Arka tak tahu jika semua yang diucapkannya, diketahui oleh Malika. Wanita muda itu mendengar semuanya. Sekarang, setelah sang suami pergi meninggalkan kamar, entah ke mana, Malika pun memutuskan untuk beranjak dari tidurnya, duduk menyandarkan punggung dengan kedua kaki yang ditekuk. Dagunya ia tempel di kedua tangan yang berada di atas dengkul.
“Saya tak pernah meminta Anda untuk mencintai saya, Tuan. Lagipula, tak pernah ada keinginan saya agar menjadi istri atau milik Anda seutuhnya. Semua yang saya lakukan, semata-mata karena sebuah perjanjian kerja sama yang saya dan Anda sepakati.”
Malika sadar diri siapa dirinya. Ia sama sekali tidak terenyuh atau pun merasa melambung sebab sang suami yang sempat mengutarakan perasaannya tadi. Yang ada ia menyesali, mengapa sampai perasaan itu hin
