Malam itu terasa sunyi, hanya suara detak jam dinding yang samar terdengar dari sudut kamar. Cahaya temaram lampu tidur melukiskan bayangan di dinding, menciptakan suasana yang misterius dan mendebarkan. Maura berbaring di atas ranjang, jantungnya berdegup cepat. Dia merasakan udara di sekelilingnya sedikit lebih tebal, hangat, dan pekat. Raven mengamati setiap gerak dan lekuk tubuh Maura yang menggiurkan. Dia tampak seperti bayangan yang hidup, penuh rahasia yang kapan pun dapat meledak. Maura pun menelan ludahnya, mencoba untuk menenangkan dirinya. Ada sesuatu di dalam cara Raven menatapnya yang membuatnya merasa kecil dan tak berdaya, namun sekaligus juga membuatnya terpesona. Raven duduk di tepi ranjang dengan tangan yang terulur untuk menyentuh pipi Maura, lembut dan tak ter

