata tetap tak bisa menghadang "kekuasaan" sang malaikat kematian gadungan. Apa yang terjadi pada Suryadi Ekopalawati Suryo Aji Diningrat sendiri hanya bagian kecil dari petualangan kematian dan teror "Dullahan the Grim Killer ". Jauh sebelumnya ia telah banyak ia menebar aura kegelapan. Teror dan juga ketakutan pada semua orang di negeri yang juga disebut tanah surga itu. Setiap kota mulai dari yang paling besar seperti Palangka Raya di Kalimantan Tengah. Sampai yang paling kecil seperti Sibolga di Sumatera Utara. Rasanya tak akan mampu luput dari diselimuti oleh aura hijau Dullahan yang “sesungguhnya”. Makhluk itu... makhluk yang tidak diketahui apa sebenarnya. Seperti sudah mengetahui semua hal yang terjadi mana manusia di sekitarnya. Apakah ia memang benar-benar seorang dewa? +++++++ Diberi tugas untuk melakukan pengawalan pada seseorang yang telah “dijadwalkan” akan mati di tangan Dullahan the Grim Killer. Sebenarnya merupakan suatu hal yang tak ingin seorang pun lakukan. Tak peduli betapa pun juga orang itu membutuhkan pekerjaan atau uang...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD