Bab 58 - Mr. Cat dan Team-nya

1343 Words
Mr. Cat tampak masih sibuk dengan Wish dan yang lainnya. Mereka mempersiapkan alat-alat untuk dipasang ke bagian tubuh mereka. Ia mencoba mengalihkan topik dan menganggap kekesalannya pada Max bukanlah hal yang serius. Mr. Cat membawa mereka melihat gambar hologram yang menunjukkan bagian-bagian area yang harus mereka tahu saat bermain. Sebenarnya waktu yang diberikan bagi para wali memperkenalkan permainan ini hanyalah saat ia ditunjuk menjadi pemain, dan saat pemain itu akan bertanding. Selebihnya mereka hanya belajar dari panduan yang diberikan di ICE mereka. Ini adalah ketentuan mutlak yang dibuat kepala sekolah. Dengan adanya peraturan ini, bukan hanya mengandalkan keberuntungan, tetapi juga agar melihat pemain tersebut berbakat atau tidak. Lapangan Hoki Es robot ini berbentuk persegi dan memiliki sudut yang tumpul di keempat sudutnya. Di sekeliling lapangan dibatasi oleh pagar kaca yang memisahkan pemain dengan penonton. Lapangan dibagi oleh garis merah di tengah, dan garis biru membagi tiga bagian lapangan. Garis-garis itu berfungsi untuk menilai apakah pemain offside atau tidak. Di dekat setiap ujung arena, ada garis gawang merah tipis yang membentang di atas es. Ini digunakan untuk menilai gol ataupun keadaan icing. Garis merah tipis di dekat gawang hingga garis biru pertama disebut zona pertahanan. Sedangkan darah garis biru ke biru disebut zona netral. Garis biru yang berada di zona lawan hingga garis merah tipis di dekat gawang, disebut daerah penyerangan. Ada lingkaran faceoff di sekitar pusat es dan titik faceoff zona akhir. Ada tanda pagar yang dilukis di atas es dekat titik-titik permukaan zona akhir. Lingkaran dan tanda pagar menunjukkan di mana pemain dapat memposisikan diri mereka selama pertandingan atau dalam permainan. Ada dua titik faceoff di masing-masing daerah pemain yang berwarna merah, dan ada satu lingkaran faceoff biru di tengah lapangan. “Agar bisa menang kita membutuhkan taktik. Sebuah jebakan,” Mata Mr. Cat melotot “Bapak sudah jelaskan kepada masing-masing kepada kalian beberapa hari yang lalu tentang permainan ini. Bapak harap kalian sudah mengerti tentang dasar pemahaman formasi dalam pertandingan. Kita akan gunakan taktik jebakan dengan formasi satu tiga satu.” Kata Mr. Cat. Keringatnya bercucuran deras karena cepatnya dia berbicara. Memang bagi tim itu tak masalah berbicara dengan cepat. Mereka bisa mengingat apa yang ia katakan dengan cepat, asal Mr. Cat konsisten dengan pelafalan yang jelas. Tetapi, bagi Mr. Cat, menjelaskan dengan cepat menguras banyak energinya. “Ya Pak!” Ucap Wish dan dilanjutkan dengan yang lainnya. Mr. Cat masih melanjutkan, “Di akhir-akhir pertandingan, kita akan pakai trap. Namanya trap zona netral. Ini adalah strategi pertahanan yang digunakan untuk mencegah tim lawan melewati apa yang disebut "zona netral" yang merupakan area di antara garis biru. Lihatlah,” tunjuk Mr. Cat ke sebuah gambar di depannya. Ia memainkan jarinya ke kanan dan kiri memastikan agar mereka mengerti dengan keterangan itu. “Pastikan agar lawan terintimidasi dengan strategi kita dan memaksanya untuk mengoper puck. Ketika puck tidak mereka kuasai lagi, ambil paksa dan masukkan ke gawang mereka. Ini adalah tugas dari Ray. Kamu,” tunjuk Mr. Cat dengan tatapan tajam. “Akan ada empat pemain di zona netral dan pemain bagian depan - itu bagian kamu Wish,” tunjuk Mr. Cat lagi. “Kamu mencoba memotong jalur yang lewat ke pemain penyerang lainnya dengan tetap berada di tengah es. Kamu harus memaksa pembawa Puck ke sideboard.” Kata Mr. Cat. “Bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan alat ini!” Keluh Star.  “Kau benar. Kita hanya perlu bermain dengan baik.” Kata Max yang meletakkan Cheetos nya di meja sebelahnya.  “Dah harus menang,” sambung Mr. Cat. “Kenapa aku harus dipilih.” Ucap Junior. Mr. Cat mempersilahkan mereka masuk ke dalam jeruji besi besar yang lebih mirip seperti kandang besar. Mereka berjalan perlahan seraya pemain lain masuk bersama guru tingkat mereka. Pelayan-pelayan mulai memasangkan alat-alat di kepala, tangan dan juga kaki mereka. Max dengan tubuh besarnya masuk ke dalam jeruji dan akan dipakaikan helm pendeteksi aktivitas otak. Mr. Cat memandang Max kesal. Ini kedua kalinya ia menjadi kesal kepada Max, karena kebanyakan alat-alat yang dipasang untuk Max terlalu sempit dan harus melakukan pemaksaan. Ini memang bukan pertama kali bagi Mr. Cat. Sebelumnya saat ia menjelaskan peraturan dan ia terpilih sebagai pemain di tim, mereka sempat mengalami hal yang serupa. Tetapi perbedaannya, kali ini alat yang dipasang lebih banyak dibanding alat saat ia memperkenalkan olahraga ini pertama kali. "Sakit," Ucap Max. Dalam hati Mr. Cat senang, karena alat itu langsung melumpuhkan tubuhnya sehingga ia tidak terlalu banyak terdengar meraung. Saat mereka masih sadar, Mr. Slurp dengan gaya nya yang aneh masuk ke dalam ruangan. Untuk pertandingan pertama, mereka akan bertanding dengan tim Mr. Cat. Ia berjalan asal menyeret-nyeret sepatunya dengan bibir mengkerut. Karena ia tidak mengajar, ia memakai kacamata putih dengan bingkai hitam tebal dan besar. Dengan jas garis-gari dan pas di badan, kali ini ia sepertinya ingin menyombongkan diri, ia berjalan dengan tim yang berada di depannya. Ia menyentuh pundak Mr. Cat. “Aku berharap keberuntungan di pihakmu Cat.” Ucapnya. Ia melanjutkan langkahnya dengan angkuh karena ia berhasil membentuk tim yang bukan hanya sekedar tahu tentang permainan, tetapi juga pernah berlatih sendiri memainkannya, bukannya seperti Mr. Cat yang bercerita sewaktu di dalam ruangan para guru, bahwa ia hanya memilih murid-muridnya berdasarkan benda keramat yang ia sebut wheel of fortune. Tentu guru-guru yang lain tertawa tentang hal itu. Max berkata pelan, “Pantesan ia sangat panik melihat timnya.”  *** Chery dan Ohn duduk melihat betapa ributnya sorakan-sorakan dari murid-murid yang lain. Tak henti-hentinya mereka bersorak padahal permainan belum dimulai. Mool yang berjalan tak jauh dari mereka sedang mencari tempat duduk. Ia melambai kepada Chery dan duduk di sebelahnya. Di tangan Mool terdapat minuman dan juga cemilan yang terbuat dari tepung beras. Ia memberi salam kepada Panom dan Ohn lalu memberikan sedikit cemilannya kepada mereka. “Ini enak.” Ucap Ohn. “Terima kasih. Ibuku yang membuat.” Kata Mool tersipu malu. “Aku tidak melihat makanan ini dijual di kantin.” Kata Chery. “Ini hanya dikhususkan untuk keluarga saja. Makanan ini hanya seperti multivitamin saja bagi tubuh. Lagian, bahan-bahan untuk membuat makanan ini sangat susah didapat.” Kata Moon menjelaskan panjang lebar. Chery hanya mengangguk dan beberapa kali terganggu dengan teriakan laki-laki di belakang mereka. “Aku tidak mengerti apa yang mereka teriakan.” Kata Chery. Sebuah bagan pertandingan terlihat jelas di layar besar di atas lapangan. Di layar itu ditunjukkan bagan mengenai tim-tim yang akan bertanding. Delapan tingkat dan jurusan disusun vertikal. Tertuliskan kode, Tingkat 1-A , memaksudkan tingkat pertama jurusan alamiah akan bertanding dengan Tingkat 3-A. Sedangkan Tingkat 1-S, yaitu tingkat sosial, akan bertanding melawan, Tingkat 2-S. Tingkat ketiga sosial akan bertanding dengan Tingkat 1 ilmu budaya. Disingkat, Tingkat 1-B. Tingkat 2-B akan bertanding dengan tingkat 3-B. “Sistem eliminasi.” Kata Chery. “Benar. Yang kalah tidak dapat mengikuti babak pertandingan selanjutnya dan yang menang akan melawan yang menang. Peserta yang kalah langsung keluar dari turnamen sehingga dalam putaran selanjutnya tidak berhak lagi mengikuti pertandingan.” Ucap Mool. “Tetapi, aku tidak melihat adanya tingkat 2 alamiah.” Kata Chery mencoba memastikan kembali. “Mereka akan bertanding dalam grand final. Pemenang dalam babak penyisihan ini akan bertanding dengan pemilik juara hoki tahun lalu.” Jelas Mool. Ia tersenyum menjelaskannya. Ia merasa banyak tahu di banting pria-pria di sekitarnya bahkan termasuk Chery. “Oh begitu.” Chery kemudian merasa risih lagi karena teriakan-teriakan yang keras dari pria-pria di belakangnya. “Kau akan menjadi seperti itu ketika sudah menyaksikan betapa serunya pertandingan ini.” Kata Mool. Senyumannya sangat tulus terlihat. “Benarkah?” Chery meragukan kata-kata itu. “Apa maksud mereka? Mereka memberikan julukan yang aneh. Setan trik?” “Itu memaksudkan Will. Dia adalah murid yang paling berbakat di bidang ini dan tahun ini walinya mengizinkan Will untuk bertanding memperebutkan kemenangan lagi. Di tahun pertama ia terpilih masuk dalam tim. Ia memenangkan pertandingan dalam waktu yang singkat dibanding pemain-pemain yang bertanding saat itu. Ia juga ahli dalam mengaplikasikan jebakan kepada lawan dan juga mampu membuat strategi yang tidak tertebak. Meski dalam tahun ini ia tidak bisa menjadi kapten, karena tahun lalu ia mendapatkan juara, tetap saja kemenangan mereka tergantung dari strategi Will.” Kata Mool.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD