“Halo.” Sebuah senyuman yang sangat manis terurai di wajah gadis itu, saat ia menyambut kedatangan Shailene dan Raven yang baru saja memasuki ruang kerja. Senyum itu milik Maura. Wajahnya yang berdarah Asia tampak cantik serta menyiratkan ketenangan, meskipun jauh di dalam sana hatinya terasa bergemuruh. Bagaimana tidak, hari ini Raven telah memintanya untuk turut dalam wawancara yang disiarkan secara langsung, sesuatu yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan. Ia tak boleh salah berucap dan bersikap, karena seluruhnya akan ditonton tanpa ada proses editing sama sekali. Shailene pun membalas Maura dengan tersenyum sopan, maniknya yang biru tampak tajam mempelajari ke sekeliling ruangan. Ini bukan sekadar wawancara biasa. Ini adalah sebuah akses yang langka untuk masuk ke dalam kehi

