Adam heran melihat buku-buku yang berserakan tanpa sang murid. Sambil menaikkan sebelah alis, ia membawa kue yang dibelinya ke dapur. Namun ternyata, Amber juga tidak berada di sana. “Ke mana perginya perempuan bodoh itu?” gumamnya sembari menaruh kotak merah berhiaskan pita itu di atas meja makan. “Apakah dia mengobrak-abrik ruang kerjaku lagi?” Tanpa membuang waktu, pria itu pergi memeriksa. Ia sudah bersiap marah. Itulah cara terampuh untuk menetralkan perasaannya. Namun, begitu mendapati ruangan yang kosong, ia mengernyitkan dahi. “Di mana dia?” Tak juga menemukan sang wanita di kamar ataupun kamar mandi, Adam pun mulai memanggil. “Amber?” Selang beberapa detik, tidak ada sahutan yang terdeteksi. Sang pria kini tidak dapat memungkiri. Dirinya memang khawatir. Dengan wajah gusar, i

