My Prince Season 2 - 29

2487 Words
“Apa kau bilang?” Arga mengernyitkan dahinya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ratu Miola  Miolisa, seorang pemimpin dari Ras Viola, ras kupu-kupu yang merupakan salah satu ras yang menghuni kota Vanterlock.  Arga agak sedikit tidak terima saat Miola mengatakan bahwa dirinya telah secara tidak langsung harus berurusan dengan Ras Viola hanya karena kekacauan yang dibuatnya semalam di tengah kota, tepatnya di acara suci penghukuman mati seseorang yang berasal dari Ras Teriana. Itu benar-benar tidak masuk akal. “Ancaman yang sangat-sangat-sangat berbahaya!? Memangnya aku semengerikan itu, ya? Bukankah aku hanyalah anak-anak biasa? Yang punya sedikit  kenakalan dari dalam dirinya sehingga wajar-wajar saja bukan jika aku secara tidak sengaja mengacaukan acara itu?” “Sudah kubilang,” timpal Miola dengan bibir merahnya yang begitu mengkilap, dua sayap besar yang tetancap di punggung-punggungnya sedikit bergerak-gerak, saat dia sedang berbicara, seakan-akan menandakkan kalau dia saat ini sedang sangat gemas pada anak yang tidak tahu diri itu. “Kami, atau secara khusus, diriku yang merupakan seorang ratu di Ras Viola, tidak memandangmu demikian, kau bukanlah bocah biasa yang bisa ditemui di mana pun, kau punya sesuatu yang dapat membahayakan kedudukan ras-ras yang ada di Kota Vanterlock, terutama kau juga merupakan bagian dari Ras Teriana sehingga sudah tidak aneh lagi jika kau melakukan hal yang semacam itu, seperti yang telah terjadi semalam.” Menghela napasnya, Arga dibuat jengkel oleh Miola, meski sebenarnya tidak ingin merasakan kemarahan ini, entahlah, apa yang membuatnya bisa semarah ini, tapi yang jelas dia muak jika harus berakhir di tempat seperti ini, masih banyak yang ingin dia lakukan di dunia ini, dia tidak boleh mati di sini, Arga harus mencari cara untuk keluar sebelum sesuatu yang berbahaya menimpa dirinya. Apalagi saat ini dia sedang berhadapan dengan seorang ratu dari Ras Viola, tidak diragukan lagi wanita berambut merah muda panjang yang bersayap itu pasti punya kemampuan bertarung atau sihir yang kuat, akan sangat sulit mengalahkannya dengan cara biasa. Maka tidak ada cara lain selain Arga menggunakan cara yang sedikit curang. “Baiklah, terserah saja, aku tidak lagi mempedulikan itu, hanya saja, aku heran, mengappa kau begitu terobsesi padaku hanya karena ulahku semalam, tidak, maksudku, kenapa semua ras jadi begitu terobsesi padaku, ini aneh sekali, sangat-sangat-sangat aneh. Padahal yang aku lakukan hanyalah meneriakan sebuah kebenaran di mana kalian memang b***t karena suka sekali mendiskriminasi Ras Teriana hanya karena keturunan iblisnya, padahal di sisi lain, kami juga memiliki keturunan kelinci. Bukankah itu tidak adil? Lagipula, hanya karena kami punya darah keturunan dari Iblis, bukan berarti kami bertingkah jahat! Dan juga, apakah para iblis memang sejahat itu? Bisa saja kan? Ada yang mereka-rekanya sehingga sosok iblis jadi terdengar begitu jahat dan kejam, padahal kenyataannya, sama sekali tidak demikian? Bagaimana menurutmu?” Terdiam sejenak, Miola Miolisa menyibakkan rambut panjang merah mudanya dengan anggun sembari sedikit memejamkan matanya sejenak untuk menyimak apa yang barusan Arga katakan. Entah kenapa, Miola merasa apa yang Arga jelaskan barusan ada benarnya juga, hanya karena  Ras Teriana memiliki keturunan  dari Iblis, bukan berarti sikap dan pola pikir  mereka sama seperti para iblis,  lagipula mereka juga punya darah kelinci, selain itu, apakah benar para iblis memang sejahat itu? Bisa saja ternyata para iblis sama sekali tidak sejahat yang semua orang tahu. Sungguh, memikirkan kembali perkataan dari Arga membuat kepala Miola jadi sedikit pusing. Dia bingung harus bagaimana, tapi kebenciannya pada Ras Teriana masih belum hilang sepenuhnya. “Sejujurnya, aku tidak peduli pada apa yang kau jelaskan padaku, tapi aku pertimbangkan sedikit atas apa yang telah kau katakan, ya, itu benar, kami semua tahu kalau Ras Teriana memang bukan keturunan murni dari Ras Iblis, tapi bukan berarti apa yang telah mereka lakukan selama ini di Kota Vanterlock bisa kami lupakan begitu  saja. Pencurian, perampokan, p*********n, pembunuhan, bahkan p*********n yang telah Ras Teriana lakukan di Kota Vanterlock selama beberapa bulan terakhir tidak dapat dimaafkan begitu saja. Mereka harus mendapatkan balasannya atas apa yang telah mereka perbuat, itulah cara yang menurutku  sepadan dengan kejahatan yang mereka lakukan.” Mendengar itu, amarah Arga jadi tidak bisa terkendali, dia langsung kembali bersuara dengan nada yang melengking dan lebih keras  dari sebelumnya. “Aku tidak begitu tahu apakah Ras Teriana memang pernah melakukan tindakan-tindakan itu, tapi hanya karena beberapa dari mereka melakukan hal tersebut, bukan berarti semua orang yang berasal dari Ras Teriana seperti itu. Memukul rata, atau menggeneralisasi suatu ras hanya karena kesalahan dari satu-dua-tiga atau bahkan lima orang, tidak berarti semuanya begitu. Ras Viola pun, aku yakin, pasti memiliki beberapa orang yang nakal dan berbuat kejahatan kriminal di kota ini, tapi bukan berarti semua orang di ras kalian seperti itu, kan? Begitu juga dengan Ras Teriana.” “Aku tidak tahu kau pandai bicara seperti itu, tapi maaf saja, aku sama sekali tidak berniat untuk memukul rata atau menggeneralisasi suatu ras, karena tanpa diberitahu olehmu pun, aku sudah mengerti pada hal tersebut. Hanya saja, kenyataannya semua orang di Ras Teriana memang seperti itu, termasuk juga dirimu. Jadi, jangan salahkan kami jika kami memandang kalian sebagai iblis dan penjahat. Itu penyebabnya karena ulah kalian sendiri.” “Apa kau bilang?” Arga mengernyitkan dahinya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ratu Miola  Miolisa, seorang pemimpin dari Ras Viola, ras kupu-kupu yang merupakan salah satu ras yang menghuni kota Vanterlock.  Arga agak sedikit tidak terima saat Miola mengatakan bahwa dirinya telah secara tidak langsung harus berurusan dengan Ras Viola hanya karena kekacauan yang dibuatnya semalam di tengah kota, tepatnya di acara suci penghukuman mati seseorang yang berasal dari Ras Teriana. Itu benar-benar tidak masuk akal. “Ancaman yang sangat-sangat-sangat berbahaya!? Memangnya aku semengerikan itu, ya? Bukankah aku hanyalah anak-anak biasa? Yang punya sedikit  kenakalan dari dalam dirinya sehingga wajar-wajar saja bukan jika aku secara tidak sengaja mengacaukan acara itu?” “Sudah kubilang,” timpal Miola dengan bibir merahnya yang begitu mengkilap, dua sayap besar yang tetancap di punggung-punggungnya sedikit bergerak-gerak, saat dia sedang berbicara, seakan-akan menandakkan kalau dia saat ini sedang sangat gemas pada anak yang tidak tahu diri itu. “Kami, atau secara khusus, diriku yang merupakan seorang ratu di Ras Viola, tidak memandangmu demikian, kau bukanlah bocah biasa yang bisa ditemui di mana pun, kau punya sesuatu yang dapat membahayakan kedudukan ras-ras yang ada di Kota Vanterlock, terutama kau juga merupakan bagian dari Ras Teriana sehingga sudah tidak aneh lagi jika kau melakukan hal yang semacam itu, seperti yang telah terjadi semalam.” Menghela napasnya, Arga dibuat jengkel oleh Miola, meski sebenarnya tidak ingin merasakan kemarahan ini, entahlah, apa yang membuatnya bisa semarah ini, tapi yang jelas dia muak jika harus berakhir di tempat seperti ini, masih banyak yang ingin dia lakukan di dunia ini, dia tidak boleh mati di sini, Arga harus mencari cara untuk keluar sebelum sesuatu yang berbahaya menimpa dirinya. Apalagi saat ini dia sedang berhadapan dengan seorang ratu dari Ras Viola, tidak diragukan lagi wanita berambut merah muda panjang yang bersayap itu pasti punya kemampuan bertarung atau sihir yang kuat, akan sangat sulit mengalahkannya dengan cara biasa. Maka tidak ada cara lain selain Arga menggunakan cara yang sedikit curang. “Baiklah, terserah saja, aku tidak lagi mempedulikan itu, hanya saja, aku heran, mengappa kau begitu terobsesi padaku hanya karena ulahku semalam, tidak, maksudku, kenapa semua ras jadi begitu terobsesi padaku, ini aneh sekali, sangat-sangat-sangat aneh. Padahal yang aku lakukan hanyalah meneriakan sebuah kebenaran di mana kalian memang b***t karena suka sekali mendiskriminasi Ras Teriana hanya karena keturunan iblisnya, padahal di sisi lain, kami juga memiliki keturunan kelinci. Bukankah itu tidak adil? Lagipula, hanya karena kami punya darah keturunan dari Iblis, bukan berarti kami bertingkah jahat! Dan juga, apakah para iblis memang sejahat itu? Bisa saja kan? Ada yang mereka-rekanya sehingga sosok iblis jadi terdengar begitu jahat dan kejam, padahal kenyataannya, sama sekali tidak demikian? Bagaimana menurutmu?” Terdiam sejenak, Miola Miolisa menyibakkan rambut panjang merah mudanya dengan anggun sembari sedikit memejamkan matanya sejenak untuk menyimak apa yang barusan Arga katakan. Entah kenapa, Miola merasa apa yang Arga jelaskan barusan ada benarnya juga, hanya karena  Ras Teriana memiliki keturunan  dari Iblis, bukan berarti sikap dan pola pikir  mereka sama seperti para iblis,  lagipula mereka juga punya darah kelinci, selain itu, apakah benar para iblis memang sejahat itu? Bisa saja ternyata para iblis sama sekali tidak sejahat yang semua orang tahu. Sungguh, memikirkan kembali perkataan dari Arga membuat kepala Miola jadi sedikit pusing. Dia bingung harus bagaimana, tapi kebenciannya pada Ras Teriana masih belum hilang sepenuhnya. “Sejujurnya, aku tidak peduli pada apa yang kau jelaskan padaku, tapi aku pertimbangkan sedikit atas apa yang telah kau katakan, ya, itu benar, kami semua tahu kalau Ras Teriana memang bukan keturunan murni dari Ras Iblis, tapi bukan berarti apa yang telah mereka lakukan selama ini di Kota Vanterlock bisa kami lupakan begitu  saja. Pencurian, perampokan, p*********n, pembunuhan, bahkan p*********n yang telah Ras Teriana lakukan di Kota Vanterlock selama beberapa bulan terakhir tidak dapat dimaafkan begitu saja. Mereka harus mendapatkan balasannya atas apa yang telah mereka perbuat, itulah cara yang menurutku  sepadan dengan kejahatan yang mereka lakukan.” Mendengar itu, amarah Arga jadi tidak bisa terkendali, dia langsung kembali bersuara dengan nada yang melengking dan lebih keras  dari sebelumnya. “Aku tidak begitu tahu apakah Ras Teriana memang pernah melakukan tindakan-tindakan itu, tapi hanya karena beberapa dari mereka melakukan hal tersebut, bukan berarti semua orang yang berasal dari Ras Teriana seperti itu. Memukul rata, atau menggeneralisasi suatu ras hanya karena kesalahan dari satu-dua-tiga atau bahkan lima orang, tidak berarti semuanya begitu. Ras Viola pun, aku yakin, pasti memiliki beberapa orang yang nakal dan berbuat kejahatan kriminal di kota ini, tapi bukan berarti semua orang di ras kalian seperti itu, kan? Begitu juga dengan Ras Teriana.” “Aku tidak tahu kau pandai bicara seperti itu, tapi maaf saja, aku sama sekali tidak berniat untuk memukul rata atau menggeneralisasi suatu ras, karena tanpa diberitahu olehmu pun, aku sudah mengerti pada hal tersebut. Hanya saja, kenyataannya semua orang di Ras Teriana memang seperti itu, termasuk juga dirimu. Jadi, jangan salahkan kami jika kami memandang kalian sebagai iblis dan penjahat. Itu penyebabnya karena ulah kalian sendiri.” “Apa kau bilang?” Arga mengernyitkan dahinya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ratu Miola  Miolisa, seorang pemimpin dari Ras Viola, ras kupu-kupu yang merupakan salah satu ras yang menghuni kota Vanterlock.  Arga agak sedikit tidak terima saat Miola mengatakan bahwa dirinya telah secara tidak langsung harus berurusan dengan Ras Viola hanya karena kekacauan yang dibuatnya semalam di tengah kota, tepatnya di acara suci penghukuman mati seseorang yang berasal dari Ras Teriana. Itu benar-benar tidak masuk akal. “Ancaman yang sangat-sangat-sangat berbahaya!? Memangnya aku semengerikan itu, ya? Bukankah aku hanyalah anak-anak biasa? Yang punya sedikit  kenakalan dari dalam dirinya sehingga wajar-wajar saja bukan jika aku secara tidak sengaja mengacaukan acara itu?” “Sudah kubilang,” timpal Miola dengan bibir merahnya yang begitu mengkilap, dua sayap besar yang tetancap di punggung-punggungnya sedikit bergerak-gerak, saat dia sedang berbicara, seakan-akan menandakkan kalau dia saat ini sedang sangat gemas pada anak yang tidak tahu diri itu. “Kami, atau secara khusus, diriku yang merupakan seorang ratu di Ras Viola, tidak memandangmu demikian, kau bukanlah bocah biasa yang bisa ditemui di mana pun, kau punya sesuatu yang dapat membahayakan kedudukan ras-ras yang ada di Kota Vanterlock, terutama kau juga merupakan bagian dari Ras Teriana sehingga sudah tidak aneh lagi jika kau melakukan hal yang semacam itu, seperti yang telah terjadi semalam.” Menghela napasnya, Arga dibuat jengkel oleh Miola, meski sebenarnya tidak ingin merasakan kemarahan ini, entahlah, apa yang membuatnya bisa semarah ini, tapi yang jelas dia muak jika harus berakhir di tempat seperti ini, masih banyak yang ingin dia lakukan di dunia ini, dia tidak boleh mati di sini, Arga harus mencari cara untuk keluar sebelum sesuatu yang berbahaya menimpa dirinya. Apalagi saat ini dia sedang berhadapan dengan seorang ratu dari Ras Viola, tidak diragukan lagi wanita berambut merah muda panjang yang bersayap itu pasti punya kemampuan bertarung atau sihir yang kuat, akan sangat sulit mengalahkannya dengan cara biasa. Maka tidak ada cara lain selain Arga menggunakan cara yang sedikit curang. “Baiklah, terserah saja, aku tidak lagi mempedulikan itu, hanya saja, aku heran, mengappa kau begitu terobsesi padaku hanya karena ulahku semalam, tidak, maksudku, kenapa semua ras jadi begitu terobsesi padaku, ini aneh sekali, sangat-sangat-sangat aneh. Padahal yang aku lakukan hanyalah meneriakan sebuah kebenaran di mana kalian memang b***t karena suka sekali mendiskriminasi Ras Teriana hanya karena keturunan iblisnya, padahal di sisi lain, kami juga memiliki keturunan kelinci. Bukankah itu tidak adil? Lagipula, hanya karena kami punya darah keturunan dari Iblis, bukan berarti kami bertingkah jahat! Dan juga, apakah para iblis memang sejahat itu? Bisa saja kan? Ada yang mereka-rekanya sehingga sosok iblis jadi terdengar begitu jahat dan kejam, padahal kenyataannya, sama sekali tidak demikian? Bagaimana menurutmu?” Terdiam sejenak, Miola Miolisa menyibakkan rambut panjang merah mudanya dengan anggun sembari sedikit memejamkan matanya sejenak untuk menyimak apa yang barusan Arga katakan. Entah kenapa, Miola merasa apa yang Arga jelaskan barusan ada benarnya juga, hanya karena  Ras Teriana memiliki keturunan  dari Iblis, bukan berarti sikap dan pola pikir  mereka sama seperti para iblis,  lagipula mereka juga punya darah kelinci, selain itu, apakah benar para iblis memang sejahat itu? Bisa saja ternyata para iblis sama sekali tidak sejahat yang semua orang tahu. Sungguh, memikirkan kembali perkataan dari Arga membuat kepala Miola jadi sedikit pusing. Dia bingung harus bagaimana, tapi kebenciannya pada Ras Teriana masih belum hilang sepenuhnya. “Sejujurnya, aku tidak peduli pada apa yang kau jelaskan padaku, tapi aku pertimbangkan sedikit atas apa yang telah kau katakan, ya, itu benar, kami semua tahu kalau Ras Teriana memang bukan keturunan murni dari Ras Iblis, tapi bukan berarti apa yang telah mereka lakukan selama ini di Kota Vanterlock bisa kami lupakan begitu  saja. Pencurian, perampokan, p*********n, pembunuhan, bahkan p*********n yang telah Ras Teriana lakukan di Kota Vanterlock selama beberapa bulan terakhir tidak dapat dimaafkan begitu saja. Mereka harus mendapatkan balasannya atas apa yang telah mereka perbuat, itulah cara yang menurutku  sepadan dengan kejahatan yang mereka lakukan.” Mendengar itu, amarah Arga jadi tidak bisa terkendali, dia langsung kembali bersuara dengan nada yang melengking dan lebih keras  dari sebelumnya. “Aku tidak begitu tahu apakah Ras Teriana memang pernah melakukan tindakan-tindakan itu, tapi hanya karena beberapa dari mereka melakukan hal tersebut, bukan berarti semua orang yang berasal dari Ras Teriana seperti itu. Memukul rata, atau menggeneralisasi suatu ras hanya karena kesalahan dari satu-dua-tiga atau bahkan lima orang, tidak berarti semuanya begitu. Ras Viola pun, aku yakin, pasti memiliki beberapa orang yang nakal dan berbuat kejahatan kriminal di kota ini, tapi bukan berarti semua orang di ras kalian seperti itu, kan? Begitu juga dengan Ras Teriana.” “Aku tidak tahu kau pandai bicara seperti itu, tapi maaf saja, aku sama sekali tidak berniat untuk memukul rata atau menggeneralisasi suatu ras, karena tanpa diberitahu olehmu pun, aku sudah mengerti pada hal tersebut. Hanya saja, kenyataannya semua orang di Ras Teriana memang seperti itu, termasuk juga dirimu. Jadi, jangan salahkan kami jika kami memandang kalian sebagai iblis dan penjahat. Itu penyebabnya karena ulah kalian sendiri.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD