HARI KE - 1 Untuk mengisi hari libur kami, Dandi mengajakku ke sebuah desa wisata. Butuh waktu berjam-jam untuk kesana karena memang wilayah puncak gunung. Sepanjang perjalanan, dia bercerita tentang silsilah keluarganya yang merupakan tuan tanah di sebagian wilayah itu sampai sekarang. Intinya hampir seluruh penduduk itu masih saudara dengannya. Selain di mansion kakeknya yang sarang pembunuhan itu, dia menghabiskan masa kecilnya disini. Ketika kami memasuki papan nama desa yang sangat sederhana, aku bisa melihat raut wajah cerah Dandi. "Disini sejuk ya," gumamku setelah keluar dari mobil putih Dandi. Udaranya benar-benar asri dan dingin. Padahal sekarang sudah jam sepuluh pagi. Jika di kota pasti sudah sangat panas cuacanya. Tidak ada asap knalpot, tidak ada terik mentari yang menye

