Misi

1132 Words

Kini Orlando mulai merebahkan tubuhnya di ranjang. Pria itu menatap kosong ke langit-langit kamar. Dan tersenyum getir. Dia pikir semua rencana yang telah tersusun matang bertahun-tahun lamanya bisa berbuah manis. Ternyata hanya menjadi bumerang yang harus dia selesaikan. Berusaha membahagiakan diri sendiri, nyatanya tidak bahagia sama sekali. Bahkan malah merusak hati banyak orang. Menciptakan ribuan kesalahpahaman yang fatal. Orlando pun mengangkat lengannya. Membiarkan lengan kokoh itu menutupi matanya. Dia berusaha memejamkan mata. Tapi sayang, dia benar-benar tidak bisa tenang sebelum dia berhasil menyelesaikan semua kekacauan yang diciptakan oleh nya. Pria itu pun menoleh ke arah jam dinding. Dan menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Masih terhitung waktu yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD