Chapter 29 (revisi)

1038 Words
Sore hari, ketika sudah mendapatkan izin dari Pak Broto, Athar langsung membagi tugas kepada anggota nya untuk merenovasi rumah belajar yang terlihat sangat tidak nyaman itu. Masih dibantu oleh Angga, Raja dan Imron serta rekan KKN yang lain, Athar ingin kalau ketika diri nya dan Mahasiswa yang lain pergi dari tempat ini, bukan hanya sekedar ilmu semata yang mereka berikan. Akan tetapi, tempat untuk anak anak desa menimba ilmu. Beberapa lelaki dipilih untuk mengikuti diri nya mencari beberapa alat atau kayu serta barang lain yang mereka butuhkan di hutan. Dan beberapa lagi di tugaskan untuk merapihkan rumah belajar dan menyimpan semua isi dari rumah belajar dengan aman. Sedangkan para wanita, bertugas membuat sajian makanan untuk makan malam mereka. Setelah di berikan tugas, Athar selaku ketua meminta mereka untuk berdoa terlebih dahulu. Kemudian setelah itu, mereka mulai menjalankan tugas mereka masing masing. Jenar sebenarnya sedang berada dalam posisi cemas serta gelisah. Dan biasanya jika ia sudah merasakan kedua hal tersebut, maka tidak lama lagi akan muncul sosok astral yang mengganggu diri nya. "Na.. Jangan tinggalin gue sendirian" bisik Jenar pada sahabatnya yang berada di sampingnya. Ayana mengerutkan keningnya, gadis itu bertanya melalui tatapan mata. Dan Jenar pun membalasnya dengan anggukkan pelan serta mata yang selalu menatap sekeliling. Ayana pun akhirnya memutuskan untuk memasak bersama Jenaar dan Elsa. Sedangkan Monic dan Bella yang mencuci piring serta menyiapkan tempat untuk mereka makan nanti. para gadis itu mulai melakukan tugas tugas mereka, Jenar bertugas menyiapkan sayur asem dan sambal. Ayana dan Bella menyiapkan goreng gorengan seperti tempe, tahu, dan dua ikan gurame berukuran sedang. **** Teman Athar hanya tiga orang saja yang mendapatkan izin dari kampus untuk melakukan perjalanan ke Desa Muara, sembari membawa sejumlah uang yang mereka kumpulkan dari para penghuni kampus, dan juga beberapa dua buku baca serta perlengkapan lain nya. Athar memutuskan untuk melakukan hal ini, di karenakan minim nya peralatan dan perlengkapan belajar anak anak yang mereka bawa. Dan jika ingin membeli nya di kota, Athar rasa akan sangat memakan waktu lama, karena untuk mendapatkan akses transportasi pun, mereka harus menunggu kabar terlebih dahulu dari orang orang yang berjaga di pos. Oleh karena itu, ketika diri nya sedang menemani Jenar untuk mendapatkan signal ponsel nya, dia pun memanfaatkan hal tersebut untuk menelpon pihak kampus dan teman nya. "Gila sih tempat elu, pedalaman banget" ujar Angga yang baru saja menaruh barang yang dia bawa. "That's why.. Gue lebih milih buat kalian yang datang kesini, dari pada gue dan teman teman harus bolak balik lewatin hutan" jawab Athar, menyuruh semua nya untuk duduk. "Siαlan" sahut Raja sembari melempar botol minum nya yang sudah kosong. Athar menerima nya dengan sigap. "Ja.. jaga omongan ngapa! ini daerah sensitif tau" Athar memberikan peringatan bukan hanya kepada Raja, namun kepada semua nya. Sebenarnya tujuan Athar hanya satu, dia tidak ingin jika teman teman nya mengalami kesulitan hanya karena berprilaku tidak sopan di wilayah orang. "Sebanyak ini, Ga? Gila sih kalian best banget" ujar Ucup ketika melihat barang yang di bawa oleh Angga dan yang lain. Angga menepuk d**a nya dengan bangga. "Babang tampan" ujar nya memuji diri sendiri. Semua yang hadir tampak menggelengkan kepala melihat tingkah dari Angga. Sebenarnya, tidak semua dari mereka yang mengenal teman teman Athar, karena memang mereka semua berbeda jurusan dan jarang bertemu dalam suatu acara. "Oh iya teman teman.. Kenalkan Angga, Raja, dan Imron" ujar Athar memperkenalkan ketiga teman nya sembari menunjuk satu persatu. "Mereka sengaja saya utus untuk melakukan penggalangan dana dan alar baca tulis lain nya yang tidak kita miliki. Saya sudah mengkordinasi terlebih dahulu sama pihak kampus, ketika mereka memberikan izin, barulah saya menyuruh kepada ketiga orang tampan ini untuk menaklukan semua penghuni kampus" "Dan Alhamdulillah.. Saya nggak nyangka banget kalau hasil nya bisa sebesar ini" ujar Athar membuat teman teman lain bertepuk tangan sebagai apresiasi. "Makasih broo.. Gue akui kalau kalian bertiga memang tamvann" Hari ini para mahasiswa dan mahasiswi kedatangan beberapa teman dari kampus. Yang sebelumnya sengaja Athar suruh melalu via telpon, untuk galang dana dan buku baca. Teman Athar hanya tiga orang saja yang mendapatkan izin dari kampus untuk melakukan perjalanan ke Desa Muara, sembari membawa sejumlah uang yang mereka kumpulkan dari para penghuni kampus, dan juga beberapa dua buku baca serta perlengkapan lain nya. Athar memutuskan untuk melakukan hal ini, di karenakan minim nya peralatan dan perlengkapan belajar anak anak yang mereka bawa. Dan jika ingin membeli nya di kota, Athar rasa akan sangat memakan waktu lama, karena untuk mendapatkan akses transportasi pun, mereka harus menunggu kabar terlebih dahulu dari orang orang yang berjaga di pos. Oleh karena itu, ketika diri nya sedang menemani Jenar untuk mendapatkan signal ponsel nya, dia pun memanfaatkan hal tersebut untuk menelpon pihak kampus dan teman nya. "Gila sih tempat elu, pedalaman banget" ujar Angga yang baru saja menaruh barang yang dia bawa. "That's why.. Gue lebih milih buat kalian yang datang kesini, dari pada gue dan teman teman harus bolak balik lewatin hutan" jawab Athar, menyuruh semua nya untuk duduk. "Siαlan" sahut Raja sembari melempar botol minum nya yang sudah kosong. Athar menerima nya dengan sigap. "Ja.. jaga omongan ngapa! ini daerah sensitif tau" Athar memberikan peringatan bukan hanya kepada Raja, namun kepada semua nya. Sebenarnya tujuan Athar hanya satu, dia tidak ingin jika teman teman nya mengalami kesulitan hanya karena berprilaku tidak sopan di wilayah orang. "Sebanyak ini, Ga? Gila sih kalian best banget" ujar Ucup ketika melihat barang yang di bawa oleh Angga dan yang lain. Angga menepuk d**a nya dengan bangga. "Babang tampan" ujar nya memuji diri sendiri. Semua yang hadir tampak menggelengkan kepala melihat tingkah dari Angga. Sebenarnya, tidak semua dari mereka yang mengenal teman teman Athar, karena memang mereka semua berbeda jurusan dan jarang bertemu dalam suatu acara. "Oh iya teman teman.. Kenalkan Angga, Raja, dan Imron" ujar Athar memperkenalkan ketiga teman nya sembari menunjuk satu persatu. "Mereka sengaja saya utus untuk melakukan penggalangan dana dan alar baca tulis lain nya yang tidak kita miliki. Saya sudah mengkordinasi terlebih dahulu sama pihak kampus, ketika mereka memberikan izin, barulah saya menyuruh kepada ketiga orang tampan ini untuk menaklukan semua penghuni kampus" "Dan Alhamdulillah.. Saya nggak nyangka banget kalau hasil nya bisa sebesar ini" ujar Athar membuat teman teman lain bertepuk tangan sebagai apresiasi. "Makasih broo.. Gue akui kalau kalian bertiga memang tamvann"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD