1. Tentang Joana

1037 Words
Joana , gadis itu sedang berdiam diri di dalam kamarnya. Lebih tepatnya berdiri di balik jendela kamarnya. Menatap pekatnya malam , bahkan langit yang mendung tak ada bintang sama sekali. Dia teringat akan Joshua, kekasih hati yang sudah satu tahun ini meninggalkan nya untuk menempuh study di luar negeri. Dulu, Joana dan Joshua adalah dua sejoli yang tak akan pernah terpisahkan. Dimana ada Ana, begitu biasa gadis itu disapa, maka disitulah pasti ada Joshua. Hingga keduanya sempat menjadikan teman-teman nya iri. Terutama iri pada Ana yang begitu beruntung mendapatkan pacar sebaik, setampan dan tentunya sekaya Joshua. Ya, bukan menjadi rahasia lagi jika seorang Joshua berasal dari keluarga kaya. Akan tetapi, Joshua adalah pemuda yang baik. Tak pernah membedakan status sosial jika dia ingin berteman. Bahkan saat Joshua menjalin kasih dengan Ana pun, dia tak peduli dengan status sosial gadis itu. Tiga tahun Joana dan Joshua menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Tepatnya semenjak Joana menginjakkan kaki di kelas sepuluh sebuah sekolah menengat atas yang cukup terkenal di kota nya. Joana dapat bersekolah di sekolah yang termasuk elit , berkat beasiswa yang gadis itu terima. Jika tidak mana mungkin kedua orangtua Joana dapat membayar biaya sekolah yang cukup tinggi untuk kalangan menengah bawah . “ Ana ...!” panggilan ayahnya membuat Joana tersentak akan lamunan. “ Ya , Ayah....” Joana segera keluar kamar, dan benar saja ayahnya sedang berdiri di depan pintu kamar nya dengan wajah panik. “ Kenapa yah, “ “ Adikmu badan nya panas. Ayah boleh minta tolong untuk membelikan obat penurun panas di warung depan. “ Joana mengangguk. Seklipun ini sudah malam tapi Joana masih berani keluar jika hanya pergi ke warung yang letak nya di depan gang rumah nya. “ Baiklah yah. Ana belikan dulu. Jery ada dimana sekarang yah ?” tanya Joana “ Ada di kamarnya. Ya sudah ayah ke kamar Jery dulu. Ini uang nya .” Ayah menyodorkan selembar uang sepuluh ribuan pada Joana. Joana bergegas keluar rumah, tidak ingin adik nya menunggu terlalu lama. Akhir-akhir ini adik nya memang sering sakit-sakitan. Akan tetapi ayahnya belum pernah membawanya untuk pergi memeriksakan Jery ke rumah sakit. Selain karena terkendala masalah biaya, juga karena ayah nya khawatir jika Jery menderita penyakit yang bukan –bukan. Keluarga Joana memang bukan keluarga berada, Oleh karena itulah Joana pun tak dapat meneruskan pendidikan nya pasca dia lulus Sekolah Menengah Atas dua bulan yang lalu. Dan saat ini Joana sudah bekerja meskipun hanya menjadi seorang waitress di sebuah restaurant dengan hanya mengandalkan ijazah SLTA nya. Joana berharap agar ia segera mendapatkan pekerjaan yang layak agar dapat meringankan beban ayahnya. Ayah nya yang bekerja serabutan, menjadi apa saja asalkan mendapat uang untuk membiayai hidup kedua anak nya. Tak terasa tibalah Joana di warung yang ia tuju. Membeli obat penurun deman untuk Jery. Setelah memperoleh apa yang dia cari, Ana terburu pulang ke rumah. Betapa Joana terkejut mendapati adiknya yang suhu badan nya sangat panas. “ Ayah, kenapa badan Jery panas sekali ?” tanya Joana khawatir. “ Entahlah ayah pun juga tidak tahu.” “ Tapi yah, akhir - akhir ini Jery sering sekali sakit. Apakah tidak sebaik nya kita periksakan saja dia ke Rumah Sakit. “ “ Biaya nya darimana Ana. Berobat itu kan membutuhkan biaya. Apalagi keluarga kita tidak memiliki kartu jaminan kesehatan , mana bisa kita mendapatkan keringanan biaya pemeriksaan.” Betul juga apa yang ayahnya katakan. Biaya darimana untuk berobat. Andai saja Joana sudah mendapatkan gajinya, setidak nya dia bisa membantu ayahnya. Joana berjanji dia harus lebih giat lagi bekerja dan tetap bersemangat untuk memasukkan lamaran pekerjaan lagi agar dia mampu mendapat pekerjaan yang lebih layak dari pekerjaan nya yang sekarang ini.   *** Keesokan hari nya, pagi-pagi sekali setelah dia selesai memasak dan membereskan rumah, Joana sudah rapi dengan kemeja putih dan celama bahan berwarna hitam. Hari ini dia akan pergi bekerja. Belum ada satu bulan dia bekerja, dan saat ini ana masih melalui masa training. Sebelum pergi meninggalkan rumah , Joana menyempatkan diri untuk masuk ke dalam kamar adik nya. Alangkah terkejutnya ia mendapati adiknya yang menggigil kedinginan. “ Jery ....!” teriak Joana. Tapi Jery tak menanggapi kakaknya . Joana tentu saja dibuat panik. Segera keluar dari kamar Jery untuk mencari ayahnya. “ Ayah ...! ayah ....!” teriak Joana. Ayahnya yang sedang memberi makan ayam di belakang rumah sampai terlonjak kaget. “ Ada apa , Ana “ “ Jery yah... Jery ...” “ Jery kenapa ?” “ Jery menggigil yah...” Ayah Joana segera meletak kan tempat makan ternak nya dan tergesa lari masuk ke dalam rumah. Disusul oleh Joana di belakangnya. Mereka berdua terlihat panik. Kondisi Jery tidak bisa dibilang baik baik saja karena selain menggigil kedinginan justru keringat dingin sudah membasahi tubuh Jery. “ Yah bagaimana ini ?” tanya Joana panik. “ Ayah panggilkan Bu Murni dulu. “ Joana mengangguk menyetujui ide ayahnya, Bu Murni adalah salah seorang tetangganya yang berprofesi sebagai perawat. Biasanya Bu Murni akan banyak dimintai tolong oleh tetangga terdekatnya jika membutuhkan bantuan pengobatan. Tak berselang lama , ayah datang bersama Bu Murni. Segera Bu Murni memeriksa kondisi Jery. Akan tetapi melihat kondisi Jery yang memang tidak baik-baik saja , Bu Murni angkat tangan. “ Joana, sepertinya Jery harus segera dibawa ke Rumah Sakit. Kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk diberikan obat biasa. Jery harus mendapatkan perawatan yang semestinya. “ Joana terduduk lemas di atas ranjang Jery. Tidak ada plihan lain memang selain harus membawa Jery ke Rumah Sakit. Joana dapat melihat sendiri bagaimana Jery yang tampak pucat pasi. “ Baiklah Bu Murni. Saya akan membawa Jery ke Rumah Sakit.” “ Harus segera Joana. Kondisi Jery sudah parah.” “ Baik Bu Murni.” Joana keluar kamar Jery, menatap ayahnya sekilas yang berdiri di ambang pintu kamar Jery. “ Yah, bagaimana ? Kita harus segera membawa Jery ke Rumah Sakit,” Ayahnya mengangguk paham. “ Kita tidak ada pilihan lain Joana. Demi kesembuhan Jery. “ Ayah nya beranjak keluar rumah. Mencari bantuan pada tetangga yang memiliki mobil dan meminta tolong kepada tetangganya untuk mengantarkan Jery ke Rumah Sakit. Beruntungnya mereka memiliki tetangga yang baik Sehingga Jery bisa segera dibawa ke rumah Sakit. Kondisi Jery sudah semakin parah, beberapa orang suster melarikan Jery ke ruang iGD. Joana dan ayahnya hanya bisa menunggu nya di ruang tunggu depan IGD. Harap-harap cemas menanti kabar mengenai kondisi Jery. Dalam hati Joana tak berhenti berdoa, semoga kondisi Jery baik-baik saja. Selama ini Jery memang sring sekali sakit-sakitan. Dan ini kondisi terparah Jery selama ini. Biasanya Jery hanya mengalami demam biasa yang tiga hari bisa sembuh. Atau batuk pilek yang tidak sampai satu minggu juga akan sembuh. Hanya saja memang sering sekali jery akan mengalami sakit yang berganti-ganti jenisnya. Sampai-sampai Joana tidak tega jika melihat kondisi Adiknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD