Debar dalam d**a

1308 Words

“Kalau tidak berharga, tidak mungkin para arkeolog berlomba-lomba mencarinya. Kau menyinggung perasaan mereka, Nona Lim,” gumam Adam sambil terus memainkan rambut hitam muridnya. “Tapi itu berbeda. Mereka mencari amber untuk mempelajari dinosaurus dan sejenisnya, bukan untuk perhiasan. Dilihat dari sisi mana pun, batu itu tidak akan pernah menandingi berlian.” Sedetik kemudian, Amber mendorong lebih kuat. “Sekarang menyingkirlah! Aku lapar dan ini saatnya makan siang.” Tiba-tiba, Adam menggenggam sebelah tangan muridnya dan merapatkan pandangan. “Kau tahu kenapa orang tuamu memberimu nama itu?” “Apa?” balas sang wanita, galak. “Kau dan batu itu sama-sama sensitif dan rapuh.” Kekesalan Amber sontak meletup-letup. “Kau menyindirku?” Ia berusaha terdengar garang walau hatinya masih dil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD