MPM 3

214 Words

Semua hanya menangis melihat ibu yang terbaring di rumah sakit, aku pun sampai tak habis pikir kenapa bisa ibu melakukan hal yanh di luar nalar. aku mengerti perasaannya yang sedih, tapi tak habis pikir ia sampai nekad berniat mengakhiri kehidupannya ini, untung saja Vino saat itu berkunjung ke apartemen nya, jika tidak sudah lah aku tak bisa bertemu dengan ibu ku lagi. Luka kepergian Rio saja masih terasa menyakitkan, apalagi ditambah kepergian ibu. aku tak bisa membayangkan sakit nya seperti apa. "Bagaiamana keadaaan Ibu mu Cia?" tanya Sera melalui sambungan teleponnya, aku hanya membalas pertanyaaannya dengan isak tangis saja. "Sabar ya sayang, maaf aku tak bisa menemani mu di saat kamu butuh teman, tapi aku janji weekend ini aku pergi ke sana," Sera mencoba menghiburku, semenj

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD