Bab 83 - Beberapa Misteri yang lain

1743 Words
Hari-hari pun berlalu dengan cepat. Hari dimana upacara keturunan istimewa malam ini akan berlangsung. Ohn, Chery dan ketujuh keturunan yang lain sudah diberitahukan bahwa ritual itu akan dilakukan sore ini. Sebelum itu terjadi, mereka akan berjalan ke atas bukit di belakang sekolah untuk melakukan mandi keramas sebagai tanda penyucian. Di belakang bukit-bukit itu, mereka akan melihat sumber mata air yang terletak di Goa Suci. Letaknya cukup jauh dari sekolah dan mereka harus berjalan kaki bersama kepala sekolah, para pelayan yang bertugas sebagai penari, ketua ritual, yaitu Mr. Six dan Mr. Cat.  Beberapa pelayan ikut membawa peralatan yang berat-berat. Mereka membawa tandu yang berisi jubah-jubah dan mahkota ke sembilan keturunan yang akan dipakai dalam sesi acara ritual itu. Mereka juga membawa air yang ditaruh di baskom beserta jeruk nipis dan alat-alat musik yang akan dipakai saat di gua nanti. Juga ada lembar-lembar daun yang dibawa di letakkan di selipan tas milik kepala sekolah. Mereka sebenarnya bisa menggunakan alat-alat canggih yang dibuat oleh murid-murid untuk membuat pekerjaan menjadi lebih ringan. Ada banyak alat yang bisa dipakai untuk membawa barang-barang yang berat itu tanpa mengeluarkan tenaga sedikit pun. Alternatif lain jika tidak ingin melalui jalur darat, mereka bisa menggunakan balon udara milik sekolah sehingga bisa dapat sampai lebih cepat.  Tetapi, dalam ritual ini, mereka tidak boleh melakukan apapun yang tidak melibatkan usaha sendiri termasuk kepala sekolah. Mereka harus menggunakan tenaga sendiri untuk sampai ke goa, setelah itu balik ke sekolah dan melaksanakan upacara. Mereka tidak diperbolehkan membawa barang apapun kecuali cincin dan ICE mereka. Pukul tiga sore semua sudah berkumpul di depan ruangan kepala sekolah.  Ohn dan Chery pergi bersama keruangan kepala sekolah. Mereka sudah janjian lebih dulu agar pergi bersama-sama ke ruangan kepala sekolah. Ia sempat mengeluh karena ritual itu dilakukan di hari minggu yang seharusnya menjadi hari untuknya beristirahat. “Sudahlah, lagian kita juga akan mengerjakan tugas ataupun berkumpul di lab. Tidak ada juga istirahat” Kata Chery.  “Kamu tahu mengapa ada ritual ini?” Tanya Chery kepada Ohn.  “Setahuku, ini aku juga baru tahu, bahwa ritual ini dilakukan untuk meminta hujan. Awalnya begitu, tetapi sekarang, ritual ini dilakukan untuk mencari berkat.” Jelas Ohn. “Benarkah itu?” Kata Chery yang meragu tentang kebenaran itu.  “Upacara ini menggambarkan penyembahan dan permohonan berkat kepada yang maha kuasa. Pemilih seluruhnya di Bumi ini. Aku pernah mendengar cerita bahwa ada seorang raja yang tinggal di Bumi yang suci, ia melakukan perjalanan dengan keponakannya untuk mencari kegelapan. Mereka berupaya untuk menaklukkan kegelapan agar tidak lagi menelan Bumi terus menerus. Tetapi, bukannya berperang, mereka malah membuat sebuah perjanjian bahwa mereka tidak akan menyerang - maksudnya adalah si kegelapan, selama mereka melakukan ritual ini untuk mengingat perjanjian mereka sebelumnya.” Jelas Ohn. Ia menceritakannya seperti sedang menceritakan dongeng kepada anak-anak sehingga lebih gampang untuk membayangkannya.  “Sedikit masuk akal. Aku tidak tahu bahwa sekolah ini mempercayai urban legend seperti itu.” Kata Chery. “Kamu bisa berkata itu mitos, tetapi, jika itu memang benar? Bagaimana?” Kata Ohn. “Semenjak mengenal Wish aku tidak bisa menyangkal bahwa ada suatu hukum lain di Bumi ini.” Ucap Chery. Mereka pun sampai di depan pintu kepala sekolah. Mereka melihat Strong menyandar ke dinding sambil melihat ICE-nya. Ia tampak gagah sewaktu berdiri dengan tangan dan kaki yang berisi. Ia tampak seperti sedang berpose dalam sesi foto sebuah majalah.  Fredik Jins dan Asio berada di dekat bunga. Asio selalu menemani Fredik kemanapun ia pergi. Mungkin karena Fredik menutup matanya dan hanya mengandalkan ekolokasinya, sehingga Asio seperti menjadi kaca mata yang membantu mata yang minus bisa melihat. Junior berdiri di badan pintu dengan latar belakang tubuh ular Titanoboa yang besar. Ia melihat ke kanan kiri dan sedikit malu untuk menyapa. Di dadanya bisa terlihat kalung berbentuk salib. Ia sesekali memegangnya dan komat-kamit.  “Apakah dia sedang berdoa?” Kata Chery sewaktu melihat Junior. Tak jauh dari Junior, Max berdiri memegang snack di tangannya. Semua orang yang melihatnya pasti heran, bagaimana bisa dia selalu membawa snack di tangannya dan tak habis-habis. Galen Botet berdiri cukup jauh. Ia yang paling jauh berdiri dari ke sembilan orang itu. Ia hanya melihat ke bawah dan memainkan kuku-kukunya. Ia tampak tidak nyaman berada di lingkungan itu.  Chery berteriak keras. Tiba-tiba ia berteriak yang membuat semua orang terkejut bahkan Ohn yang berada di sampingnya. Ia tidak bisa tahu bahwa Chery akan melakukan hal itu. Tak ada kata memalukan baginya. Wajahnya yang cantik menghapus seluruh hal yang namanya keanehan.  “HORAS!” Teriak Chery keras menyapa. Ohn menganggukkan kepalanya. Ia tidak heran bahwa gadis kecil itu bisa berteriak se-lantang itu, karena teriakan itu sudah menjadi makanannya sewaktu berada di lab. Bahasa yang dipakai Chery adalah bahasa ibunya yang biasanya dipakai sebagai sapaan seperti kata ‘halo’. Beberapa ada yang tertawa, ada juga yang balik menyapa. Ohn dan Chery berdiri bersebelahan menyandar segaris lurus dengan Strong. Ia merasa sangat istimewa karena cuma dia satu-satunya wanita di kawanan itu. Ia tersenyum membayangkan reaksi para lelaki itu saat suara sapaannya sangat kuat. Yin Sin baru saja tiba dan melihat Chery bersandar di dinding bersama Ohn. Ia mendatanginya dengan mengayunkan tangannya tinggi-tinggi saat berjalan dan sesekali meloncat. Yin Sin dengan pakaian biksunya berwarna kopi gelap menyapa Chery.  “Kau memakai baju dengan warna berbeda kali ini. Biasanya kuning, tetapi sekarang berbeda,” kata Chery. Yin Sin tersenyum dan berkata, “Ada tiga warna untuk baju kami. Jadi tidak masalah untuk diganti sekali-kali. Itu akan membuat orang lain tidak bosan sewaktu melihatku.”  Yin Sin pun tersenyum lagi menutup ucapannya. Ia melihat ke arah Ohn dan menyapanya juga.  “Kita sudah lama tidak mendiskusikan teka-teki kemarin!” Kata Yin Sin dengan nada pelan dan mencondongkan wajahnya sedikit lebih dekat. Ohn bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang mereka bicarakan. “Apakah ada perkembangan?” Tanya Chery membalas dengan berbisik juga. Ohn memperhatikan saja. “Wait,” Ia pun pergi dengan cepat mengarah ke arah Max yang akan membuka snack nya. “Ini dia perkembangan itu.” Kata Yin. Max mengerutkan kening, “Kau menggangguku makan.” “Itu tidak akan membuatmu mati hanya karena menunda satu menit!” Ucap Yin Sin. “Aku tidak tahu kalau kalian dekat. Apa yang diketahuinya?” Tanya Chery serius. “Dia mengetahui kejadian yang sebenarnya tahun lalu, coba kamu ceritakan Max,” kata Yin Sin. “Apakah boleh?,” wajahnya ke arah Sin. Ia kemudian menunjuk Chery. “Kepadanya? Boleh?” dia melakukannya terus menerus hingga tiga kali. “Ya, kau bisa mengatakannya. Dia bisa dipercaya. Kecilkan suaramu!” Kata Sin. Max mulai menceritakannya. “Sebenarnya aku tahu dari kakakku - Mike bahwa tahun lalu ritual ini tidak dilakukan. Kak Mike seharusnya ikut dalam upacara itu tahun lalu tetapi tidak jadi karena dibatalkan oleh kepala sekolah.  “Dibatalkan kenapa?” Kata Chery.  “Seorang anak melewati jam malam saat upacara itu dilaksanakan.” Ucap Max. “Benarkah? Apa hubungannya?” Ucap Chery. “Setiap tahun kepala sekolah melakukan ritual ini untuk menambah umurnya. Ia akan memilih satu anak yang akan menjadi tumbal dalam upacara ini. Anak itu merupakan pilihan dari anak yang melakukan pertandingan hoki robot. Ia akan memilih itu dari anak yang bisa mengendalikan dengan baik robot pertandingan hoki.” Jelas Max lalu memasukkan keripik kentang itu ke dalam mulutnya. Ia sangat menghayati ketika melihatnya memasukkan kentang itu. “Apa hubungannya?” Ucap Chery. “Teka-teki itu adalah teka-teki dari si anak yang keluar malam itu. Seharusnya tahun lalu, yang menjadi tumbal adalah Will, tetapi tidak jadi karena kekacauan yang dilakukan olehnya. Ia keluar saat jam malam berbunyi. Menurut cerita yang beredar, bahwa saat jam malam asrama sudah dimulai, kabut tebal akan menyelimuti seluruh sekolah. Kabut itu berketinggian rata dua meter. Beberapa yang bilang, ada bayangan hitam yang mengikutinya dan bayangan itu akan merasukinya. Kamu tahu kan apa yang terjadi selanjutnya?” Chery dan Ohn membolangkan matanya, menelan air ludahnya dan menggelengkan kepalanya kepada Max.  “Dia akan dibawa ke dalam ruangan bawah tanah.” Ucap Max dengan wajah seram. “Benarkah?” Kata Ohn terkejut dengan yang didengarnya. “Benar, itu benar.” Kata Max. Ia kemudian melihat ke arah Yin Sin.  “Sudah bukan? Aku akan pergi.” Kata Max.  Junior curiga dengan ekspresi Chery dan Ohn. Ia berjalan melihat mereka, dan yakin bahwa Max sedang membual.  “Jangan percaya dengan apa yang dikatakannya!” Ucap Junior lalu pergi menjauh. Ia mencoba membuat mereka tidak mempercayai apa yang ia katakan. Max tertawa melihat tingkah Junior. “Apakah yang dikatakan olehnya itu benar?” Tanya Chery kepada Yin Sin. Wajahnya sekarang menatap setajam pisau.  “Ya, itu benar. Meski ia menceritakannya seperti tidak serius.” Jelas Sin. “Itu hanya cerita dari kakakku, Mike.” Kata Max. Ia tidak ingin dipersalahkan karena semua informasi itu tidak memiliki bukti. “Kemarin yang menang dalam pertandingan adalah kelompok Wish. Dia memilih acak kah ke enam orang itu?” Tanya Chery yang tidak memperbolehkannya pergi. Ia memegang lengannya erat. “Hanya ketua tim sepertinya. Aku juga tidak mengerti.” Kata Max. “Untunglah Wish bukan ketua Tim. Berarti Jay?” Ucap Chery yang matanya hampir keluar. Yin Sin kemudian mengendalikan pembicaraan.  “Aku mendengar juga - ini belum tentu benar - ini belum tentu benar, kalian bisa percaya atau tidak, bahwa setelah upacara ini, semua yang berkaitan dengan upacara ini tidak akan kita ingat lagi.” Ucap Yin Sin.  Untuk menenangkan pikiran mereka, Sin berkata, “Tenang saja, kepala sekolah tidak dapat menyakiti keturunan istimewa. Kita ini seperti kunci yang berfungsi untuk masuk ke dalam sebuah rumah. Bayangkan jika kunci itu dirusak?” Sin memberikan isyarat tangan. “Jadi apakah Will yang akan menjadi tumbal dalam acara ini?” Tanya Chery. “Seharusnya tidak jika murid itu masih hidup. Maksudku murid yang membuat upacara tahun lalu menjadi berantakan.” Kata Yin Sin “Apakah kita akan menyelamatkannya?” Tanya Chery. Ia hanya berupaya menggunakan daya nalarnya. Jika seseorang akan dipersembahkan dengan cara menjadikan dia tumbal, maka tepat saja untuk menyelamatkannya. “Semua yang sudah dikutuk tidak akan bisa sama lagi. Kita tidak bisa melakukan apapun untuk menyembuhkannya. Itu sudah digariskan. Meskipun kau membawa lari dia sampai mengelilingi dunia untuk mencari tempat persembunyian, tidak akan berhasil. ” Kata Max dengan lebih banyak keripik kentang di mulutnya. “Apakah ruangan itu masih ada?” Tanya Chery. “Abangku bilang itu memang benar-benar ada!” Angguk Max Tiba-tiba pintu kepala sekolah terbuka dan dia menunjukkan jalan ke hutan. Chery tidak bergerak. Ia tidak mengikuti sang kepala sekolah. Ohn mencoba menyadarkannya dan ia pun berjalan. “Ayoo!” tarik Ohn.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD