Antara Cinta dan Nafsu

1241 Words

“Ck, laki-laki itu lagi,” gerutu Adam sebelum mendengus cepat. “Siapa?” tanya wanita yang melongok dari balik punggung kekarnya. “Tunanganmu,” jawab Tuan Dingin ketus. Mendeteksi kekesalan sang pria, Amber sontak mengulum senyum. “Berhentilah menyebut Sebastian tunanganku. Kami hanya bersahabat,” tegasnya seraya memiringkan kepala, memeriksa raut wajah Adam dari sudut pandang yang lebih jelas. “Jadi, apakah boleh aku mengangkat telepon darinya?” “Kenapa kau meminta izin dariku? Memangnya, aku suamimu?” celetuk Tuan Dingin, terdengar agak kekanakan. Tawa kecil spontan terlepas dari mulut sang wanita. “Kau adalah guruku dan sekarang, kita sedang dalam pembelajaran. Karena itu aku meminta izin darimu. Jadi, boleh atau tidak?” “Angkat saja,” jawab Tuan Smith sambil menegakkan badan. Pr

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD