Bab 24.

1388 Words

Setelah tangisnya reda, Jenita menjauhkan tubuhnya dari d**a Tian. Wanita yang hidungnya kini memerah itu dengan perlahan mengusap sisa-sisa air matanya. Perasaannya sudah sedikit lega, meski saat mengingat takdir kehidupannya yang begitu rumit amatlah menyakitkan, Jenita bukan tidak mungkin kembali tumbang. Namun apa yang bisa dilakukan seorang insan dalam menerima takdir Tuhan selain berusaha ikhlas dan berserah? Jenita mengembangkan d**a, membuang napasnya yang beraroma kepedihan. Ia bertekad untuk merancang masa depannya agar lebih bahagia dan tidak terbelenggu baik oleh bayang-bayang Elang, juga darah siapa yang mengalir di tubuhnya kini. Jenita tak ingin menyembunyikan apa pun dari puteranya. Pelajaran yang di dapat dari kisah orang tuanya, Jenita menggaris bawahi sepahit apa pun se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD