"Suhu tubuhnya semakin panas pih, bawa saja yuk k dokter" "iya tunggu ya, bentar nunggu bi nyai ambil kompres dulu ya" bi nyai pun datang membawa wadah biru yang berisi air hangat untuk mengompres Anggita. "makasih bi" aku pun langsung mengambil nya dari tangan bi.nyai, baru saja aku ingin mencelupkan handuk kecil ke dalam baskom, papi langsung meraih nya dari genggaman ku. "sudah biar aku saja" ucap papi, sambil memeras handuk yang telah di basahi, papi kemudian menempelkannya ke dahi kak gita, dan setelah suhu panas nya menghilang papi pin mengulangi nya lagi. entah kenapa ketika papi merebut dan ingin mengompres kak gita, aku melihat ada sesuatu yang lain dari tatapan papi, memang yang ku rasakan melihat kak gita jatuh seperti itu dan demam aku pun merasa panik. sudah lah

