Abis makan siang dan balik ke kantor sama Mba Sonya dan Mba Yeni, aku lihat Pak Darren dan beberapa orang-orang berpakaian formal tengah ngobrol sambil jalan, kayanya mau pergi ke luar. Tumben Pak Temmy gak ada? Kayanya marah beneran itu madu, hahahahah, tawaku dalam hati. Aku langsung ngubah mimik muka sedatar mungkin saat lihat manik mata Pak Darren tiba-tiba tertuju ke arahku. Bahkan aku masih suka lupa kalau Pak Darren bisa dengar suara hati aku! Langkahnya terhenti, disusul dengan yang lain mengikuti. Mba Yeni dan Mba Sonya ngucapin selamat siang sambil membungkuk sebentar, membuatku mengikuti tingkah mereka berdua. “Selamat siang, Pak,” sapaku pada kumpulan laki-laki yang sekarang menganggukkan kepalanya sekali dan tersenyum. Aku ngelirik ke arah Pak Darren yang masih menatapku s

