Prolog

219 Words
Nabila Daisy menyandang status sebagai pengganguran dalam tiga bulan terakhir. Perusahaan tempatnya bekerja melakukan PHK besar-besaran pada sebagian karyawan. Dan Nabila adalah salah satu karyawan yang mengalami nasib buruk itu.  Tentu saja di-PHK termasuk nasib buruk, mengingat zaman sekarang sangat susah mencari pekerjaan. Apalagi, ijazahnya yang hanya lulusan SMA. Padahal, dia termasuk karyawan yang baik. Dia jarang sekali absen jika tidak benar-benar darurat.  Namun inilah hidup, tidak akan menarik tanpa segala hal tettek-bengek keruwetan didalamnya. "Kemarin masih sembilan ribu. Sekarang sudah sebelas ribu," gumamnya dengan nada kesal. Yap, itu Nabila. Gadis dengan potongan rambut pendek sebahu yang sangat pas dengan wajahnya yang cantik. Bilik demi bilik mini market dia kelilingi hanya untuk membeli beberapa makanan ringan. Dia harus bijaksana mengelola sisa tabungan yang ada. Atau dia akan berakhir menjadi gelandangan. "Semua makin mahal tapi perusahaan banyak yang gagal. Pailed. Endingnya nge-PHK karyawan secara sepihak," gerutu Nabila sambil membolak-balik kemasan ikan kaleng. Dan melihat bandrol harga yang tertera disana. Benar-benar pengangguran maksimal, bukan? Mengecek harga lalu mengembalikannya lagi ke tempat semula. Nabila menghela napas melihat keranjang belanjaanya hanya berisi dua bungkus makanan ringan. Jika dulu dia bisa memenuhi keranjang belanjaan dengan berbagai macam makanan dan beberapa minuman kaleng. Namun tidak untuk sekarang. Inikah yang disebut dengan roda kehidupan sedang berputar? Ah, yang benar saja. Nabila benci mengakui kebenaran itu. ***         
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD