Satu hari setelah diagnosa keluar Arumi memang memarahi Sulistyowati. Lebih tepat menegurnya lah, menegur dengan keras. Ketika itu Sulistyowati bilang tak ingin Arumi sedih. Dia tidak berpikir bahwa akibatnya seperti ini. Dia pikir diagnosa dokter salah dan buktinya selama 2 tahun Ita tak pernah ada tanda-tanda yang memberatkan penyakitnya, walau tidak pernah terapi dan tidak pernah minum obat sama sekali. Sejak itu juga Sulistyawati lupa dengan penyakit cucunda tercinta. Bukan dia yang menggampangkan tapi dia lupa, karena tak pernah ada indikasi yang menyiratkan penyakit Ita itu bertambah parah. Ya bagaimana mau tahu tambah parah wong penyakit ada di dalam tubuh bukan luka di luar. Kalau luka di luar bisa kelihatan lukanya bertambah busuk atau sembuh. Ini kan sakit di dalam, enggak ad

