"Kemas-kemas aja dulu deh, baru main lagi!" gumam Ken. Lalu Ken segera merapikan pakaian dan beberapa barang ke dalam kardus.
Ketika Ken sedang memasukkan barang ke dalam kardus. Datanglah bibi yang membawakan makanan dan minuman untuk Ken.
Tok ... tok ... tok
Ken yang mendengar ada suara ketukan. "Masuk aja!" Sambil membungkus kardusnya dengan solatip.
Bibi langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Ken. "Ken, ini sarapan sama susunya!" Sambil meletakkan nampannya ke atas meja.
"Iya, bi! Nanti Ken makan!" jawabnya sambil memasukkan barang ke dalam kardus lagi.
"Mau bibi bantuin gak kemas-kemasnya?" tanya bibi yang belum pergi dari kamar Ken.
"Tidak usah, Ken bisa sendiri kok!" jawabnya sambil melihat ke arah bibi dengan tersenyum.
"Oke, bibi mau kemas-kemas dapur dulu ya! Jangan lupa di makan!" ujar bibi sambil berjalan ke arah pintu kamar Ken.
"Baik, Bi!" jawab Ken.
Beberapa menit kemudian...
Ken sudah rapi berkemas-kemas. Dia pun langsung makan yang dibawakan oleh bibinya. Di saat Ken sedang asik makan. Datanglah ayah ke kamar Ken.
Tok ... tok ... tok
Ayahnya Ken membuka pintu kamar Ken secara perlahan-lahan. Dan Ken langsung melihat ayahnya. "Ada apa, Yah?" Sambil meminum s**u.
"Udah selesai berkemas?" tanya ayah yang menghampiri Ken. Lalu dia langsung melihat seluruh kamar Ken. "Wah cepat sekali kau berkemas."
Ken tersenyum. "Udah, Yah!" Sambil meletakkan cangkir ke atas meja.
"Oh iya, kita bakal pindah ke rumah lama kita! Soalnya ayah ada kerjaan di sana!" girang ayahnya.
"Benarkah? Berarti Ken bisa bertemu Zie?" girang Ken. Memang harapan Ken itu bertemu Zie kembali.
"Tentu, makanya kamu harus kemas-kemas dengan cepat!" jawab ayah sambil mengelus kepala Ken. "Ayah turun dulu ya!" Sambil berjalan ke arah pintu kamar Ken dan pergi dari kamar Ken.
"Yess, akhirnya aku bisa bertemu Zie lagi! Jadi gak sabar bertemu Zie," gumam Ken yang tidak sabar bertemu Zie.
Semua barang-barang Ken telah rapi di kemas. Dia segera mengangkut barang-barangnya ke truck mobil.
Setelah semua barangnya diangkut. Ken dan keluarganya pindah ke Jakarta. Ken sudah tidak sabar bertemu Zie.
3 jam kemudian...
Sampai lah Ken dan keluarganya di tempat rumah Ken dulu dia tinggal. Segera mungkin, Ken keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah Zie yang tepat berada di samping rumah Ken.
Setelah Ken sudah berada di depan pintu rumah Zie. Dia langsung mengetuk pintunya. Awalnya, tidak ada yang keluar dari rumah Zie. Namun, Ken tidak menyerah, dia terus mengetuk-ngetuk pintu rumah Zie.
Tok ... Tok ... Tok
Tok ... Tok ... Tok
Tok ... Tok ... Tok
Pintu rumah Zie terbuka. Dikirain Ken, yang buka pintu itu Zie. Tetapi, ternyata orang lain yang keluar.
"Nyari siapa ya, Dek?"
"Zie nya ada?" tanya Ken.
Orang itu kebingungan dengan ucapan Ken. Zie? Siapa dia? Tanpa berpikir panjang. Orang tersebut langsung menanyakan kepada Ken.
"Zie, siapa ya?"
Duarr...
Seketika hati Ken sakit sekali mendengar ucapan orang itu. Bagaimana bisa dia tidak mengenali Zie? Bukan kah ini rumah Zie? Tapi kenapa orang itu tidak kenal Zie?
"I-ini rumahnya Zie kan?" tanya Ken dengan gugup. Seingat dia, itu rumahnya Zie. Tetapi, kenapa orang itu tidak kenal dengan Zie.
"Maaf, di rumah ini gak ada yang namanya Zie! Kamu salah rumah kali, Dek!"
"T-tidak, ini beneran rumah Zie!" jawab Ken dengan jujur.
"Dia gak ada di sini! Dia sudah pindah, dan sekarang yang nempati rumah ini, keluarga saya!"
Mata Ken mulai berkaca-kaca. Namun, Ken mencoba untuk menahan air matanya. "Baik, maaf saya menganggu anda!" Lalu Ken pergi dari rumah itu dan pulang ke rumahnya.
Sampai di rumah. Bundanya Ken langsung menghampiri Ken.
"Ken, gimana? Udah ketemu Zie?" tanya Bunda girang sambil memeluk Ken.
Ken membalas pelukkan bunda. Dia malah mempererat pelukannya. Karena, dia tidak kuat jika Zie beneran pindah.
"B-bunda!" ujar Ken dengan suara isak.
Bundanya yang mendengar suara isakan Ken langsung menanyakan kepada Ken. "Ada apa? Kenapa kamu menangis?" Sambil mendongakkan kepala Ken. Betapa kagetnya bunda melihat Ken menangis.
"Kenapa? Coba ceritakan!"
"Zie udah pindah, Bunda!" jawab Ken sambil mengelap air matanya. Memang Bunda Ken tahu kalau Ken sangat menyayangi Zie. Oleh sebab itu, Ken menangis jika tidak bertemu Zie. Karena sejak mereka tinggal di Bandung. Ken jadi dingin dan cuek jika tidak ada Zie.
Bunda tersenyum ke arah Ken. "Shut, gak boleh nangis! Masa jagoan bunda nangis sih!" Sambil mengelap air mata Ken. "Bunda tahu kok, rasanya! Coba kamu perlahan-lahan melupakan Zie!"
"Kenapa? Kenapa Ken harus melupakan Zie?" tanya Ken kepada bundanya.
Bunda menarik napas dalam-dalam. Dia bingung harus jelasin ke Kennya gimana. "Jika kalian berjodoh, pasti kalian akan dipertemukan! Jadi, ayok segera lupakan Zie!" Sambil tersenyum kepada Ken.
"Gak semudah itu, Bun!"
"Memang gak mudah! Tapi, ayok perlahan-lahan kamu lupakan Zie!" balas bunda sambil mengusap-usap kepala Ken. "Sebaiknya kamu rapiin kamar kamu gih!"
"Iya, Bun!" jawab Ken. Lalu Bunda pergi meninggalkan Ken. Dan Ken berjalan menaiki satu persatu anak tangga. Di dalam perjalanan menuju kamar Ken.
"Apakah aku harus melupakan Zie?" gumam Ken yang sedang berjalan menuju kamarnya.
Ken merasa sedih. Karena dia ditinggalkan oleh sahabat kecilnya. Setelah dua bulan berlalu, Ken memasuki sekolah barunya di Jakarta.
Saat ini, Ken berada di kelas 12 yang berarti dia harus fokus terhadap ujian sekolahnya. Saat Ken memasuki hari pertamanya. Dia mendapatkan kesialan.
Bruk...
"Aish, kalau jalan pakai mata dong!" ucap cewek yang menabrak Ken. Bukan menabrak saja, bahkan cewek itu menumpahkan air minumannya ke baju sekolah Ken. Cewek itu sedang menundukkan kepala. Dia menundukkan kepala, karena dia juga keikutan kesiram air minumannya
"Cih, menyebalkan!" jawab Ken sedikit kesal sambil membersihkan bajunya. Namun, percuma saja! Bajunya sudah basah. Apalagi yang harus dibersihkan.
Cewek yang menabrak Ken bernama Arsila Ratu Resita, biasa dipanggil Ara. Saat ini Ara mengomel-ngomel kepada Ken. Karena status di sekolahnya dia dijuluki ratu primadona.
Wajahnya sih cukup cantik. Tetapi, bagi Ken hanya Zie yang paling cantik. Tetapi, itu waktu kecilnya. Mungkin karena mereka sudah bertumbuh dewasa. Wajah Zie nambah cantik.
"Kamu ini bisa jalan pakai mata gak sih?" tanya Ara kesal. Padahal mah, jelas-jelas Arsila yang menabrak Ken. Tetapi, malah Kennya yang diomelin.
"Lihat tuh! Bajuku jadi bau kopi!" sambungnya sambil melibat wajah Ken yang datar. Seketika Ara langsung berhenti mengomel melihat wajah Ken yang sangat tampan saat berekpresi wajah datarnya.
Ken bukannya menjawab ucapan Ara. Dia langsung membuka baju seragam barunya itu dan melempar bajunya ke Ara. Untung saja, Ken memakai baju kaos. Jadi, Ken tidak membukanya dengan tubuh t*******g d**a.
Ara cukup kaget, ketika Ken melempar baju kotornya ke wajah cantiknya Ara. "Aish, kau ini! Main lempar-lempar aja! Makeupku jadi luntur tahu gak!" Sambil mengambil baju Ken dari wajahnya.
bersambungg...