Hujan pun semakin deras, seolah mendukung percintaan ku malam ini dengan suami ku, pantas saja mami pun enggan melepaskan suami nya ini. "sayang, kamu mau gaya apa" ucap papi sambil memeluk ku dan dengan gaya membungkuk dan tak melepaskan genggamanya dari p******a ku. jari jari papi saja sudah bisa membuat ku selalu klimaks, ah terlalu lama aku merindukan pedang papi yang tumpul itu, pedang panjang yang siap menusuk ku. papi seolah olah mengulur ngulur waktu agar pemanasanya lebih lama, semakin lama semakin aku pun lemas, karena sentuhannya papi membuat bulu bulu halus ku semakin menegang. sambil memeluk ku, papi mendaratkan ciuman basahnya ke punggung ku, kedua tangannya erat menyentuh p******a, sesekali jemarinya menarik dan memelintir kedua p****g p****g ku yang kenyal, terasa

