Chapter 5.

1098 Words
"Tadi.. gue nabrak" jawab Ayana pelan. "Kucing hitam" lanjutnya dengan nada yang bergetar. Ucapan Ayana itu membuat Jenar mengernyitkan kening nya heran. "Emang kenapa deh?? itu kucing masih amankan? masih hidup?? coba mana gue liat kucing nya??" pertanyaan beruntun yang Jenar berikan kepada Ayana itu, membuat Ayana menangis karena kesal. "Aaakh.. Beg0 banget" ujar Ayana dengan rengekan nya, merutuki kebodohan Jenar yang polos akan hal mistis. Jenar yang mendengar gerutuan Ayana tentang dirinya itu pun, segera melepaskan pelukan nya. Lalu kemudian memukul pelan lengan sahabatnya itu. "Heh!! gue serius? mana kucing nya?" tanya Jenar dengan gemas. Sahabatnya itu tidak menjawab pertanyaan dari Jenar, melainkan langsung berjalan ke arah depan mobil, dan menunjukkan jari nya ke arah ban mobil tanpa melihat apa yang dia tunjuk. "Itu, Ra" ujar Ayana dengan pelan, dan tidak berani untuk melihatnya. Jenar menghampiri sahabatnya dan memeriksa apa yang Ayana tunjuk. Akan tetapi, dia tidak melihat apapun di bawah mobil Ayana. "Apaan sih, Na? mana kucing hitam?" tanya Jenar dengan kesal. Ayan terkejut mendengar apa yang Jenar katakan. Lalu dengan cepat dia menoleh pada tempat dimana kucing hitam itu dia tabrak. Mata Ayana membelo ketika tidak mendapati adanya kucing dan hanya ada sebercak darah di sekitar ban mobilnya. "Tapi, Ra. gue tadi nabrak kucing hitam!!" ucap Ayana dengan sedikit histeris. "Gue itu masih ingat betul. kalau gue tadi habis nabrak kucing sampai kucing itu mengeluarkan banyak darah" ujar Ayana berusaha meyakinkan Jenar. Jenar merotasikan bola mata nya jengah dengan tingkah aneh dari Ayana. "Kucing hitam, kucing hitam, kucing hitam. Memang nya kenapa dengan kucing hitam?? hah?" Ayana memukul lengan Jenar dengan keras. "Heh. Jangan asal ngomong. Menurut kepercayaan orang jaman dulu, kalau kita nabrak kucing hitam itu artinya kesialan akan datang" ujar Ayana dengan tatapan gelisah melihat sekelilingnya. "Halahh.. mitos doang" bantah Jenar dengan tegas. "Ra.. kita pergi yuk. Gue takut" ucap Ayana dengan rengekannya. ^^^ Pukul sepuluh malam, Ayana dan Jenar sudah berapa dikamar Jenar dan bersiap untuk tidur. Akan tetapi, Ayana terus saja mengganggu Jenar dengan tingkah laku anehnya. Sahabat nomor satunya itu, selalu merasa was-was dan memperhatikan sekeliling kamar Jenar dengan rasa takutnya. Bahkan ketika Jenar mematikan lampu kamarnya itu, Ayana akan menjerit dengan sangat keras dan berkata bahwa dia melihat hantu dikamar Jenar. "Elu kenapa sih, Na?? mana ada hantu dikamar gue" ujar Jenar dengan kesal. "Ra.. kayak nya gue kena sial karena nabrak kucing hitam itu deh" ucap Ayana dengan pandangan yang terarah pada jendela kamar Jenar. Jenar berdecak kesal mendengar perkataan dari Ayana. Jenar adalah gadis jawa modern yang tidak mempercayai akan mitos-mitos konyol yang orang jaman dahulu ciptakan. Karena menurut Jenar, mitos itu diciptakan hanya untuk menakut-nakuti manusia saja. dan Jenar tidak akan menjadi takut hanya karena sebuah mitos kuno. "Gue capek, elu tidur" ujar Jenar dengan cuek. Ayana melongo karena sahabatnya itu, usaha atau jebakan ulang tahun untuk Jenar nampaknya gagal total, karena nyatanya Jenar tidak mempercayai dirinya. Memang benar, perihal kejutan ulang tahun yang Ayana maksud adalah hal ini. Tadi nya kalau tahap pertama ini berhasil, dia akan menghadirkan hantu palsu di tahap kedua. Namun nyatanya, gagal. Dan dengan kesal, dia mengambil ponselnya. Lalu memberikan kabar kepada Bryan dan beberapa teman nya yang sedang menunggu nya diluar sana. "GAGAL!" ^^ "Na... Bangun. Ayo kuliah" ujar Jenar seraya membuka gordyn kamar nya, agar sinar matahari dapat masuk dengan sempurna. Ayana menggeliat, mengubah posisinya menghadap ke arah kiri. Menghindari cahaya sang mentari. Dan itu membuat Jenar berdecak dengan gelengan kepala nya. "Na.. buruan bangun. Jangan lupa agenda kita hari ini dikampus siapin buat KKN di hari senin" lanjutnya seraya masuk kedalam kamar mandi dan meninggalkan Ayana yang semakin membungkus dirinya dengan selimut tebal milik Jenar. Hingga pada saat Jenar menyelesaikan ritual mandinya dan keluar dari kamar mandi nya. Dia melihat Ayana masih nyaman diatas ranjang milik dirinya. "Astaghfirullah, ini anak" ujar Jenar dengan gemas. Lalu Jenar mendekat kepada Ayana, kemudian menggoyangkan pundak Ayana agar terbangun dan segera bersiap untuk berangkat ke kampus. "Na, buruan bangun" ucap Gadis itu dengan nada tinggi nya. Teriakan Jenar itu berhasil membuat Ayana membuka mata nya, dan menatap Jenar yang sedang berdiri di hadapannya. "Apaan sih, Ra??" gumam Ayana dengan kesal karena tidurnya terusik oleh sahabatnya sendiri. "Apaan sih, apaan sih.. buru bangun! Sudah jam delapan ini" jawab Jenar. Gadis itu dengan sengaja berkata bahwa jam sudah menunjukkan angka delapan pagi. Padahal nyata nya, saat ini jam masih berada pada pukul enam lebih lima belas menit. "Hah?? yang bener?? kok elu nggak bangunin gue sih?!" ujar Ayana seraya bergegas turun dari ranjang Jenar, dan langsung menyambar handuk miliknya. Kemudian segera masuk kedalam kamar mandi. Meninggalkan Jenar yang sedang menahan tawa nya melihat tingkah konyol dari sahabatnya itu. ^^ Kegiatan kampus hari ini akan mempersiapkan beberapa hal tentang KKN yang akan berlangsung satu bulan lebih lamanya. Dan beruntung Jenar mendapatkan satu kelompok dengan Ayana, sahabatnya sendiri. KKN kali ini akan bertempat disebuah desa yang terletak di pedalaman Jawa Tengah. satu desa yang konon menurut survei adalah desa yang minim akses listrik dan transportasi untuk jangkau wilayah luar. Jenar pun mendengar bahwa tingkat pendidikan pada desa ini sangat amat minim sekali. Oleh karena itu Jenar dan beberapa rekan mahasiswa nya nanti akan melaksanakan KKN lebih lama dibandingkan kelompok lain nya. Saat ini pun, Jenar bersama dengan kelompoknya sedang berkumpul pada ruangan milik anggota Mapala. Jika kalian bertanya kenapa harus diruangan tersebut? Jawaban nya sangatlah mudah, Atha adalah ketua dari Mapala dan juga ketua dari kegiatan KKN ini. Betul, Atharrazka. Seorang pria yang waktu itu melihat tingkah memalukan dari Jenar yang hendak pergi ke stand Juice. Akan tetapi, gadis itu justru berhenti tepat di hadapan Atha dan teman-teman Mapala nya. "Okeh, disini gue mau ingatkan lagi ke kalian tentang rencana dan pelaksanaan kegiatan KKN ini terbagi menjadi dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan kelompok dan kegiatan individu" ujar Atha, selaku ketua kelompok. "Masing-masing dari jenis kegiatan tersebut terbagi menjadi empat bidang kegiatan, meliputi bidang keilmuan, bidang keagamaan, bidang seni dan olahraga, dan bidang tematik dan non-tematik" "Dan jenis kegiatan untuk bidang keilmuan disesuaikan dengan program studi masing-masing mahasiswa, sedangkan untuk bidang keagamaan, bidang seni dan olahraga disesuaikan dengan kemampuan minat masing-masing mahasiswa" Atha menjelaskan semuanya dengan sangat baik, sehingga semua anggota yang hadir dapat paham dengan baik pula. "Untuk semua bahan dan alat-alat yang kita butuhkan, sudah kalian siapkan?" tanya pria tampan itu pada masing-masing anggota nya. "Oh iya, dimohon membawa barang pribadi seperlunya saja ya. Dan jangan lupa obat-obatan pribadi, dan perlengkapan ibadah yang paling utama ya" Para anggota kelompok mengangguk paham, dengan semua yang ketua jelaskan. "Oh iya satu lagi, ini paling penting untuk di ingat!" "DILARANG MELANGGAR APAPUN YANG MENJADI LARANGAN DI DESA TERSEBUT!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD