Hari Pertama

939 Words
• Rambut kepang dua — cek • Seragam besar dan rok di bawah lutut 10 cm — cek • Kaca mata dengan bingkai besar — cek • Kaus kaki panjang dengan sepatu hitam mengkilat — cek. Raya tersenyum puas saat melihat penampilan dirinya lewat cermin besar yang berada di ruangan om nya. Meringis, gadis itu bergidik ngeri, saat melihat betapa menyeramkan penampilannya sekarang. “Kamu siapa?” Raya tersentak, saat mendengar suara dari arah belakangnya. Berbalik, gadis itu segera melayangkan pukulannya ke bahu Kemal. “Om. Ini akulah” kesalnya. Kemal membelalak tidak percaya. “Bohong kam! Raya ponakan saya mana begini wujudnya” ucap Kemal. Pasalnya, tidak mungkin sekali, ponakannya yang fashionable itu berubah dalam sekejap menjadi nerd. Dan sejak kapan pula, Raya akan menjadi gadis yang taat aturan. Berdecak, Raya melayangkan lagi tangannya untuk memukul Kemal. “Jangan bercanda dong om. Aku harus kemana ini? Sudah mau masuk” sungut Raya. Terkekeh, Kemal berjalan menuju meja kerjanya. Dibukanya salah satu berkas yang bewarna hitam. “Kamu masuk ke kelas 11 Upgrade B ya. Biar saya telp wali kelas kamu nanti” ucap Kemal, yang dibalas anggukan oleh Raya. ^^^ “Morning guys, hari ini kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu nak!” ucap Sanny, wali kelas Raya selama di kelas ini. Mengangguk pelan, Raya memandang sekelilingnya, berusaha menilai, yang mana bisa jadi teman, dan mana yg akan menjadi lawannya nanti. “Hallo, selamat pagi. Perkenalkan, saya Raya Mahesa. Pindahan dari SMA Garuda. Terimakasih” ucapnya pelan, ia berusaha menfokuskan perannya. “Gitu aja nak perkenalannya?” tanya Sanny tidak habis pikir. Raya mengangguk sekilas. Ia tundukan kepalanya, untuk menatap kotoran pada ujung sepatunya. “Baiklah. Kalau begitu, coba dari kalian, ada yang mau bertanya? Usahain ya kalian jadi anak yang aktif” ucap Sanny. Salah satu seorang siswanya mengangkat tangan. Laki-laki yang duduk di tengah-tengah barisisan bangku ke dua. “Yah, silahkan Rip. Mau tanya apa kamu?” ucap Sanny mempersilahkan. “Lo kenapa pindah ke sini? Lewat jalur apa?” tanya Arip tenang. Mampus!!! Raya masih belum memikirkan alasan ia pindah sekolah. Tidak mungkin kan ia mengatakan dia dikeluarkan dari sekolahnya. Jalur? Raya harus bilang apa? Dia aja enggak ngerti apa-apa tentang sekolah Pamannya. Raya menggeram dalam hati. Ia bersumpah akan menghajar laki-laki yang membuatnya kelimpungan itu nanti. “Ka—arna pembulian” jawab Ray pelan. Kepalanya masih menunduk. Bibirnya tersenyum miring dengan alasannya yang ia lontarkan. Dia tidak berbohongkan, dikeluarkan karna pembullyan. Ia hanya tidak menjelaskan bahwa dia adalah tersangka pembullian itu. Arip mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. “Yasudah buk, suruh duduk aja. Dia ngebosenin” ucap Arip santai. Semua orang yang mendengar perkataan laki-laki itu lantas tertawa. Raya kembali menggeram dalam hati. Ia jadi semakin semangat untuk menyiksa Arip nanti. Akan Raya beritahu permainan apa yang akan ia mainkan, dan membuat laki-laki itu bosan histeris. Mendengkus, Sanny memerintahkan Raya untuk segera duduk. Gadis itu memilih duduk di samping laki-laki gemuk yang berkaca mata. Dan Raya bisa menyimpulkan, teman sebangkunya ini juga merupakan salah satu anak nerd. ^^^ Sepertinya, keputusan Raya menjadi nerd adalah salah besar. Yang tadinya ia berniat tidak ingin mencari masalah dengan orang lain, malah mendapatkan beberapa masalah. Lihatlah, bagaimana mengenaskan dirinya, ditarik-tarik bersama Beny, teman sebangkunya, menuju halaman belakang. Raya yang tidak bisa melakukan apa-apa, terpaksa hanya bisa pasrah. Ini baru hari pertamanya. Apakabar dengan hari-hari lain nantinya. Raya dan Beny di suruh duduk di lantai, setelah sampai di halaman belakang, yang menampilkan  tembok panjang dan besar, yang merupakan pembatas sekolahnya dengan hutan. Dari tempatnya duduk, Raya bisa melihat beberapa orang, yang kini memandangnya dengan jijik. Karna entah bagaimana, penampilan nerd sungguh jelek di mata orang jaman sekarang. Pembullyan. Ia tidak tahu, akan terjadi hal itu di sekolah Pamannya. Raya tidak tau, ternyata sekolah yang beken seperti ini pun masih ada pembullian. Ia kira, Pamannya yang bertangan dingin itu mampu membuat sekolah ini sempurna. Baik dari fasilitas maupun dari para siswa-siswinya. Nyatanya, yang terjadi adalah sebaliknya. Justru karna ini adalah sekolah untuk kalangan atas dan siswa yang mendapat beasiswa menjadi bahan bullyan di sini. “Oh ini anak barunya Rip?” tanya Will. Arip mengangguk. Bibirnya tersenyum miring. Will mendekati Raya dan Beny. Ditatapnya kedua insan yang saat ini masih duduk di lantai itu dengan tajam, berusaha menilai. “Kalau ada Bima mah, pasti habis ini cewek” guman Will. Laki-laki itu mengelus dagunya. Ia masih memandang Raya dengan tajam. “Lo harus bersyukur. Bima masih belum masuk. Jadi, hari ini lo, gue yang ospek” ujar Will. Ospek? Kenapa dia harus di ospek? Dia masuk ke sekolah ini dari kelas 11, dan bukan anak yang baru tamat SMP. Yang benar saja. Masa di hari pertamanya ia sudah harus minta tolong kepada om nya. Bisa besar kepala om nya itu, karna ponakan premananya langsung K.O, padahal baru di hari pertama. Menggeleng kepalanya pelan, Raya menatap kembali kedua orang itu. Ia masih berusaha memasang wajah-wajah lugu. “Jadi, untuk di hari pertama, lo cuma gue perintahkan jadi kacung gue. Dan lo…” Will menunjuk wajah Beny. “Tugas lo adalah ngebantu dia selama di ospek. Dan itu wajib hukumnya” tegas Will. Kacung? Raya tertawa dalam hati. Dulu, ia yang selalu membully orang, dan memanggil orang-orang itu dengan sebutan kacung. Begini amat karmannya. Baiklah. Raya sudah memutuskan. Ia akan mengikuti permainan kedua pria itu. Tidak ada salahnya kan ia mencoba perintah-perintah Will dan Arip. Hitung-hitung, ia belajar, apakah pembullian yang selama ini ia lakukan terlalu keras atau biasa saja. Jika ia merasa bisa melewatinya, berarti pembullian Raya masih dalam tahap wajar. Ia bisa belajar dari sini, bagaimana ia akan membully orang lain nantinya. Bibirnya menyeringai kecil saat memikirkan hal itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD