Tatapan Sandi masih terpaku pada cincin yang ada di genggaman tangan istrinya. Bagaimana dia akan menjawab pertanyaan Almira mengenai cincin tersebut? Bagaimana caranya agar Almira tidak curiga jika dia mengatakan yang sebenarnya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus berputar di kepala Sandi. Mulutnya seakan sangat berat hanya sekadar untuk mengucap. Sampai pada akhirnya, Almira kembali menegur Sandi. "Mas? Mas Sandi?" Almira mengguncang lengan Sandi yang sontak terhenyak, dan mengerjap bingung. "I-iya, Al?" Barulah tatapan Sandi beralih pada sang istri yang berdiri di sisi ranjang. Keningnya mengerut dalam, mendapati raut Almira yang penasaran. "Mas malah ngelamun." Bibir Almira mengerucut seraya menarik tangannya, dan ikut duduk di tepi ranjang. Almira menghela napas panjang, kem

