Abhygael berlari-lari kecil menuruni tangga dengan semangat 45, Nenek Melinda yang berada di ruang keluarga hanya geleng-geleng kepala. Senang rasanya melihat sang cucu kembali bahagia. "Bukankah nenekmu ini tidak salah menilai orang ?" Nenek Melinda berkata saat Abhygael duduk disampingnya. "Jangan membuatku malu nek, nenek adalah yang terbaik bagiku," Abhygael memeluk neneknya erat. "Sudah-sudah kau itu sudah besar, buruan sana. Segera berikan nenek cicit, khawatirnya umur nenek pendek sebelum menggendong cicit." Abhygael melepaskan pelukannya "Jangan ngomong begitu nek, bantu aku agar bisa merebut hatinya." "Nenek sudah berupaya, sekarang tinggal giliranmu. Hari ini nenek akan kembali ke rumah nenek, banyak tugas yang harus nenek selesaikan disana." "Oke, aku akan mengantar