Bab 14

2021 Words

Freysia berusaha bangun perlahan. Sungguh, dadanya terasa sangat panas. Punggungnya juga sangat sakit, beruntung tidak ada yang patah. Namun, rasa nyeri menjalar ke seluruh tubuhnya. Rasa terbakar di dadanya membuatnya sedikit sulit bernapas, seolah seluruh oksigen di sekitarnya menipis. Freysia menarik napas sebanyak yang dia bisa kembali memasang kuda-kuda untuk melawan si pemilik mata yang terus tertawa. Jenis tawa yang mengejek. Pasti mengejeknya karena dia tidak bisa menahan serangannya. Freysia memejamkan mata, dia mencoba fokus meski tawa perempuan itu terus bergema dan mengganggu konsentrasinya. Mata biru itu terbuka, Freysia menatap tajam pada sepasang mata yang juga menatapnya penuh ejekan. "Petir Angkasa!" Ledakan keras terdengar setelah dua kata itu meluncur dari mulut Fr

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD