Bab 48 - Memecahkan Teka-teki Mool

1256 Words
Chery berjalan ke arah taman telur. Taman itu adalah taman yang sering dipakai para murid untuk belajar. Kursi dan meja yang berbentuk telur membuat murid-murid nyaman untuk membaca. Belum lagi tumbuh-tumbuhan yang ditata membentuk lingkaran membuat taman itu sangat indah dipandang. Rasa bosan yang ditimbulkan karena kebanyakan belajar bisa hilang ketika melihat pemandangan yang asri itu. Mereka membuat sekat-sekat dan jarak yang cukup agar membantu seseorang dapat berkonsentrasi dari tempat duduk yang satu dengan yang lain.   Ia sengaja cepat datang ke taman itu untuk menemui Yin Sin untuk mendengar-kan apa yang hendak dikatakan semalam. Mereka sudah berjanji untuk berjumpa kembali membahas teka-teki yang diberikan Mool, anak ibu kantin.    Chery melihat Yin Sin telah sampai terlebih dahulu. Ia sepertinya sudah lama duduk di bangku berbentuk telur itu. Wajah Sin tersenyum lalu melambai kepada Chery. Sesampainya di dekat Sin, Chery berharap pembicaraan ini itu akan berguna.    “Aku akan mengatakannya dengan cepat!” Ucap Sin dengan gembira melihat Chery datang tepat waktu. Chery pun duduk di sebelahnya. Wajah Chery melotot melihatnya sangat heran.   “Apa yang ingin kau katakan?” Kata Chery.   “Teka-teki yang kau berikan kemarin itu, aku tahu cara membacanya!” Ucapnya sangat senang.   “Benarkah? Apa yang dimaksud dari teka-teki itu? Aku heran, bagaimana angka-angka itu bisa menjadi huruf?” Kata Chery. Ia benar-benar ingin jawaban dari teka-teki itu.   Sin mengambil ICE-nya dengan mode pena dan menuliskan angka teka-teki itu. “55337177773355063366999336228866999444552660344420344402212924408266244”   Chery melihat mata Sin dengan serius lalu beralih kepada angka-angka di depannya.    “Aku sudah hapal,” ucap Sin melihat Chery.    Sekarang giliran Sin yang menatap tajam Chery seperti ingin melahap-nya. Wajah Sin sangatlah manis. Dengan kepala botaknya, ia akan seperti wanita jika dipakaikan Wig. Karena itu Chery berkata, “Aku tak tahu kalau kau memiliki mata yang bagus dan alis yang lentik. Sekali-sekali aku bisa mencoba warna untuk make up ku dengan tone wajah putihmu.” Chery tersenyum membayangkan apa yang akan ia lakukan kepada Sin.    Sin dengan tenang berkata, “Kita akan bahas itu nanti. Lebih baik kita berfokus pada ini dulu.”    Wajahnya lebih serius karena yang akan ia beritahu ini adalah sesuatu yang sangat rahasia. “Aku mengetahui cara pembacaan ini dari temanku. Seseorang pernah membuat kode seperti ini untuk mengirimkan rahasia kepada yang lain. Tahun lalu katanya ia menghilang tanpa seorangpun yang tahu. Tetapi, ternyata hanya dia yang ingat tentang itu. Aku tidak tahu itu siapa. Itu hanya cerita yang tidak berdasar.” Kata Sin.   “Sekarang kau percaya ada yang aneh dengan sekolah ini?” Tanya Chery. Wajahnya semakin mendekat kepada Sin. Wajah Sin pun memerah. “Kau terlalu dekat,” ucapnya.   “Sekarang lebih baik,” ucapnya melihat wajah Chery tidak sedekat tadi. “Maaf,” ucap Chery. “Aku tidak menganggap seperti itu. Tapi, bukan berarti tidak mungkin saja.” Ucap Sin dengan datar. Chery kemudian menunggu Sin melanjutkan penjelasannya. “Yang memakai kode-kode ini adalah siswa-siswa yang memiliki rahasia dan tidak bisa mengungkapkannya melalui kata-kata. Rahasia!” Ucap Sin sambil menggoyang-goyangkan tangannya ke wajah Chery.   “Jadi bagaimana caranya?” Kata Chery dengan penasaran.   “Setiap angka dibagi ke dalam huruf-huruf abjad yang disusun berurutan. Tetapi untuk angka 1 dan 0 berbeda. Angka satu dan nol menunjukkan pemisahan. Angka satu memisahkan huruf di dalam kata, sedangkan angka 0 memisahkan kata per kata.” Terang Sin. Wajah Chery terlihat kebingungan.    Karena tidak ingin menunggu lama, Sin langsung mempraktekkannya. Pertama sekali ia mengurutkan ke 26 huruf abjad lalu membagi huruf-huruf itu menjadi 3 sesuai urutan. Di urutan keenam dan kesembilan, ia membagi menjadi empat huruf dan selebihnya diurutkan menjadi tiga huruf. Selanjutnya, ia menuliskan angka 2 sampai 9 secara berurutan sesuai dengan yang ia bagi tadi.    Ia menatap Chery dan berkata, “Lihatlah susunan angka-angka itu. 553371. Dari urutan tadi angka 5 menunjuk ke abjad J,K,L. Dan lihatlah, angka 5 nya ada 2, berarti menunjuk ke abjad ke 2. Berarti huruf pertama yang kita tahu adalah K. Selanjutnya, angka 3. Angka 3 di kumpulan teka-teki awal itu ada 2. Angka 3 menunjukkan ke huruf, D, E, dan F. Karena ada 2 kali, berarti huruf E. karena angka 7 cuma 1 berarti huruf awal di pembagian angka 7, yaitu P. “ Jelas Sin.    “Bagaimana dengan angka 1?” Tanya Chery.   “Setelah angka 1 itu ada angka 7 - 4 kali. Fungsi angka 1 untuk memisahkan angka yang sama di satu kata. Karena angka selanjutnya adalah 7 dan itu ada 4x, maka huruf yang dimaksud adalah S. Sedangkan angka 0 untuk memisahkan kata yang satu dengan yang lainnya. Coba kita lanjutkan lagi.” Kata Sin. Ia mulai mengartikannya satu persatu dari teka-teki itu.    Chery melihatnya dengan sangat serius. Dimulai dari kata K-E-P-S-E-K.    “Kepsek?” Kata Chery semakin mengerti yang dimaksud Sin. “Maksudnya kepala sekolah?” Tanyanya lagi. Sin terlihat sangat serius dan tetap melanjutkan menerjemahkan angka-angka itu.   “KEPSEK MENYEMBUNYIKAN DIA DI BAWAH TANAH” Ucap Sin dengan mata melotot.   “Apakah sebelumnya kau tidak menerjemahkannya di asrama?” Tanya Chery yang melihat Sin terkejut seperti tidak mengetahui apa-apa. “Belum, aku ingin melihatnya bersama-sama dengan mu.” Kata Sin. Setelah mengetahui secara lengkap apa yang ada di balik angka-angka itu, Sin menjadi pendiam.   “Kepsek maksudnya kepala sekolah kita menyembunyikan siswa yang hilang itu?” Kata Chery memberikan spekulasi. Ia sedikit tidak percaya bahwa kepala sekolah mereka bisa jadi penjahat.   “Itu tidak mungkin. Kita hanya harus tahu dari mana asal teka-teki ini. Dari mana kau mendapatkannya?” Kata Sin.   “Dari Mool, dia anak dari ibu kantin kita.” Jawabnya.   “Ini akan menarik.” kata Sin   “Kita bisa menyelidikinya. Bagaimana jika kita mencari ruang bawah tanah yang dimaksud?” Tantang Sin. Ia penasaran ingin membuktikan apakah teka-teki itu benar adanya.   “Kita tidak bisa pergi sembarangan. Kau tahukan peraturan sekolah?” Kata Chery. Mereka akan dalam bahaya jika sampai ketahuan.    “Kita harus mencari cara lain.” Kata Sin. Kemudian ia menjentikkan jari. “Aku ingat, keturunan istimewa lain ada yang membuat kamera yang bisa tembus pandang. Aku ingat dia, Fredik Jins Kish. Mungkin kita bisa memakai alatnya nanti.” Ucap Sin dengan gembira. Yang dimaksud Sin adalah Proyek Sekolah salah satu keturunan istimewa lain, yaitu Fredik Jins Kish. Proyeknya adalah tentang mata elektronik yang bisa menembus benda apapun dengan mengatur jarak ketajaman. Dengan alat ini, akan memudahkan mereka untuk mencari ruang bawah tanah yang dimaksud teka-teki itu.   “Itu akan sangat lama sepertinya. Proyek itu baru dimulai kan.” Kata Chery dengan mengerutkan pipinya.   Tiba-tiba suara seseorang sedang bertengkar terdengar saat mereka sedang berbicara. Chery merasa bahwa ia mengenal suara itu. Ia membalikkan badannya dan melihat Ohn dan Panom sedang berbicara.   “Apa yang mereka lakukan?” Tanya Chery ke arah Sin. “Apa yang mereka lakukan di semak-semak itu?” Kata Sin dan mereka mendekat.   “Apa yang kalian lakukan di semak-semak ini?” Kata Chery.   Karena tidak ada tanggapan, Chery berkata lagi,  “Apa yang terjadi? mengapa panom terlihat sangat marah?”    Ia melihat buku yang dipegang Ohn dan bertanya, “Buku apa itu?”   Mereka lebih terlihat seperti sepasang kekasih dibanding seorang teman.    Ohn pun mengejar Panom dengan buru-buru tanpa memberikan penjelasan sedikitpun kepada Chery.   “Mereka lagi ada masalah.” Kata Sin. Kemudian jam nya bergetar menandakan waktu kelasnya yang sebentar lagi akan dimulai.    “Kita harus segera masuk ke dalam kelas.” Kata Sin. Chery yang melihat jam juga terlihat terkejut. Mereka dengan cepat berjalan ke gedung Ilmu Budaya.   Sebelum berpisah, Sin berkata, “Kita terlebih dahulu sebaiknya menemui Mool.”    “Baiklah, kita akan atur nanti.” Kata Chery dan pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD