Prolog

489 Words
  Suasana malam itu sangat dingin, sebeku hati orang-orang yang ada digudang itu. Mereka dengan sadis menyiksa seorang gadis yang duduk terikat di sebuah kursi di tengah ruangan yang penuh dengan kursi dan barang tak terpakai lagi. Gadis itu terduduk ketakutan, dia berusaha membuka ikatan pada tangannya yang menyatu dengan pegangan kursi itu. Badannya mengentak ke kanan dan kiri berusaha meloloskan diri. Tapi ikatannya sangat kuat. Matanya menatap nanar ke sekeliling ruangan. Bau apek dan debu menyerbu indra penciumannya. Nafasnya sesak karena tak terbiasa. Seorang gadis mendekatinya dengan membawa pemukul baseball. Tangannya menepuk-nepuk pemukul itu di telapak tangannya. Gadis yang sangat dikenalnya. Dia ingin berteriak memanggil. Tapi...gadis itu datang bukan menolongnya. Dia datang ternyata untuk menyiksanya. Apa salahnya? "Jangaaan ... Toloong!!" teriak gadis yang terikat. Dia sangat ketakutan. "Hei ... Teriak saja ... Ha ... ha ..." jawab gadis yang membawa pemukul sambil memukul kaki gadis yang ketakutan tersebut. Rasa nyeri dirasakannya. "Sakit ... ampun ..." teriak gadis itu lagi. Gadis itu menggigit bibir bawahnya menahan sakit. Tapi teriakannya tidak dipedulikan. "Ini akibat mengusik milikku b***h," teriak wanita yang seakan tidak terusik dengan tangisan gadis itu, dia bahkan menjambak rambut gadis itu sampai ada beberapa helainya rontok. Amarah terlihat jelas dari raut wajahnya. “Apa maksudmu?” tanya gadis yang terikat dengan penasaran. Dia tidak merasa pernah melakukan kesalahan pada gadis di depannya itu. Miliknya? Apa yang sudah diusiknya? Dia sungguh tak mengerti. "Nih, talinya ... Ikat yang bener," perintah seorang pria kepada temannya yang lain. Siapa pria itu? Siapa mereka? Batinnya. Dia melihat selain satu orang yang dikenalnya, empat pria lainnya tidak dikenalnya. "Beb ... itu tali buat apa?" tanya  gadis  berhati beku itu yang ikut menyiksa. "Gue tahu  kalo dia gue biarin hidup, bakal menyusahkan kita nantinya, dia tahu terlalu banyak,” kata lelaki bertato itu dengan sorot tajam tak berperasaan. "Iya kamu bener beb..."sahut gadis itu lagi kepada kekasihnya. Apa benar lelaki itu kekasihnya? Namun dari cara gadis itu memanggil lelaki bertato itu sepertinya mereka sepasang kekasih. Ah...apa yang kupikirkan? Batin gadis yang masih terikat tersebut. Apa aku akan mati? Tanyanya dalam hati. Apa yang akan mereka lakukan. Tali? Kenapa gadis itu melilitkannya di lehernya. Gadis itu berontak begitu pikirannya mengerti maksud mereka. "Jangan kumohon, bukankah kita ... Ach ..." akhirnya sebelum wanita itu menyelesaikan ucapannya, nafasnya sudah habis, tangannya mencengkeram ujung kursi saat rasa sakit karena pasokan udaranya terhenti. Dadanya terasa sesak dan panas. begitu juga detakan jantung yang tadinya berpacu kencang karena takut, sekarang kehilangan bunyinya. Matanya melotot menatap orang -orang yang sudah dengan teganya membunuhnya. Semua terjadi begitu cepat.. Keesokannya semua sangat kacau setelah tukang kebun membuka pintu gudang dan...satu sosok ditemukan gantung diri diruang gudang sebuah kampus ternama Benarkah kejadian yang sebenarnya adalah bunuh diri... Berita kematian seorang gadis putri pengusaha di Bandung jadi berita hangat di beberapa media cetak dan media pertelevisian Indonesia. Pasalnya keluarga yakin kematian putrinya bukan akibat bunuh diri tetapi pembunuhan, bahkan keluarga menuntut pihak kampus karena kejadiannya di area kampus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD