Andien tersenyum melihat pria berkaca mata di depan pintu kosannya. Pria itu menenteng kantong plastik yang bertuliskan nama sebuah restoran cepat saji ternama dengan menu andalan bakmi dan masakan oriental. Jangan lupakan senyum dengan lesung pipi milik pria itu, yang selalu membuat Andien tak bosan menatapnya. "Hi beautiful!" sapa pria itu ramah. "A Devan udah lama?" tanya Andien sambil membuka pintu kamar kosannya. "Ayo masuk A." "Ngga sih. Tadi kamu aku telpon tapi ga ngangkat, kupikir udah di angkot. Jadi mampir dulu beli bakmi dan langsung ke sini." "Tau aja aku lapar." Andien mengambil plastik di tangan Devan, berjalan menuju meja kokoh dari kayu jati di salah satu pojok kamarnya. Ia mengeluarkan dua paper box yang berisi bakmi, lalu mengeluarkan dua botol air mineral dan dua k

