3. Dialah Jofan

1002 Words
“ Jofan ! Sampai kapan kau akan tetap melajang seperti ini. Ingat Jo ! Usia mu tak lagi muda. Empat puluh tahun jika kau lupa !” Jofan ingin sekali menyumpal telinga nya acap kali mendengar mama nya yang selalu saja protes dengan status lajang yang disandang nya. Entahlah , memang hingga detik ini Jofan belum ada niat untuk menjalin hubungan yang serius dengan seorang perempuan. Dia masih belum ingin terikat dengan yang namanya keluarga. Yang menjadi prioritasnya untuk sekarang ini hanyaah karir, perusahaan dan juga Joshua. Jofan ingin mendidik Joshua agar pemuda itu menjadi orang sukses seperti dirinya karena suatu ketika Joshua lah yang akan mewarisi semua aset keluarga, termasuk perusahaan. “ Sudahlah , Ma. Bisa tidak jika mama tak selalu merecokiku mengenai menikah dan wanita . Aku sudah cukup capek mendengar omelan mama setiap kali mama datang. “ “ Sejak kapan kau menjadi tidak sopan begitu pada mama , Jo ?” “ Maafkan Jo , Ma. Jo tak berniat berbicara kasar pada mama. Hanya saja Jo terlalu lelah jika harus membicarakan urusan menikah. “ “ Lalu , Mama harus berbuat apa ? Kau adalah anak mama satu-satu nya , Jo ! setelah kakakmu tiada. “ ucap Mama kemudian dengan wajah sendu nya. Jika sudah seperti ini Jofan bisa apa , selalu merasa iba pada sang mama. “ Ma, setidaknya tunggu Joshua lulus kuliah, barulah aku  yang akan memikirkan berumah tangga.” “ Tidak bisa Jo ! Mama hanya ingin kau menikah secepatnya. Joshua sudah besar Jofan. Dia pasti akan senang jika melihatmu menikah. Selama ini kau sudah berjuang keras mengurus Joshua. Sekarang waktu nya kau memikirkan dirimu sendiri. “ “ Aku tidak bsia janji pada mama. “ Hanya itu yang sanggup Jofan ucapkan. Dia tidak ingin memberikan harapan palsu pada mama nya. Karena memang saat ini tidak pernah terbesit di pikiran nya untuk menikah dalam waktu dekat. “ Jika memang seperti itu , Mungkin mama harus turun tangan .” “ Maksud mama ?” “ Mama akan mencarikan jodoh untukmu “ “ Ma, sudah berapa kali mama berusaha menjodohkan ku dan aku selalu tak cocok dengan gadis pilihan mama .” “ Kali ini mama tidak akan meminta persetujuaamu, Jo. Yang terpenting bagi mama adalah kau menikah secepatnya. Dan mama yang akan mengatur semuanya. Termasuk perempuan yang akan menjadi calon istri mu. Mama yang akan carikan. Dan ingat ! Mama tak membutuhkan persetujuanmu. “ “ Mama tidak bisa berbuat seperti itu. Ini hidup Jo , Ma. “ “ Jika memang seperti itu, mama memberikanmu waktu satu bulan untuk kau mencari sendiri perempuan yang sesuai dengan kriteriamu. Jika dalam waktu sebulan kau tak juga membawa calon istri di hadapan mama, maka jangan salahkan mama jika mama yang akan bertindak. “ “ Ma ....!” “ Ingat itu Jo, kali ini mama tidak main-main .” Setelah mengatakan itu mama pergi meninggalkan Jofan yang masih duduk di sofa ruang keluarga. Jofan memijit pelipisnya yang mulai berdenyut. Kenapa mama nya ini ngotot sekali ingin mencarikan jodoh untuk nya. Apakah sebegitu tidak laku nya dia hingga harus mama yag turun tagan. Tidak !  Itu tidak boleh terjadi. Dan Jofan berjanji dalam waktu satu bulan dia akan membawa calon istri ke hadapan mama. Enath Jofan akan mendapat kan perempuan itu dimana . yang jelas Jofan tidak ingin menikah dengan perempuan pilihan mama yang jelas saja tidak ia kenal sebelum nya. Mungkin nanti Jofan bisa meminta bantuan sekretarisnya atau salah satu teman kencan nya untuk berpura pura menjadi calon istri nya. Ah, Jofan semakin pusing . Setiap kali mama nya datang , hanya perkara wanita dan menikah yang selalu mama nya bahas. Tidak ada hal lain nya padahal masih ada Joshua yang harusnya mama perhatikan keberadaan nya. Joshua , pemuda dua puluh tahun , anak lelaki Jofan satu-satu nya yang kini memutuskan kuliah di Luar Negeri. Sebenarnya Jofan lah yang memaksa Joshua agar pemuda itu bisa menempuh study ke Luar Negeri dengan tujuan agar Joshua kelak bisa terlatih menjadi seorang enterpreneur yang mampu menggantikan dirinya. Usia Jofan memang tidak lagi muda. Empat puluh tahun , dan Jofan adalah lelaki matang yang sangat potensial untuk dijadikan suami. Tapi entahlah sejak kehadiran Joshua di hidupnya, hanya Joshua lah yang menjadi prioritas dan tujuan hidup Jofan. Tidak ada yang lain nya. Dan bagi Jofan seandainya ia menikah kelak, maka calon istri nya harus basa menerima keberadaan Joshua dan tidak hanya menerima dirinya saja. Hal ini lah yang kadang membuat keretakan hubungan Jofan dengan teman wanita nya. Diantara mereka kebanyakan selalu merasa keberatan dengan keberadaan Joshua. Dan Jofan tak akan bisa menjalin dengan wanita yang tidak bisa menerima Joshua sebagai putra nya. Jofan meraup wajahnya frustasi. Hari ini seharusnya dia sudah berangkat ke kantor, akan tetapi kedatangan sang mama yang tiba-tiba membuat nya mengurungkan niat untuk pergi . Jofan memilih beranjak dari duduk nya dan masuk ke dalam kamarnya. Biarlah hari ini dia tidak akan pergi ke kantor. Diraihnya ponsel yang berada di saku celana nya. Jofan harus menghubungi sekretarisnya dan mengabarkan bahwa dia tidak bisa datang ke kantor hari ini. “ Hallo, Silvya. Aku tidak bisa datang ke kantor hari ini. Tolong reshedule semua jadwalku hari ini. “ “ Baiklah , Pak. Saya akan me-reshedule semua jadwal anda hari ini. Eum ... apakah ada hal lagi yang ingin anda sampaikan ?” tanya Silvya. Jofan ragu, sebenarnya dia ingin memberikan tawaran pada Silvya agar sekretarisnya itu mau menjadi calon istri pura - pura nya. Mengingat status Silvya yang masih lajang. Jofan yakin Silvya tak akan menolak jika dia menawarkan imbalan yang menggiurkan. Tapi apakah dia harus berbicara pada Silvya sekarang melalui telpon. Ah, rasanya tak etis dan tentu saja hal ini bisa saja membuat Silvya terkejut. Baiklah , mungkin Jofa bisa mengagendakan pembicaraan seputar rencananya pada Silvya besok saat dirinya sudah kembali ke kantor. “ Hallo , Pak Jofan ... Pak Jofan masih disana kan ?” tanya Silvya sekali lai.Jofan tergagap, lalu menjawab “ Aku masih disini. Baiklah terimakasih Silvya. “ “ Baik Pak. “ Setelahnya Jofan menutup sambungan telpon. Memilih untuk merebahkan tubuhnya diatas kasur. Pandangan nya menerawang menatap langit langit kamar nya. Keinginan mamanya terngiang kembali di ingatan nya. Sebenarnya Jofan tak bisa menyalahkan mama nya begitu saja Orang tua mana yang tak ingin anak nya berumah tangga. Dan mamnya ini memang sudah tua. Sudah sepantasnya menuntut padanya akan sesuatu yang sudah semestinya dia berikan pada mama sejak dulu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD