10. Double Date

1230 Words
CEO TAMPAN DAN GADIS MISKIN 10 ** Dodi berkunjung ke kontrakan Karina. Ia datang dengan baju kemeja motif liris berwarna biru muda dan celana jeans yang tidak terlalu ketat. Penampilannya tidak terlalu buruk. Karina yang selesai bersiap merasa bahagia dengan penampilan Dodi, tidak begitu memalukan. Karina menggunakan penampilan yang sederhana. Ia memakai dress yang tertutup hingga lutut ditambah celana jeans yang tidak juga terlalu ketat karena bajunya juga sudah menutupi jeans nya, serta hijab yang indah yang membalut kepalanya. "Dodi, terima kasih ya kamu mau menolongku," kata Karina ketika sudah berada diluar kontrakannya dan bersiap pergi. Dodi yang dari tadi menunggu Karina di luar rumahnya langsung membrondong nya dengan pertanyaan. "Sebenarnya ada apa sih, Karin. Mengapa aku harus pura-pura jadi pacarmu?" tanya Dodi penasaran. Karina menghela nafas dan menghembuskan nya secara kasar. Dia mulai duduk di bangku lalu menyuruh Dodi juga duduk kemudian menjelaskan yang terjadi sebenarnya. Dodi dengan seksama mendengarkan cerita Karina. Bagaimana dia berjumpa Andrew. Bagaimana dia bisa jadi pembantu untuk lelaki itu. "Jadi kamu mau, 'kan menolongku, Dod? Kamu tahukan rasanya dihina bagaimana?" sahut Karina. "Makanya, Karin. Kamu sudah bisa mencari kekasih," ujar Dodi mencibir. "Kamu kira mencari pacar semudah membalik telapak tangan. Aku nggak mau salah pilih. Aku sekarang nyaman sendiri Dodi." kesal Karina. "Ya aku mengerti, tapi jangan kelamaan sendiri ya, Karin. Aku doain deh semoga kamu mendapat jodohmu segera, terus kita bagaimana, Karin?" "Seperti biasa aja, Dod. Jalan biasa dan makan siang. Jangan melakukan hal aneh. Jangan pegang-pegang aku, Dod. Aku hanya membawa pria saja kehadapan lelaki menyebalkan itu, setelah itu semuanya selesai!" ucap Karina. "Yey, Karin jangan terlalu ngarep deh aku pegang kamu, di hatiku cuma ada Silvia." Rajuk Dodi mencibir, Karina tersenyum. "Ya aku paham, ayo kita berangkat!" Dodi dan Karina pergi ke Resto yang sudah ditentukan Andrew. Karina Naik motor Dodi. Motor yang cukup baguslah. Motor yang berukuran besar. Dodi berkata sengaja mencicilnya untuk membahagiakan Silvia agar tidak malu ketika mereka jalan bersama. Karina mencibir Dodi tidak pernah berubah. Ia sangat mencintai dan menyayangi Silvia. ***** Mereka tiba di Resto yang sudah ditentukan Andrew, antara yakin dan tidak mereka melangkah. "Yakin Karin, ini tempatnya? Ini resto mahal loh," tanya Dodi takjub pasalnya pertama kali ia datang ketempat ini. "Ya alamat yang dikirimkan benar Dodi. Mewah banget sih. Aku baru pertama kali makan di sini, Dod," sahut Karina tidak kalah takjub. "Terus, Karin. Siapa yang akan bayar? Aku nggak mau loh pulang nanti kita cuci piring karena nggak sanggup bayar!" "Pria itu yang mengajak kita yang akan bayar kamu tenanglah kita akan makan enak dan tidak perlu cuci piring. Eh, kamu udah pernah kesini belum, Dod, dengan Silvia? Ternyata pria itu pintar memilih tempat," kata Karina antusias karena sebentar lagi akan makan enak. "Aku juga baru pertama kali kamu kan tahu aku bukan orang kay. Pasti jalannya ketempat tempat murah doang. Sudah jangan banyak bicara pria majikan mu pasti sudah menunggumu." Dodi dan Karina pun masuk ke Resto tersebut dengan perasaan tidak menentu pasalnya ini pertama kali mereka ke Resto tersebut. Sampai didalam mereka duduk di kursi yang sudah dipesan Andrew. Pelayan yang berseragam menuntun mereka sampai di kursi itu. Namun, Andrew belum datang. Karina mulai mendengkus. Apa mungkin Andrew membohonginya? Apa benar Andrew mengerjainya? "Karin mana pria majikan mu itu? Kok cuma kita berdua disini?" "Entahlah, kalau dia tidak datang ya lebih bagus kan," jawab Karina enteng. "Terus bagaimana dengan uang yang kamu janjikan Rin? tetap dibayar kan?Aku bingung nih mau beri kado apa ke Silvia," ujar Dodi frustasi. "Ya Tuhan, Dodi. Aku akan tetap bayar tapi kalau Andrew nggak datang, aku bayar setengahnya ya, kan aku nggak jadi kenalin kamu ke dia," kesal Karina. "Ya deh, semoga dia datang ya." Mereka pun menunggu Andrew dan pacarnya. Karina juga penasaran dengan pacar Andrew seperti apa orang nya. Hampir setengah jam mereka menunggu namun Andrew tidak datang. Karina mulai kesal. "Dodi, sebaiknya kita pulang." "Loh kok pulang, Rin. Tunggulah sebentar lagi," ucap Dodi. "Kamu tahu, sepertinya dia mengerjai kita. Benar-benar laki laki menyebalkan! Mentang mentang orang kaya seenaknya saja memperlakukan kita seperti ini!" kata Karina ketus. Ketika hendak bangkit mereka terperangah melihat Andrew sedang berjalan menggandeng wanita yang sangat cantik. Mereka pun duduk kembali. Benar benar pasangan yang serasi. Wanita menggunakan dress dengan lengan yang tidak terlalu panjang dipadukan celana yang longgar mirip keper namun sangat cocok dengan baju yang dikenakannya serta ikat pinggang mahal. Sedangkan Andrew menggunakan Jas mewah benar benar cocok. "Hai, sudah lama menunggu kami ya." Sapa Andrew. Karina hanya mendengkus melihat ketenangan Andrew pasalnya ia sudah lama menunggu mereka. "Perkenalkan, ini Clair." Wanita yang disapa Clair itupun tersenyum ke arah Karina. Karina menerima Uluran tangannya seraya tersenyum kembali ke wanita cantik itu. "Dia pacarmu?" Tatapan Andrew tajam dan mengejek. Dengan senyuman Karina memperkenalkan Andrew dan Dodi. Kemudian dengan setengah hati Andrew menjabatnya. Andrew menarik kan bangku untuk Clair kemudian duduk. Setelah memesan makanan mereka kembali diam. Karina dan Dodi hanya asal memilih menu karena memang tidak tahu menu apa yang akan disajikan. "Karina hebat ya. Andrew sering membicarakan mu," ucap Clair yang memecahkan keheningan. "Apa? Maksud nona apa ya?" Karina tertawa garing. "Andrew bilang masakan mu enak. Pekerjaanmu bagus dan kamu juga baik." Clair memuji Karina. Karina nyengir sambil berbicara dalam hati. Mana mungkin sih majikan cerewet membicarakan yang baik baik tentang dirinya. "Clair, sudah jangan diperpanjang bisa bisa si bibi ini melayang merasa senang," ujar Andrew yang dibalas tawa oleh Clair. Karina mengerucutkan bibir. Benarkah dia majikan bermulut pedas dan cerewet mana mungkin memuji aku, apalagi didepan kekasihnya. Karina membatin. "Anda juga sangat cantik nona Clair. Sangat serasi dengan tuan Andrew." Karina memuji dan dibalas tawa oleh Andrew dan Clair. Pemandangan yang membuat siapa saja iri karena Andrew memiliki kekasih secantik Claire. "Ya ialah!" Andrew mengejek ke Karina." "Kau sendiri kapan kenal dengan dia? Katanya kamu tobat jatuh cinta. Mana buktinya?" Andrew menunjuk tidak suka. "Dia Dodi dia sangat baik. Sudah lama kenal, Tuan. Ketika kami sama sama kuliah. Bisa di bilang aku memang tobat tetapi kebaikan Dodi bisa merubah segalanya," ucap Karina tersenyum, Dodi balas senyum batinnya berkata akhirnya aku tidak di cuekin. "Karin, boleh tidak aku ke rumah dan mencicipi masakan mu?" Clair menambahkan. "Tentu, Nona Clair. Anda kan kekasih tuan. Saya senang bila anda datang apalagi mencicipi masakan saya. Tetapi, maaf kalau nanti tidak enak," sahut Karina. Pesanan datang. Mereka makan dalam diam. Sesekali Andrew memanas-manasi Karina dengan memberikan Clair minum dan memberikan tissue untuk membersihkan sisa makanannya. Karina sama sekali tidak terpengaruh karena dia memang gak ada rasa ke Andrew. Karina justru sangat kagum dengan Clair. Bagaimana wanita yang begitu cantik mau berdampingan dengan Andrew yang cerewet. Ia kemudian menggelengkan dan membuang pikirannya jauh jauh. Bagaimanapun Clair dan Andrew sangat serasi. Dia cukup merasa bahagia untuk hal ini. Sesekali Dodi memberikan garpu ke mulut Karina dan memaksanya makan. Dodi menyuapi Karina dan dibalas dengan cibiran Karina. Mereka tidak saling berbicara. Namun, dari tingkah laku, seakan mereka berbicara dalam bahasa isyarat. 'Ayo makan, karin.' 'Apa yang kau lakukan Dodi mengapa menyuapiku? kau sok romantis!' 'Aku hanya akting supaya benar benar nampak seperti kekasih aslimu.' Kira kira begitulah percakapan batin mereka hingga akhirnya dengan malu malu Karina menerima suapan Dodi. Andrew mendengkus melihat mereka berdua. Dodi juga mengambil sedikit makanan Karina untuk di makannya. Perbuatan mereka mirip ABG yang sedang jatuh cinta di mata Andrew. Karina tersenyum bahagia ketika bersama Dodi. Clair hanya tertawa melihat wajah Andrew yang tak suka sikap Dodi terhadap Karina. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD