Berseteru

1014 Words

Langkah kaki Orlando tampak tegap dan tegas. Menunjukkan jati dirinya sebagai sosok penguasa. Ya... Orlando memang selalu bisa membawa diri menjadi sosok yang dihormati di mana pun dia berada. Sayangnya hanya di tempat ini, Orlando rela kehilangan harga dirinya. Demi Aurel dan Aray. Demi kebahagiaan mereka. Kini langkah kaki pria itu pun berhenti saat sudah berada di hadapan pintu kupu-kupu bernuansa putih bersih. Dan akhirnya sang satpam yang mengantarnya pun membukakan pintu untuk Orlando. "Silahkan masuk, Pak." Ucap pria itu dan Orlando pun tersenyum sebelum akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Orlando pun tersenyum ramah menyapa Ibu Silvi yang tampak duduk di sofa. Tatapan mata wanita itu tampak nyalang. Terlihat begitu benci dengan kedatangan Orlando di kediaman

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD