Tiara Yang Berbahaya

1102 Words

Tiara menyentuh lengan Abimana dengan lembut, menatap suaminya penuh harap di ruang interogasi yang sepi. Sorot lampu putih menyilaukan menyorot kursi di tengah ruangan, di mana Milka duduk terikat dengan tubuh yang tampak jauh lebih kurus dan lemah dari sebelumnya. Rambutnya acak-acakan, pipinya cekung, dan matanya kosong. "Tolong," bisik Tiara. "Biar aku bicara dengannya sebentar." Abimana berdiri tegap di samping pintu. Tangannya bersedekap, dan dagunya terangkat. Ketegangan masih jelas di wajahnya. "Tidak," ucapnya tegas. "Dia tetap berbahaya. Aku tidak mau ambil risiko." "Tapi dia sudah diikat. Tidak bersenjata. Dia bahkan nyaris tak bisa duduk tegak, Mas," ucap Tiara lagi, dengan suara pelan tapi penuh keyakinan. Abimana menoleh ke arah Milka. Sesaat, matanya menajam. Seolah me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD